Sienna membuka pesan tersebut dan membacanya.
Dear My Lovely Sienna,
Maafkan aku yang tadi kasar terhadap kamu dan mamamu. Habisnya mamamu itu sangat mengganggu. Aduh, belum apa-apa aku sudah merindukanmu sayangku. Oh iya nomor ponsel ini akan aku buka supaya kita bisa berkomunikasi.
your Love,
Arga
Sienna mematikan ponselnya. Dia tidak mau lagi melihat pesan dari Arga yang membuat dirinya dan kekasihnya emosi.
"Ada apa, Sienna?" tanya Jenny saat melihat wajah Sienna yang gusar.
"Tidak ada apa-apa kok, Ma," jawab Sienna.
"Nanti kalau kita sudah sampai di London kita akan mengganti nomor ponsel kamu dengan nomor yang baru ya, Mama tidak mau kamu berurusan lagi dengan orang-orang tidak penting," kata Jenny.
"Iya, Ma," balas Sienna.
Sienna tidak mau mempersulit keluarganya lagi. Ia memejamkan matanya, matanya terasa berat karena seharian belum istirahat setelah selesai sekolah.
***
Di Mansion Keluarga Bowie, Arga sedang menyantap makan malam dengan keluarganya dan hanya dentingan sendok menyertai makan malam mereka.
"Ehem," deham Roman.
Arga dan mamanya menatap Roman. Roman mengelap bibirnya dengan tisu.
"Ada apa, Pa?" tanya Reine.
"Arga, Papa mau kamu segera memegang perusahaan Papa sambil kuliah nanti. Buktikan kepada Papa kalau kamu memang mampu, dan satu lagi jangan pikirkan gadis bernama Sienna Reagan itu terus-terusan," kata Roman dengan nada tegasnya.
"Iya, Pa," balas Arga dengan nada malas.
"Arga, kamu jawab Papa kamu dengan benar," tegur Reine.
"Apa lagi Ma, Pa? Kalian enggak puas membuat aku tersiksa dengan semua harapan kalian itu," kata Arga.
"Kamu enggak boleh bicara begitu pada orang tuamu, kamu mau jadi anak kurang ajar?" kata Reine.
"Sudah, Ma, Arga pasti mengerti apa kemauan kita. Dia hanya sedang menjadi budak cinta saat ini," balas Roman.
Mereka semua sudah menyelesaikan makan malam mereka. Tiba-tiba asisten Roman datang dengan berlari terburu-buru mendekati tuan mudanya, Arga.
"Ada apa, Nicholas?" tanya Roman.
"Maaf, Tuan, Nyonya dan Tuan muda. Saya ada berita yang tidak baik," kata Nicholas.
"Berita apa yang tidak baik itu? Sepertinya perusahaan kita berjalan lanjar," tanya Roman.
"Bukan itu, Tuan, tapi saya ingin menginfokan ke tuan muda bahwa Nona Sienna Reagan beserta keluarganya pindah dari negara ini," jawab Nicholas.
Bruk
Arga menggebrak meja makan dan berdiri dari duduknya. Orang tuanya Arga juga ikut berdiri karena terkejut. Arga mencengkram kerah baju yang dikenakan Nicholas membuat Nicholas bergidik ngeri melihat tuan mudanya sangat marah.
"Ke mana mereka, Nicholas?!" teriak Arga.
"Arga, lepaskan Nicholas," kata Reine yang terkejut melihat putranya seperti mencekik Nicholas.
"Arga, dengarkan Nicholas dulu, kamu ingin membunuhnya?" kata Roman.
Arga melepaskan cengkramannya.
"Uhuk ... uhuk. Maaf, Tuan. Tadi saya dapat info mereka pindah ke London bersama keluarga Samuel," kata Nicholas terbatuk-batuk.
Arga mendorong Nicholas, untungnya Nicholas tidak terjatuh. Arga berjalan keluar rumahnya.
"Arga!" teriak Reine sambil mengejar putranya.
"Mama, biarkan anak itu mengejar Sienna dan keluarganya. Kenapa anak Papa bisa menjadi sebodoh itu sih?" kata Roman dengan nada kesalnya
"Papa, ayo kita susul anak kita. Mama tidak mau Arga kenapa-kenapa Pa," balas Reine sambil memegang tangan Roman dan menggerak-gerakkannya.
"Baiklah. Nicholas, tolong setir mobil saya, saya tidak bisa menyetir dalam keadaan emosi seperti ini," kata Roman.
