Chereads / Bad Love Story / Chapter 3 - Eps. 3

Chapter 3 - Eps. 3

Keesokan harinya ...

Saat aku disekolah muncul gosip tentang aku dan Aldy. Satu kelas bahkan tau bahwa aku dekat dengan Aldy, mereka mengatakan bahwa aku dan Aldy telah jadian.

"kamu beneran pacaran sama Aldy?",

"serius?",

"astaga Sha kok bisa sih?"

Rahma, Dini, bahkan Rosi menyerangku dengan pertanyaan yang mereka lontarkan padaku. 'apa maksud mereka? Apa mereka gila percaya dengan gosip tersebut?' pikiranku yang mulai penuh dengan pertanyaan mereka pun akhirnya meledak begitu saja.

"siapa yang mengatakan itu? apa kalian sudah gila percaya dengan gosip seperti itu?", kata-kata itu aku lontarkan dengan geram kepada mereka.

Entah kenapa aku tidak bisa menahan emosiku yang meledak-ledak ini, 'bagaimana mungkin dikatakan jadian? Bahkan aku saja tidak ada perasaan apapun pada Aldy'. Aku menjelaskan pada Rosi, Dini, dan Rahma apa yang sebenarnya terjadi pada aku dan Aldy serta mengenai hubungan kami yang sebenarnya.

"Maaf Sha, harusnya kami percaya padamu"

"Iya ini semua gara-gara si Okta itu, dia bilang ke anak kelas kalau kamu  jadian dengan Aldy", kata Rosi.

'Apa sebenarnya tujuan dia mengatakan hal yang bahkan tidak pasti faktanya? Apa Aldy yang mengatakan hal ini?', mendengar fakta itu dari Rosi rasanya aku ingin melabraknya saat ini juga. 'Astaga ini bahkan sudah tidak beres', dan aku pun memutuskan untuk menemuinya saat jam istirahat.

"Okta maaf, tapi apa maksudmu menyebarkan gosip tentang aku yang jadian dengan Aldy?",

"Haha... ya memang aku yang bilang dan Aldy pun bilang begitu",

katanya sambil menyunggingkan senyumnya itu.

"Apa? Apa dia gila bilang begitu, aku bahkan tidak ada perasaan apapun dengan dia.. Ahh WTF!", aku langsung meninggalkan Okta yang saat itu kebingungan melihatku.

Aku menjelaskan pada teman-teman kelas yang selalu bertanya padaku setiap kali mereka menuju bangkuku, 'astaga kenapa jadi panjang begini sih masalahnya? Aldy benar-benar pembawa masalah', sesampainya dirumah aku langsung menyalakan ponselku dengan geram.

"PING!"

"PING!"

"PING!",

'Wah kebetulan sekali dia muncul di waktu yang tepat sekali, dasar cecunguk sialan'. Tanpa basa-basi aku langsung membalas pesan tersebut,

"heh apa maksud kamu bilang ke Okta bahwa kita pacaran?",

"ah.. apa kita tidak pacaran?", balasnya

'oh astaga.. apa dia gila?', aku pun langsung melontarkan banyak pertanyaan dan pernyataanku padanya.

"sekali bertemu dan menurutmu kita pacaran? Apa kamu tau arti pacaran? Jika kamu tidak tahu maka akan aku jelaskan",

"hubungan dikatakan pacaran apabila kedua belah pihak saling menyukai, dan salah satu dari mereka menyatakan pernyataan cintanya lalu pihak lain menjawab 'YA', barulah mereka dikatakan pacaran",

"apa kamu melakukan itu? apa kamu bahkan mendengar aku mengatakan 'YA' padamu? Bahkan kamu tidak melakukan apapun dan bagaimana bisa sekali bertemu dan kamu menyatakan bahwa kita JADIAN hah?",

'Ya bagus sha, good girl!' dengan begini dia akan tau betapa tidak sukanya aku dengan kelakuannya itu. 'mengetik....', status dikontaknya mengatakan bahwa dia sedang mengetik. 'apa aku terlalu keterlaluan? Tidak itu sudah pas sekali',

saat aku sedang memikirkan apa yang barusan aku kirim kepada Aldy. Notifikasi pun muncul...

