Chereads / Rahasia dan Obsesi Diandra / Chapter 10 - Sabtu Pagi Diandra

Chapter 10 - Sabtu Pagi Diandra

Sabtu pagi ini cuaca sangat cerah. Matahari mulai menampakkan cahaya yang masih hangat. Jam baru menunjukkan pukul 6 pagi ketika aku mulai membuka pintu rumah dan jendelaku. Kegiatan wanita pada umumnya yang dilakukan di pagi hari yaitu menyapu dan mengepel. Seperti yang akan aku lakukan saat ini. Aku mengambil sapu dan mulai menyapu dapur, ruang makan, ruang tengah, kamar, ruang tamu dan berakhir di teras rumah. Kegiatan ku lanjutkan dengan mengepel seluruh ruangan yang telah aku sapu tadi. Lumayan berkeringat juga pagi ini, batinku.

Setelah selesai aku pun mulai mandi. Tak lupa juga aku berkeramas karena tadi pagi-pagi aku sudah mengeluarkan hasratku bersama dengan Mas Rega. Saat aku sedang mandi, kudengar bu Rina memanggil namaku seraya mencari-cari keberadaanku.

"Nduk Diandra, kamu dimana ?" Tanya bu Rina agak keras.

"Diandra lagi mandi bu. Sebentar." Jawabku dengan agak keras pula.

Kupercepat kegiatan mandiku ini karena ada Bu Rina, sepertinya beliau ada perlu denganku sampai pagi-pagi ini sudah mencariku.

Setelah selesai mandi aku segera memakai baju. Untung tadi aku langsung bawa baju ganti ke kamar mandi. Dengan rambut masih basah dan kukibas-kibaskan menggunakan handuk, aku keluar dar kamar mandi dan menuju ke ruang tamu, tempat dimana Bu Rina menungguku.

"Ada apa bu kok pagi-pagi sekali udah ke sini ? " tanyaku sambil terus mengeringkan rambutku dengan handuk.

"Ini nduk ayah sama ibu mau pergi ke gunung Muria, mau wisata ke sana. Kamu mau ikut ?" Tanya bu Rina kemudian.

" Tidak ah bu. Diandra malas, lagian Diandra boncengan sama siapa ke sana ?" Jawabku.

"Lho kan kamu bisa ajak nak Rega nduk."

"Mas Rega sabtu tetap kerja bu. Jadi tidak bisa menemani Diandra juga. Udah ibu pergi berdua aja sama ayah. Hitung-hitung bulan mandu lah. Diandra di rumah aja. Lagian nanti siang Diandra mau ketemu sama temen kok bu." Jawabku menolak ajakan bu Rina.

"Ya sudah kalau begitu. Ibu sama Ayah pergi dulu ya. Kamu hati-hati di rumah. Kalau main juga jangan malam-malam pulangnya."  Ujar bu Rina menasehati.

"Iya bu hati-hati ya." Ucapku seraya mencium tangan bu Rina.

Bu Rina pun pergi meninggalkan rumahku dan bersiap mau ke Gunung Muria. Aku pun melanjutkan aktivitasku yaitu memakai krim pagi dan handbody. Setelah selesai dengan perawatan wajah di pagi hari, tak lupa aku menyisir rambutku hehe. Aku pun ingin pergi berbelanja di dekat rumah. Pengen masak ah hari ini. Hitung-hitung masakin buat Mas Rega kalau nanti ke sini sehabis kerja.

Saat aku keluar rumah, aku tak sengaja bertemu dengan mbak Risa lagi. Tampilan mbak Risa kali ini sudah sangat rapi, memakai rok batik warna hitam dipadankan dengan brokat berwarna merah dan jilbab segiempat warna hitam. Ia bersiap-siap akan pergi sepertinya. Aku pun menghampirinya dan mulai menyapa

"Wah Mbak Risa pagi-pagi sudah rapi sekali ini. Mau kemana ?"tanyaku mengawali obrolan.

"Iya ini aku mau pergi sama pacarku Di. Dia ngajak ke acara nikahan temennya ini. Kamu sendiri mau kemana ?" Jawab mbak Risa.

"Aku cuma mau ke depan gang sana mbak. Mau beli sayur buat dimasak." Jawabku menanggapi.

Hmm ketika aku sedang asyik ngobrol dengan mbak Risa, ada suara motor yang berhenti di depan kami. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Satya. Tubuhku jadi panas dingin seketika ketika melihat Satya, ditambah lagi dengan mimpi semalam. Udah deh tambah panas dingin ini rasanya.

Satya tersenyum kepadaku. Kubalas senyumannya itu dengan sedikit canggung. Entahlah semoga mbak Risa tidak menyadari kecanggunganku ini. Tanpa berlama-lama lagi aku pun pamit pada pasangan itu, mau beli sayur dulu alasanku. Ketika beberapa langkah aku berjalan menjauh, kudengar Satya memanggilku.

"Gimana kabar kamu Diandra ?" Tanyanya tiba-tiba.

Aku kaget mendengar ucapannya. Tak kusangka Satya akan dengan berani memanggil namaku disaat ada pacarnya. Apa mungkin Satya udah cerita ke Mbak Risa ya ? Tapi kok mbak Risa tadi sepertinya biasa-biasa saja terhadapku. Aku pun membalikkan badanku, kulihat hanya Satya sendirian disana.

"Risa masuk ke dalam lagi. Katanya ingin buang air kecil dulu." Kata Satya lagi seperti mengetahui apa yang aku pikirkan.

Ada rasa lega ketika mendengarnya. Iya setidaknya semua masih aman-aman saja.

"Kamu gimana kabarnya Diandra ? Kok aku tanya nggak dijawab." Kata Satya untuk kedua kalinya.

"Baik. Seperti yang kamu lihat." Jawabku agak judes.

"Aku masih memikirkan kamu Di selama ini." Ujar Satya yang membuat jantungku serasa berhenti.

Aku terdiam ketika dia berkata seperti itu. Tak tahu harus menanggapi seperti apa. Karena sejujurnya memang aku sudah tidak memikirkan lagi masa laluku dengannya. Aku masih saja terdiam tak menjawabnya,hingga kulihat mbak Risa sudah keluar rumah dan berjalan ke arah Satya. Aku pun langsung membalikkan badan lagi dan pergi meninggalkan Satya tanpa jawaban.