An Ge'er memerah seolah akan meneteskan darah.
Sesuatu yang tak terkendali terjadi. Bo Yan tidak mendengarkan apa yang dikatakan An Ge'er, dia terus menciumi setiap inci tubuh gadis itu.
Malam semakin larut.
Suara erangan dan jeritan seperti anak kucing melayang dari kamar lantai empat puluh lebih itu. Melalui tirai biru indah yang tertiup angin, jendela yang setengah terbuka, melayang keluar…
***
Pada saat yang bersamaan, di ruangan yang berada tepat satu lantai di bawah kamar An Ge'er.
Jendela yang terbuka lebar meniupkan angin malam. Ruangan itu sangat gelap.
Rong Bei masih memegang gelas berisi anggur merah di tangannya. Namun, tangannya yang sedikit bergoyang untuk mengaduk anggur itu sudah berhenti sejak beberapa detik lalu.
Seluruh tubuhnya berdiri di sana tak bergerak. Sosoknya terpantul di jendela kaca besar, menunjukkan kelopak mata sedikit terkulai dan rambut patahnya yang agak panjang menutupi alis.