Pagi hari diiringi dengan aktivitas yang seperti biasanya, Ibu muda yang sedang menyiapkan sarapan untuk putri tercinta dan adik tersayangnya. Namun disaat sedang menuangkan susu kedalam gelas, Ha ram merengek kepada pamannya yang kini sedang menggunakan sepatu, dengan senyumnya yang mengembang sejeong menghampiri anaknya.
"putri Bunda kenapa??" sambil meletakan susu yang dibuatnya didepan jihoon.
"Bunda, samchon ga mau beliin halam mainan lagi " dengen nada yang manja, dan menghentak-hentakan kakinya sambil berjalan kekamar.
"samchon, kan udah beliin Haram mainan kemaren, emang samchon gudang duit apa? " setelah siap dengan sepatunya, jihoon berjalan ke meja makan " noona, hyung balik besok"
"seriusan kamu dek? " mendengar itu sejeong langsung menghampiri adiknya.
"iya katanya dia dipindah tugasin di sini"
"ya udah, kakak bakal masakin kesukaan, oppa" Tak dipungkiri sejeong sangatlah rindu akan sosok kakak nya yang telah berkorban banyak untuknya.
"giliran hyung dateng aja di istimewain, lah aku ga pernah tuh" sambil menarik tas dan menuju nakas membawa kunci motornya
"udah tua juga masih aja cemburuan, kamu sama aja kek haram loh" diakhiri dengan ciuman yang mendarat di pipi jihoon.
"yakkk noona jangan cium aku, aku bukan haram yang bisa noona cium-cium seenaknya" sejeong terus menertawakan jihoon
"Bundaaaa!!!!! Halam takuttttt"Jeritan haram membuat sejeong menghentikan tawanya.
"iya tunggu sayang, bunda kesitu" dengan segera sejeong pergi menuju kamar haram
"Ga anak nya ga ibu nya hobinya teriak-teriak, mereka pikir ni utan apa!!"
πππππππππππππ
"Bunda, aku udah cantik kan?? " sambil mengibas-ngibaskan rok gaun-nya
"udah sayang, anak bunda selalu cantik" seru sejeong sambil ikut merapihkan dandanan putrinya.
"alahh centil, cuman nyambut hyung aja kamu pake gaun, dasar anak kecil" jiboon yang baru saja keluar kamarnya, langsung terkaget melihat keponakannya yang 'padahal hanya menyambut hyung kok ribet' -Jihoon
" Bialin aja, wleeeuu"
"sehari aja kalian ga ribut, ujan angin kali ahhh"
Tak lama kemudian terdengar suara bel pintu, sejeong berdiri untuk membukakan pintu nya.
"Oppa!!! " sejeong langsung memeluk minhyun dengan erat
"sejeongiiee~ adik termanis oppa" minhyun membeli pelukan yang takalah erat nya.
"samchon!!!!!" pekik sicantik yang berlari menuju samchon nya, minhyun merentangkan tangannya.
"keponakan samchon apa kabar, sayang? " minhyun terus menyiumi pipi gembil haram
"baik samchon, samchon tau gaa halam juala kelas kemalen lohh??
"uri Haramiieee~~ samchon bangga banget sama kamu"
"kalau gitu kasih halam kucing dong" dengan sedikit nada manja
"kucing?? Haram suka kucing? " tanya minhyun tak kalah antusias-nya.
"suka, taeyeong punya kucing 5, Halam jadi ili sama dia, dia punya banyak kucing" mempoutkan bibir mungilnya.
"Haram, udah bunda bilang kan, ga ada kucing, kucing ga baik buat kesehatan haram" sejeong yang sedaru tadi hanya diam melihat sang kakak dan anaknya berinteraksi, akhirnya angkat bicara ketika haram mengusik ingin dibelikan kucing.
"Bunda gitu telus sama halam, halam benci Bunda!!! " setelah mengatakan itu haram pergi menuju kamarnya.
"je, sampai kapan kamu benci dia, kamu tau akibatnya? Bukan cuman kamu yang sakit tapi haram juga, haram makin besar, je" ucap minhyun yang menahan emosi nya, ia tau sejeong bukan wanita yang membenci kucing, tp untuk orang itu sejeong membenci kucing.
