-Emily and her lunacy-
Langkah kaki yang tak beralaskan itu melangkah pelan di ruangan berdarah. Ia menatap semua orang yang memohon ampun padanya. Seragamnya yang tadinya putih, berubah berlumuran darah. Gadis itu menatap satu persatu dari para korbannya yang sudah kehilangan setidaknya -satu anggota tubuh-.
"Jadi, siapa pahlawan kalian?" tanya gadis itu sambil meraih pisau bedah di sampingnya.
"Anda, nona Emily.." jawab mereka dengan nada bergetar.
Gadis itu mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum lebar. Cantik, memang. Tak ada yang memungkiri bahwa adik Aya ini memiliki kecantikan yang unik. Bulu matanya yang lentik, menghiasi mata ambernya. Kulitnya yang putih, tinggi semampai. Rambut brunette sepinggang dan bibir pink yang selalu terlihat segar.