"maaf jika aku keterlaluan, jadi apa kamu mau jadi pacarku?",

'wah benar-benar keterlaluan, nggak ada rasa bersalahnya sama sekali dong'.

Entah kenapa melihat responnya itu hatiku rasanya sakit sekali, bukan bahagia melainkan sakit. Rasanya aku ingin memakinya habis-habisan, tapi aku kasihan melihat dia yang seperti itu.

Aku merasa bersalah sekali karena telah mengatakan kata-kata kasar seperti itu, 'oh astaga hati dan pikiranku rasanya nggak sehati banget sih hari ini, tolonglah jangan kasihan plissssss...' pikiran dan hatiku campur aduk rasanya.

Pikiranku menginginkan dia untuk mengerti, tapi hatiku tidak tega karena telah menegur dia seperti itu.

"apa? Apa kamu tidak ada niatan untuk menjelaskan pada Okta bahwa kita tidak pacaran? Aku heran kenapa kamu bisa menyimpulkan hal seperti itu Al, dan sekarang kamu menyatakan perasaan setelah kamu menyebarkan gosip itu?",

Geram sekali rasanya hingga jariku rasanya tidak ingin berhenti untuk menegurnya. Aku heran, dengan paras yang lumayan aku bahkan berpikir mungkin sifatnya sebaik parasnya. Tapi kenyataan seakan menamparku dengan kerasnya hingga aku dibuat sadar bahwa 'sebaik apapun sampul, tidak menjamin isinya bakal menarik'.

"Marsha, jujur aku menyukaimu..sangat suka. Aku tau kalau apa yang aku lakukan telah membuat kamu tersinggung, tapi bukankah kamu juga menyukaiku? Mangkannya aku bilang seperti itu pada temanmu karena dia pun ingin tau", balasnya.

"WTF man! Kenapa kamu menyimpulkan bahwa aku juga menyukaimu? Aku hanya membalas pesan dengan perasaan netral, yang artinya aku bahkan belum menyukai atau mungkin tidak memiliki perasaan terhadapmu",

'Ah.. rasanya aku mulai meledak-ledak dan ingin melampiaskan semua kekesalanku pada dia'. Aku ingin bertemu dan meluruskan semua ini, meski ini hanya gosip tapi aku tidak suka karena tidak ada fakta jika aku menjalin hubungan dengannya.

"baiklah jika kamu tidak ingin jadi pacarku, terima kasih waktunya"

'Astaga apa-apaan sikapnya itu, keterlaluan sekali! Memangnya aku dapat kontaknya darimana sih?', aku mulai berpikir darimana aku mendapatkan kontaknya itu.

Sambil mandi aku memikirkan darimana kontak Aldy aku temukan, apa Rahma? Atau Dini? Atau mungkin Rosi? Bahkan bisa saja yang lain kan?. Setelah selesai membersihkan diri dan beribadah, aku pun menuju ruang makan yang disana ada nenekku, adik, dan kakak laki-lakiku.

"hei ngapain bengong seperti itu?", kakakku pun bertanya.

"ah.. tidak apa-apa bang, abang jangan pedulikan aku", sahutku padanya.

Sebenarnya aku ingin menceritakan apa yang terjadi beberapa hari ini ke kakakku, tapi menurutku itu tidak cukup dewasa jika melibatkan orang terdekatku apalagi kakakku ini sangat pemarah jika ada hal sensitif yang dialami adiknya.

Setelah selesai makan malam, aku langsung bergegas ke kamar dan meninggalkan meja makan begitu saja. Entah apa yang kakakku pikirkan tentangku bahkan aku yakin mungkin saja dia bingung sekarang, mungkin dia sedang bertanya-tanya ada apa dengan diriku.

'TING!'

'ah ada pesan', dan pesan tersebut dari grup yang aku buat dengan teman-temanku.

Dini : "hei sudah lihat statusnya Aldy hari ini?"

Rahma: "wah iya benar-benar gila ya dia"

Rosi : "cewek barunya? Gila sumpah!"