"aku ga bisa oppa, itu sulit buat aku" sejeong terselut emosi, entah kenaoa setiap membahas orang itu, dia selalu saja emosi.
"kakak ngerti, tapi setidaknya kamu jangan larang apa yang haram sukai" minhyun terus saja memberi pengertian kepada sejeong.
"aku ga mau, aku ga mau haram mirip sama dia"
"itu wajar lah,je. Dia itu ayahnya" telak, minhyun sudah tak bisa menahan emosinya
"aku ga peduli" "tapi oppa peduli je, oppa peduli, kamu ga kasian sama haram? Dia makin besar je, jangan sampai dia benci kamu"
Jihoon berdiri melihat noona dan hyungnya yang berdebat hanya gara-gara lelaki itu, rasa benci yang ada di diri-nya makin menjadi.
"liat apa yang telah kamu perbuat, aku akan balas ini semua" dingding yang tak bersalah menjadi sasaran pukulan jihoon.
πππππππππππππ
Seorang anak laki-laki sedang berlari menghampiri ayahnya yang sedang bersantai di kursi teras. Melihat anak nya yang kini makin mendekat ke arahnya, dia pun tersenyum sambil merentangkan tangannya, memberi aba-aba agar anaknya memeluk sang ayah.
"Dady!!!" panggil si kecil dengan cekikikan khas nya.
"wae? Anak dady main apa ini? " membawa jaesung kedalam gendongannya
" jelly!! Jelly dady!! " pekik jaesung sambil merentangkan tangannya mengarahkan kepada setumpuk jelly di meja
"anak dady mau jelly? " Dengan sebelah tangannya daniel mengambil jelly yang ada di meja, lalu ia beri kepada anaknya.
Daniel dan jaesang bermain, daniel yang jail selalu mengganggu jae, sesekali anak nya itu merengek karna jelly yang ia makan direbut ayahnya. Tanpa mereka sadari ada Wanita cantik menghampiri mereka.
"Dan, Jae-ah~ sarapan dulu yuu" seru wanita itu yang makin mendekat kearah mereka
"mommy, momom mom" rancau jaesang yang memang belum bisa bicara, ya lancar paling ngomong Daddy atau mommy nya.
"Aku sarapan dikantor, aku pergi dulu" ucap Daniel sambil melenggang pergi meninggalkan istri juga anaknya.
Daniel, ya dia seperti itu terhadap istrinya dingin, tak pernah ada komunikasi lebih, pernikahan yang mereka bangun didasari oleh paksaan. Wajar daniel bersikap seperti itu. Tapi chaeyeon, istri daniel tidak pernah menyerah untuk menaklukan hati suaminya, walau itu sangat sulit, terbilang dari usia pernikahan mereka yang menginjak tahun ke-4 dan anak mereka yang berumur 1 setengah tahun, daniel tetap daniel, dingin tak pernah berubah. Chaeyeon tau akan hal itu, mencoba mengerti dan mempertahankan rumah tangga yang walaupun hanya dia yang berjuang.
Ketika anak mereka lahir, chaeyeon sangat bersyukur daniel bisa menyayanginya, selama mengandung dia selalu dihantui bayang-bayang akan hal menakutkan seperti daniel yang tak menyayangi anaknya. Jaesung sangat mirip daniel, dia sangat sangat bersyukur karna hal itu setidaknya dengan kehadiran jaesung sangatlah menguntungkan baginya dan Rumah tangga mereka.
Untuk saat ini Chaeyeon selalu berharap, seseorang itu tak akan kembali kepada daniel dan merusak rumah tangga nya, jujur chaeyeon berharap seseorang itu bahkan mati agar hidupnya tenang dengan rumah tangga yang ia bangun bersama daniel....OH NO!! rumah tangga yang dia bangun sendiri, yahh itu yang paling tepat. Seseorang itu tak akan chaeyeon biarkan kembali kepelukan sang suaminya.
TBC