Pukul lima sore Dasha baru ada di rumah. Dasha meminta Gama untuk menjemputnya di rumah Arjuna. Karena Dasha sengaja menghabiskan waktunya disana untuk bermain PS setelah dari cafe. Tentu dengan syarat Gama tidak boleh mengatakan ini kepada kedua orang tua Dasha ketika mereka bertanya atas kepulangan Dasha yang terlambat. Rapat kelas adalah alasan Dasha yang di berikan Gama jika orang tuanya bertanya. Walau Dasha tau, Papa Mamanya tidak akan mungkin menanyakan itu.
"Papa tumben pulang cepet?" sapa Dasha melihat Papanya di ruang tamu.
"Iya. Soalnya habis ini Papa harus ke Sentul. Ada rapat disana," ujar Papa sambil meregangkan ikatan dasinya.
"Oohh..." Dasha ber-Oh ria dengan wajah sedih. Dasha duduk di samping Papa. "Emm.. Pa.. Papa kapan libur?" tanya Dasha.
"Kenapa memang?" Papa menatap putrinya dengan wajah letih, namun tegas.
"Emm.. Dasha kan udah lama ngga liburan bareng Papa. Dasha pengen kita liburan bareng kayak dulu. Dasha kangen main bareng berdua sama Papa. Kayak waktu Dasha kecil dulum Dorongin ayunan Dasha, beliin Dasha jajanan, pergi ke wahana yang..."
"Ngga bisa, Dasha. Papa lagi ada proyek besar baru masuk. Papa ngga mungkin ninggalin itu," ucap Papa memotong perkataan Dasha.
"Kenapa?"
"Karena proyek itu lebih penting daripada kamu," ucap Papa yang langsung membuat Dasha terkejut.
JLEB!
Dasha merasakan sakit tepat di jantungnya akibat kata-kata Papa. Entah Papa sengaja mengucap itu, atau Papa tidak sengaja karena dalam keadaan letih. Entah. Yang jelas kata-kata itu sangat menyakitkan bagi Dasha. Tanpa kata-kata apapun lagi, Dasha pergi ke kamarnya tanpa melihat Papa lagi dan menutup pintu agak kencang.