"Dimas jangan lupa?"(seru ustad)
"Iya paman aku pergi dulu Jaka sudah menunggu"(seru Dimas)
"Akhirnya datang juga "(Teriak Jaka dari kejauhan)
"Sejak kapan kamu disini?"(tanya Dimas)
"Mungkin jam dua, oh iya dim fungsi puasa mutih apa?"(seru Jaka)
"Semangat sekali dirimu, sebenarnya mirip puasa waktu romadhon melatih hawa nafsu untuk meredam amarah,dendam,Dengki dll.mutih itu cuma lambang aja apapun yang kita makan harus putih seputih hati kita,bagaimana enak kan?"(Seru Dimas)
"Oke aku paham, jujur rasanya membuat ku susah nelan di hari kedua dan ketiga aku hanya sanggup dua sendok rasanya parah banget."(seru Jaka)
"Sekarang duduk di kubangan air itu lalu buka bajumu"(seru Dimas)
"Idih... Itu air kotor banyak penyakit dan warnanya bikin jijik"(seru Jaka)
"Jangan banyak komentar cepat kesana"(seru Dimas sambil mendorong Jaka)
Dengan rasa terpaksa Jaka menuruti kata-kata Dimas.
"Lalu apa sekarang?"(seru Jaka)
"Tutup matamu lalu tirukan apa yang aku katakan "(seru Dimas)
"Oke siap" (seru Jaka)
Dimas menghampiri jaka air yang dingin tiba-tiba berubah menjadi hangat, angin di sekitar menjadi kencang
"Bismillah aku pengen noton kakang kawah Adi ari-ari sesudulurku 4kawah 5 pancer atas ijin Allah Gusti seng maha agung"( seru Dimas di ikuti Jaka)
"Hai dim jangan bercanda ini dingin banget,dim kamu dimana? Jangan tinggal aku sendiri(seru Jaka)
Terdengar suara hentakan kaki dari kejahuan dan suara itu semakain keras
"Duk....Duk..."(hentakan kaki)
suasana yang dingin berubah jadi hangat dan sepi.
"Hay...dim jangan bercanda aku takut ?"(teriak Jaka)
Jaka membuka kedua matanya suasana di sekitar gelap gulita terlihat,Jaka tidak bisa melihat sekitarnya namun suara jejak kaki semakin mendekat.
"Hei dim cepat kesini gelap"(seru Jaka)
Terlihat cahaya di belakang Jaka ,dengan rasa kecewa Jaka menoleh ke cahaya tersebut karena dia merasa itu Dimas namun saat dia menoleh.
"Tidak...!"(teriak Jaka sambil ketakutan)