Chereads / Waiters Fall in Love Muslimah Version / Chapter 22 - Wedding Conceps

Chapter 22 - Wedding Conceps

Revan dan Lala menemui WO, untuk membicarakan konsep pernikahan mereka mau dibuat seperti apa.

"Selamat siang mbak Tania," sapa Revan 

"Selamat siang juga Pak Revan," sapa Tania kembali 

"Bagaimana kabarnya?," tanya Tania 

"Alhamdulillah baik, lama tidak bertemu," jawab Revan

"Iya kebetulan saya sedang sibuk dengan konsep pernikahan kakak saya dengan kak Nina," ucap Tania panjang lebar 

"Oh...jadi mbak Tania ini adiknya Ari," sambung Lala

"Iya La oh iya aku sampe lupa kenalin kamu sama dia," ucap Revan

"Wah...ini toh calon pengantin wanitanya Pak Revan," ucap Tania 

"Iya kenalin ini Lala," ucap Revan yang memperkenalkan Lala pada Tania

"Saya Tania adiknya kak Ari sekaligus CEO WO ini," ucap Tania ramah sembari mengulurkan tangannya ke Lala dan Lala pun menyambutnya hangat

"Seneng deh bisa kenal sama Tania," ucap Lala sambil tersenyum

"Saya juga senang bisa ketemu sama mbak Lala," ucap Tania 

"Salut yah sama kamu, masih muda udah punya WO sendiri," gumam Lala

"Jangan berlebihan mbak, saya ga sendiri kok...saya buat WO ini sama  beberapa temen kuliah saya," ucap Tania 

"Tapi jarang loh wanita semuda kamu bisa diriin WO sendiri," sambung Revan 

"Aduh...lama-lama saya terbang nih gara-gara dipuji terus sama kalian berdua," ucap Tania sambil tertawa

"Oh iya btw konsep pernikahannya Ari sama Nina kayak gimana?," tanya Revan 

"Mereka sih requestnya outdoor terus dibikin sesimple mungkin," ucap Tania menjelaskan

"Wah...kalo kayak gitu sama dong, kita juga ga mau yang ribet-ribet pake adat-adat segala," ucap Revan 

"Kalo gitu dibarengin aja bisa ga?," tanya Lala

"Bisa saja tapi tergantung sama Kak Ari dan Kak Nina," ucap Tania 

"Yahudah coba La telpon Nina ato Ari suruh kesini gabung," ucap Revan 

Lala pun bergegas menelepon Nina mengeluarkan ponsel dari tasnya dan menggeser gambar telpon berwarna hijau ke kanan.

"Assalamualaikum Nin," ucap Lala

"Waalaikumsalam La ada apa?," jawab Nina 

"Lu bisa ke cafe biasa ga bareng Ari sekarang?," tanya Lala

"Bisa sih...emang ada apaan gitu?," jawab Nina 

"Gw mau ngomongin konsep pernikahan sama lu dan Ari," ucap Lala 

"Kan kita beda WO La," ucap Nina 

"Siapa bilang? Orang WO kita sama adik Ari CEOnya kan," ucap Lala 

"Kok sama sih, bisa kebetulan gitu yah," ucap Nina 

"Gw juga baru tau tadi dari Revan," ucap Lala

"Yaudah gw otw kesono deh sama Ari sekarang yah," ucap Nina 

"Oke gw tunggu, Assalamualaikum, ucap Lala sambil menutup telponnya

"Waalaikumsalam," jawab Nina 

Ari dan Nina pun pergi menyusul Revan dan Lala juga Tania di cafe biasa menggunakan mobil BMW milik Ari melesat meninggalkan kosan Nina.

"Woi bro sorry lama nunggu nih," sapa Ari 

"Gapapa Ri namanya juga Jakarta," ucap Revan 

"Hai calon kakak iparku," sapa Tania

"Hai juga calon adik iparku, sapa Nina lagi 

"Langsung aja nih udah kelamaan disini," ucap Revan 

"Ini loh kak Ari kata mereka gimana kalo acara pernikahannya dibarengin soalnya konsepnya sama," ucap Tania panjang lebar 

