Hingar bingar memenuhi seluruh sudut kota,bunyi klokson membuncah memekik di telinga. Jalan trotorar pun turut ramai dipenuhi para pejalan kaki yang siap memulai hari.
"Sitt,sial banget dah hari ni," Keluhnya,sembari mengusap peluh yang membanjiri seragam putih abunya.
"seharusnya gue tadi ikut bang japra aja naik mobil lebih enak ,ketimbang ikut motor vespa butut lo udah bobrok mogok lagi" Sungutnya penuh amarah,Reza hanya diam menanggapinya toh ini bukan murni kesalahannya.
memang benar motornya sudah tua tapi, bukan ia tak mampu membeli yang baru motor dengan merk Harley Davidson CVO Limited Standard itu hanya tinggal petik jari.Namun,sifat sedehana dan tak ingin di pandang karna seorang anak konglomerat ternama di kota x,menjadikannya seperti orang biasa.
"berapa lama lagi za,kita udah telat 5 menit nih nyesel gue,ayok Za udah nyala belom ikh..entar gimana kita ngadepin bu Rini?" Gadis itu merengek menggoyangkan lengan Reza yang sedang berkutik dengan motor kesayangannya itu.
"sabar ya bentar lagi ko," sambil menyuguhkan senyuman termanis di muka bumi.
"kalo udah begini mh gue rela ko nungguin lo sampe matahari terbit dari timurpun gue rela,"desahnya membatin.
brumm brumm
suara mesin motor itu membuyarkan lamunnannya tanpa basa basi gadis itu langsung naik memeluk sang mengendara.
"cepetan gue udah gak tahan," Memeluk erat Reza, alis sebelah kanannya terangkat satu pikiran Reza mulai bertraveling memikirkan yang tidak-tidak.
"ikh ko malah diem,ayok jalan! gue udah gak tahan pengen pipis,".
"ohh oke," Reza langsung menancap gas dan membelah jalan ibu kota."sith hampir aja, ada apa sih dengan otak saya"batinnya mengeleng -gelengkan kepala.