"Baik, Tuan," balas Nicholas.
Arga napasnya memburu, ia masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan mesinnya. Setelah pagar mansionnya yang tinggi sudah dibukakan oleh salah satu pengawal, Arga memundurkan mobilnya dan berbelok. ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Sienna, kamu tidak akan pernah lepas dariku," kata Arga.
Di mansion keluarga Bowie, orang tua Arga masuk ke dalam mobil. Nicholas mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi mengikuti mobil Arga yang sudah pergi duluan.
Pa, Mama khawatir pada anak kita," kata Reine.
"Ma, tenang saja. Mama jangan memusingkan hal yang tidak penting, dia laki-laki, dia harus kuat," balas Roman.
"Aku harap seperti itu, Pa," kata Reine.
Sepanjang perjalanan, Arga mencoba menelepon ponsel Sienna.
"Sialan, kenapa aku bisa kecolongan begini sih?!" teriak Arga sambil memukul setir mobilnya.
Bugh bugh
***
Di bandara, keluarga Sienna dan Keluarga Samuel menurunkan semua barang bawaan mereka. Sienna menatap sekelilingnya, saat ini, dia sangat yakin dirinya akan sangat merindukan tempat ini dan teman-temannya. Barang-barang mereka sudah diangkut oleh petugas bandara. Mereka semua berjalan ke lapangan terbang tempat pesawat pribadi victor berada.
Victor yang sedang berjalan tiba-tiba dihampiri oleh Teddy dan dibisikkan sesuatu.Victor mengkodekan kepada para anak buahnya untuk segera mempersiapkan pesawat secepat mungkin dengan jarinya.
"Pa, Mama jadi ingin ikut Samuel," kata Vina.
"Ma, kita nanti saja ya menyusulnya, sekalian mengadakan pertunangan anak kita dengan Sienna," balas Victor sambil membelai lembut wajah Istrinya.
Vina pasrah dan menganggukkan kepalanya. Sesampainya di depan pesawat, Pedro bersalaman dengan Victor dan Vina untuk pamit. Jenny bersama Sienna dan Samuel juga pamit kepada Vina dan Victor.
"Hati-hati ya kalian, jangan lupa kabarin kami kalau sudah sampai," kata Victor.
"iya, Vic. Pastinya gue akan ngabarin lu," balas Pedro sambil menepuk bahu Victor.
mereka melambaikan tangan ke Victor dan Vina yang tidak ikut. Sienna menitikkan air matanya melihat keluarga Samuel yang tidak ikut. Setelah itu mereka masuk ke dalam pesawat. Saat sudah di dalam pesawat, Sienna duduk bersama Samuel dan Samuel memeluknya dari samping.
"Sayang, jangan nangis lagi ya, nanti mama dan papaku pasti menyusul kok," kata Samuel sambil mengecup puncak kepala Sienna.
"Iya, tidak apa-apa. Sepertinya diriku sudah mulai sembuh karena ada kamu disini," goda Samuel.
"Gombal aja kamu mah," balas Sienna dengan wajah bersemu merah.
Pramugari memberitahu pesawat akan segera lepas landas dan menyuruh mereka memakai sabuk pengaman. Samuel memasangkan sabuk pengaman milik Sienna dan miliknya. orang tua Sienna duduk berdua, mereka membicarakan tempat tinggal untuk mereka nantinya di mana. Beberapa menit kemudian pesawat mereka lepas landas.
"Pa, menurut Papa lebih baik penthouse atau tinggal di rumah kita yang di sana?" tanya Jenny.
"Menurut Papa tinggal di rumah kita yang di sana aja. Memang lumayan jauh dari kota tapi paling tidak nyaman dan kita tidak menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak penting," jawab Pedro.
"Iya Pa," balas Jenny.
***
Arga dan keluarganya sudah sampai bandara. Arga keluar dari mobilnya dengan penampilannya yang sudah acak-acakan.
"Sienna, kamu ke mana sayang? Aku minta maaf kalau aku salah!" teriak Arga sambil berkeliling mencari Sienna di bandara.
Arga yang mencari Sienna bahkan memukul petugas yang menghalanginya untuk masuk.
Plak plak
"Hentikan semua ini, Arga. Jangan buat malu keluarga kita!" kata Roman dengan emosinya yang memuncak.
"Papa, tolong, Pa. Aku menginginkan Sienna," balas Arga memohon.