"Gw sih ga ada masalah gimana Nina aja," ucap Ari melirik ke arah Nina 

"Aku wih setuju kayaknya belum ada nikah barengan gitu," ucap Nina 

"Oke fix berarti dibarengin yah acara pernikahannya," ucap Tania 

"Paling dibedain baju pengantinnya aja sama undangannya," ucap Revan 

"Akh si Revan mah biar dapet gratisan kan secara WOnya punya adik gw," ucap Ari asal

"Ye...enak aja lu ngomong, gw mah ikut saran dari Lala kali mau acara pernikahannya sendiri juga sanggup," ucap Revan 

"Udah ikh...kalian tuh kayak anal kecil aja deh berdebat terus," ucap Nina 

"Iya nih kan yang penting acaranya lancar ga ada hambatan," ucap Lala 

"Biasa kok Kak mereka mah suka bercanda berlebihan gitu," ucap Tania tertawa

"Santai aja kali mbak-mbak bro, kita kalo diem tuh ga asyik ya ga Van," ucap Ari sembari memainkan alisnya 

"Iyalah kita udah sahabatan lama kali," ucap Revan

"Kalian jago acting banget yah...kenapa ga jadi aktor aja sekalian," ucap Nina ketus

"Maunya sih gitu...tapi ntar banyak fansnya kan secara kita berdua ganteng," ucap Ari bangga 

"Ieuw...PD banget sih jadi orang pengen muntah deh," ucap Lala

"Ga boleh gitu La, gini-gini aku calon suami kamu loh," ucap Revan 

"Bener tuh kata Revan...aku juga calon imam kamu loh Nin," sambung Ari 

"Ikh...bikin kesel!!! Kalian berdua tuh sebelas, dua belas sama-sama tengil...," teriak Lala dan Nina bersamaan

Kedua gadis itu pun pergi tanpa berpamitan dengan amarah yang memuncak di ubun-ubun.

"Ga dimana-mana yah calon pengantin pasti berantem, kalo menjelang hari pernikahannya," ucap Tania yang tertawa lepas

"Bisa diem ga!!!," teriak kedua pria yang bernasib sama ditinggal calon istri mereka masing-masing

"Ups...sorry, ga ikut-ikutan," ucap Tania sembari menunduk dan diam-diam melarikan diri secepat mungkin dari dua orang yang seperti ingin menerkamnya hidup-hidup karena mentertawakan mereka.

"Apa kita keterlaluan yah Ri?," tanya Revan melas sembari menopah dagu

"Menurut gw sih biasa aja, tapi kalo cewek mah ga tau kan beda suka baper alias pake hati," jawab Ari 

"Kan beda cara berfikirnya juga, kalo cowok pake logika Ri," sambung Revan 

"Yahudah mending kita susul aja yuk dariapada berabe cuy," usul Ari 

"Iya deh jaga-jaga aja kan ngeri kalo ga jadi kawin kita," ucap Revan 

"Bener juga tuh...bisa-bisa kita jadi bujang lapuk lagi," ucap Ari meringis

"Ikh...amit-amit jangan sampe deh," ucap Revan 

"Ayolah cabut kita susul permaisyuri kita masing-masing," ajak Ari seraya berjalan bersamaan dengan Revan keluar dari cafe menuju parkiran dan menaiki mobil masing-masing menuju kosan Nina dan Floriz Lala.

"Ya Allah semoga Lala maafin aku," gumam Revan dalam hati sambil mengemudi

"Semoga Nina masih mau nikah sama aku," gumam Ari sembari fokus pada jalan

Sementara Nina dan Lala masih merajuk di tempat mereka masing-masing yang masih mengingat kejadian tadi di cafe.

"Si Revan hari pokoknya nyebelin...banget," gerutu Lala sembari memukul bantal dan gulingnya 

"Si Ari yang alay itu emang udaha keterlaluan bikin gw bete!," keluh Nina sembari meremas-remas kertas di kamarnya

"La aku minta maaf yah," ucap Revan sesampainya di Floriz

"Nin I'm so sorry," ucap Ari 

"Ga mau...," ucap Lala sembari

menutup pintu dengan kasar

"Tapi La," ucap Revan sembari membuang nafas

"Ogah!!!," ucap Nina seraya meninggalkan Ari

"But Nin," ucap Ari menunduk

Kedua pria itu hanya bisa pasrah dengan dampak buruk yang akan diterima mereka nanti atas hal yang mereka perbuat, bisa jadi kedua pernikahan yang mereka rencanakan terancam batal alias gagal total.