Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Blue Ribbon

Shin_Yoo_Ri
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.6k
Views
Synopsis
Memenuhi takdir dengan mengorbankan kebahagiaan
VIEW MORE

Chapter 1 - Part 1 : Feeling

"Kakak tadi aku beli ini" ujar Sera

Lyn mendekatinya "Apa?"

Sera mengeluarkan sesuatu dari tas sekolahnya "Tara!!! Snowball" ujarnya semangat

"Kenapa beli ini?" tanya Lyn sambil melihat snowball yang Sera beli

"Kemarin kan aku minta snowball nya kakak, malah gak dikasih ya aku beli sendiri aja" jawabnya polos

Lyn hanya tersenyum tipis "Yaudah mandi sana, nanti kita makan bareng-bareng"

"Ohya yang lain kemana kak?"

"Pada ke supermarket katanya sih beli cemilan" Sera hanya mengangguk dan pergi ke kamarnya

Lyn juga pergi ke kamarnya "Tanggal berapa ya sekarang?" monolog Lyn seraya mengambil ponselnya

"29 November" Lyn menghela nafasnya kasar lalu melihat kearah jendela

Terlihat langit malam yang dihiasi bulan purnama yang hampir sempurna, jika tidak salah menurut penanggalan Bali besok adalah 'Purnama' dimana biasanya mereka akan pergi ke pura yang ada di desanya masing-masing

"Besok ya" monolog Lyn lagi, ia kemudian mengambil snowball yang  ada diatas mejanya

"Waktunya sudah dimulai"

-

-

-

-

-

"Hello everybody, gue pulang!" seru Yora

"Gausah teriak babi" protes Yonhee

"Udah woy, jan diem depan pintu entar mahluk gaibnya masuk" kata Sarah, si tertua

Yora dan Yonhee segera masuk ke dalam rumah tak lupa menutup kembali pintunya "Yahh mahluk gaibnya masuk kan" ujar Sarah

"Mana-mana sini gue tempeleng pake biskuat" seru Yora

"Goblok, mana bisa kan tembus" protes Yonhee

"Ada, sodara mau bukti?"

"Mana buktiin" pinta Yonhee

"Bentar, gue belom liat setannya"

"Alasan" decak Yonhee

"Bacot, belom aja lo yang gue lempar pake gas elpiji 3 kg" seru Yora yang merasa diremehkan

"Bisa kok" ujar Sarah meyakinkan "Tuhkan gue bilang juga apa, bisa" seru Yora saat merasa dirinya telah memenangkan debat singkat itu dengan kemampuan otaknya yang bisa dibilang belum cukup mumpuni

"Karena makhluk gaibnya itu kalian bwahahahahhaha" Sarah berlari sambil tertawa lebar meninggalkan Yora dan Yonhee yang sudah terbakar api esmosi eh emosi maksudnya

"Enaknya diapain ya"

"Dibikin dendeng aja gimana" saran Yora

"Yok gas" akhirnya mereka bertiga kejar-kejaran yang hampir membuat seisi rumah hancur walau untungnya tidak ada yang pecah hanya berserakan saja

Jika ingin tau pelakunya itu tak lain adalah Sarah yang merasa dirinya terancam oleh dua psikopat amatir yang ingin menjadikan dirinya dendeng manusia lalu melempari mereka apapun yang dekat dengan tangannya

Betapa lucunya jika mereka tinggal dengan ibu mereka, kalian pasti sudah bisa membayangkannya bukan?

Kembali lagi ke Lyn yang sedang melipat pakaiannya, mendengar keributan dibawah terutama arah dapur membuatnya bergegas agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan psikopat amatir

"Kalian ini dapur kenapa berantakan??!!!" teriak Sera yang baru saja sampai dibawah disusul oleh Lyn

"Salahin mereka nih" ujar Sarah "Masak gue mau dijadiin dendeng manusia sih" lanjutnya

"Siapa suruh orang lagi emosi malah dijailin" protes Yora tak mau kalah didukung oleh Yonhee

"Kalo gitu sekarang kakak-kakak sekalian bersihin itu dapurnya" suruh Lyn

Sarah malah menepisnya "Lo aja lah Lyn gue capek" ujarnya dengan nafas yang masih memburu

"Gak, orang tadi yang lempar barang kan kak Sarah, tanggungjawab dong" protes Lyn tak terima

"Beresin ayo aku lapor kak soobin" ancam Sera

Sarah yang awalnya masih leyeh-leyeh langsung bangun terus jalan ke dapur, manjur ternyata

"Gila, langsung nurut" celetuk Yonhee

"Namanya juga bucin ya gitu" jelas Lyn

"Ohya Lyn, mereka katanya mau kesini kapan dateng njir udah kangen gue ma bebeb Gyu" kata Yonhee

Sementara Yora dan Sera menatap jijik kakak tertua kedua nya itu "Besok sih, katanya kita bakalan kemah kan?" sahut Lyn

"A6 A6 Joss" seru Yonhee lalu pergi ke kamarnya disusul Yora dan Sera yang masih dengan tatapan jijiknya

Lyn kemudian mendudukan diri di sofa menonton serial Radha Krisna

Drrttt Drrttt

Yeonjun is calling

"Kak yeonjun?" Lyn mengernyitkan dahinya sebelum mengangkat telefon

"Halo kak"

"Halo, Lyn udah siap-siap kan?"

"Udah kak, kakak sama yang lain gimana?"

"Udah beres semua, besok rencananya kita kesana agak siangan setelah kuliah nyampe sana palingan sore terus cus ke daerah perkemahan, malem nya bisa bakar-bakar"

"Lyn yang beli dagingnya atau kakak?"

"Tenang kakak udah siapin semua, besok tinggal dibakar"

"Okelah"

Lalu tidak ada percakapan antara keduanya padahal sambungan mereka masih terhubung, Yeonjun berfikir apa gadisnya sedang masa period

"Lyn, kamu gapapa kan?"

"Hm, iya gapapa"

"Jangan bohong"

"Siapa yang bohong?"

"Hmm kakak tau, kangen kan"

"Iya", cicit Lyn

"Tuhkan, tenang besok kakak dateng kok baik-baik disana ya kakak tutup dulu"

"Iya"

"Love you Lyn"

"Hm"

"Kok hm doang"

"Besok aja, males sekarang"

"Awas ya besok gak ngucapin"

"Iya akhi"

"Yaudah bye, sweet dream dear"

"You too"

Tut

"Kak yeonjun bilang apa?" tanya Yora yang baru aja ngambil cemilan dari dapur terus ikut nibrug nonton Radha Krisna

"Nanyain udah siap apa belum doang" sahut Lyn singkat

Yora kemudian memeluk Lyn "Lo kenapa sih?"

"Enggak"

"Gue tau lo dari orok kagak pinter boong, bilang cepetan" pinta Yora

"Gue gabisa bilang" ujar Lyn lesu

Yora menghela nafasnya kasar "Terus mau sampai kapan ditutupin mulu Lyn"

"Kalo gue kasih tau kalian, semuanya bakal gak sama lagi" sahut Lyn mulai menekuk kedua lututnya dan memeluknya

Ia tau kalau ini sampai tersebar sebelum saatnya, semua yang ada disemesta akan berubah

Ia tak ingin menghancurkan kehidupan orang hanya untuk kebahagiaannya

Pengorbanan yang selama ini ditunda harus dilakukan, segera sebelum bulan merah