Sedangkan disisi lain terlihat Zahra sudah berada didalam taksi menuju rumah Tiwi sahabatnya, zahra tidak ingin pulang kerumahnya karena ia ingin menenangkan dirinya dirumah sahabatnya.
Sesampainya Zahra dirumah Tiwi zahra mengetuk pintu rumah Tiwi yang terlihat dikunci dari dalam.
Tok...tok...tok...
"Assalamualaikum?"ucap Zahra.
"Waalaikum salam."ucap seseorang dari dalam rumah.
Ceklekkkk...pintu terbuka
"Eh..non Zahra ada apa malam- malam kesini?" tanya Yani asisten rumah Tiwi.
" Mau ketemu Tiwi mbak."ucap Zahra.
" Oh...masuk non Zahra." ucap Yani menyuruh Zahra masuk kedalam rumah.
"Iya mbak." ucap Zahra masuk kedalam rumah.
" Non Zahra,non Tiwi ada di kamarnya masuk saja kesana non." ucap Yani menyuruh Zahra masuk ke kamar Tiwi.
" Iya mbak,kalau gitu saya pamit ke kamar Tiwi dulu ya mbak?"ucap Zahra.
" Iya non, silahkan".ucap Yani.
Zahra berlalu pergi meninggalkan Yani menuju kamar Tiwi,setelah sampai di depan kamar Tiwi zahra langsung membuka pintu kamar Tiwi yang tak dikunci,terlihat Tiwi sedang tertidur pulas di kasurnya.
Zahra jalan mendekati tempat tidur Tiwi dan membangun kan Tiwi.
" Tiwi?" panggil Zahra sambil menggoyang pelan badan tiwi.
"Hem,ada apa mbak".ucap Tiwi dengan suara seraknya dengan kedua matanya masih terpejam.
"Wi,ini gue Zahra bukan mbak?"ucap Zahra.
Seketika Tiwi membuka kedua matanya saat Zahra menyebut namanya.
"Zahra?"ucap Tiwi sambil mengucek kedua matanya.
"Iya wi,ini gue Zahra." ucap Zahra duduk di tempat tidur Tiwi.
"Ada apa lho Ra datang kesini,inikan udah larut malam?"ucap Tiwi masih berbaring di tempat tidur dengan kedua matanya melihat ke arah Zahra.
"Gue mau cerita sama lho, Tiwi ini masih jam sepuluh tau." ucap Zahra.
" Ha,masih jam sepuluh?" tanya Tiwi.
"Iya wi,ini masih jam sepuluh, lho aja yang ke cepatan tidurnya." ucap Zahra.
" Iya Ra, gue tadi emang cepat tidurnya jadi ya gini efeknya,Lho mau cerita apa ra ?"tanya Tiwi duduk di atas tempat tidurnya.
" Wi, tadi kan gue makan malam bersama dengan ayah dan bunda di restoran,tapi disana bukan hanya kami bertiga saja disana, ada orang lain juga makan malam bersama kami." ucap Zahra."
"Siapa orang lain itu?"tanya Tiwi.
"Teman bisnis ayah gue." ucap zahra.
"Oh." ucap singkat Tiwi.
"Lho tau gak kenapa ayah ngajak teman bisnisnya makan bersama dengan keluarga gue?"tanya Zahra.
"Mana gue tau ra." ucap Tiwi.
"Mereka wi, sudah sepakat mau menjodohkan anak- anak mereka." ucap Zahra.
"Apa,lho mau dijodohkan?" tanya Tiwi terkejut.
"Iya wi, gue mau dijodohkan sama anak teman bisnis ayah gue itu." ucap zahra .
"Jadi ra,lho mau dijodohkan?" tanya Tiwi.
" Ya enggaklah,mana mungkin gue mau" ucap Zahra.
"Terus om reaksi nya gimana saat lho menolak perjodohan itu?" tanya Tiwi.
"Ayah sempat marah dan bentak gue,saat gue melawan dia." ucap Zahra.
" Ra ,lho melawan om?"tanya Tiwi heran.
"Iya sedikit gue lawan ayah,karena gue gak mau dijodohkan ya gue lawan aja ayah, menurut lho wi gue salah gak ? "ucap Zahra.
"Salah Ra, seharusnya lho itu dengerin dulu om bicara sampai tuntas biar lho gak salah paham,pasti lho gak dengerin kan." ucap Tiwi .
"Iya wi,memang gue gak dengerin perkataan ayah." ucap zahra.
"Pasti lho langsung pergikan?"tebak Tiwi.
"Iya wi,tapi kan gue melawan ayah karena kebenaran." ucap Zahra.
"Kebenaran apa yang lho maksud ra?"tanya Tiwi.
"Kebenaran kalau ayah udah gak sayang lagi sama gue buktinya dia mau menjodohkan gue dengan anak teman bisnis nya itu." ucap zahra.
"Ra,lho jangan berfikiran seperti itu mana mungkin om gak sayang sama lho Ra,mungkin om menjodohkan lho ada alasan tertentu." ucap Tiwi.
Zahra terlihat diam dan memikirkan perkataan Tiwi, tak berapa lama Zahra kembali bicara dengan Tiwi.
" Wi, tapi dari hati gue,gue kok merasa bersalah telah melawan ayah ya?" ucap Zahra.
"Kalau lho merasa bersalah sama om,minta maaf saja ra."ucap Tiwi.
"Gue gak mau wi,kalau gue minta maaf pasti nanti ayah suruh gue Nerima perjodohan itu." ucap Zahra.
Tiwi diam sejenak saat mendengarkan perkataan Zahra, tak berapa lama Tiwi kembali bicara kepada zahra.
" Ra Lho gak pulang ?" tanya Tiwi.
"Gue gak mau pulang,gue mau nginap di rumah lho wi." ucap Zahra.
"Oh, yasudah kalau lho mau nginap disini Ra, gue udah ngantuk kita tidur yuk Ra?" ucap Tiwi sambil menguap.
" Iya Wi, gue pun udah ngantuk juga tapi gue mau ganti pakaian dulu,gue pinjam baju lho ya?" ucap Zahra.
" Iya." ucap Tiwi.
Zahra berlalu pergi meninggalkan Tiwi yang berada ditempat tidur menuju lemari tempat pakaian Tiwi berada.
Setelah mengganti pakaiannya Zahra langsung kembali menuju tempat tidur, zahra melihat Tiwi sudah terlelap dengan tidurnya.
Zahra langsung naik ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di samping Tiwi dengan matanya masih menatap langit - langit kamar, tak berapa lama zahra pun ikut terlelap dengan tidurnya.