Cewek barunya Aldy? Langsung aku buka status yang muncul diberandaku.

'Aldy new post', tertulis dan terpampang nama serta foto perempuan itu di postnya. 'Benar-benar playboy, stoknya banyak juga' hanya kata itu saja yang aku pikirkan tentangnya, lalu digrup...

Rosi : "hei Sha, keluar woy"

Dini : "iya mana sih ini anak, astaga"

Rahma : "iya mana sih cuma dibaca aja nih ghibahan kita, eh tapi aku bersyukur banget Marsha benar-benar tidak ada hubungan dengan playboy itu".

Aku hanya membaca chat mereka dan langsung tidur lebih awal, ahh.. rasanya hari ini melelahkan sekali. Capek hati, pikiran bahkan tubuh, rasanya ingin liburan untuk merefresh pikiran yang tidak karuan ini.

'KRINGGGGGGGG!!!!!!!'

Bel ponselku berbunyi, 'ah subuh toh' ternyata aku menyetel alarm pukul 04.00 pagi. Aku langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap untuk sholat subuh berjamaah, setelah selesai sholat aku menyiapkan apa yang akan aku bawa untuk pelajaran hari ini disekolah.

'TING'

'astaga siapa pagi-pagi begini? Aldy? '

" selamat pagi, bangun dan jangan lupa ke sekolah ya.."

'What? Apa dia salah kirim?', aku hanya membacanya saja. Dia kira aku akan luluh hanya dengan ucapan selamat paginya? Go to hell man! Ah padahal masih pagi, buat mood orang jelek saja.

"Marsha sudah siap?" suara kakakku itu langsung membuyarkan lamunanku.

"i'm ready man!"

Langsung aku meng-Offkan ponsel dan menyimpannya di laci belajarku dan bergegas berangkat ke sekolah dengan motorku dan dibarengi kakakku yang mengantar adikku juga.

Sesampainya disana aku langsung duduk dibangkuku, dan mulailah ketiga manusia kepo itu bertanya.

"Sha kamu nggak kenapa-napa kan?", Dini pun mengawalinya dengan menanyakan keadaanku.

"iya, bagaimana perasaanmu setelah dicampakkan Aldy?", Rahma benar-benar teman lucnut!.

"Rahma kenapa ngomong gitu sih?", memang Rosi paling mengerti.

Ya harusnya aku percaya mereka sebelum gosip ini dimulai, rumor yang dikatakan teman sekelasku benar-benar fakta jelas bahwa Aldy memang playboy. 'Astaga benar-benar menyedihkan bisa dekat dengan laki-laki macam dia',

'Teng...teng...teng'

Bel tanda istirahat pun berbunyi, lega rasanya mendengar bel itu berbunyi tepat waktu. Aku dan teman-temanku langsung menuju kantin dan membeli snack disana, karena takut bel masuk berbunyi kami pun memutuskan untuk istirahat dikelas sambil memakan snack yang telah kami beli.

"Wah Aldy punya pacar baru tuh Sha", suara Okta langsung membuat moodku hancur.

"Astaga penyebar gosip langsung tau ya, benar-benar update sekali sebagai informan yang baik",

langsung saja aku lontarkan sindiran itu agar dia sadar sedang berurusan dengan siapa.

Okta memang tidak disukai anak kelas karena kelakuannya yang suka menyebarkan gosip, dia memang bisa disebut wartawan.

Dengan pendekatan secara mulus yang dilakukannya pada mangsanya membuatku waspada akan dia yang punya motif tidak baik terhadap setiap mangsa yang dia dekati, gosip baru adalah makanan dia sehari-hari dengan dibumbui sedikit oleh mulutnya itu dan membuat cerita yang dia sampaikan membuat orang makin ingin tau.

'kenapa harus ada orang seperti Okta sih dikelas ini? Menyebalkan sekali'.

Setelah aku lontarkan sindiranku, raut wajahnya seakan berubah 180 derajat. Dengan tanpa berkata apapun dia langsung saja beranjak pergi, rasanya lega sekali bisa membalas perlakuannya itu.