Bryana berbaring di samping Dean, kemudian merangkul kan tangannya, bahkan kakinya hingga bertumpu pada kaki suaminya itu. Dia menatap suaminya dengan intens, kemudian meraba rahangnya yang sudah berbulu agak tebal. Hem, sepertinya dia harus bergerak untuk mencukur berewok itu.
"Aku tau kamu belum tidur," gumam Bryana sambil meraba bibir Dean dengan jarinya yang lembut.
Dean membuka mata, awal mula menata langit-langit kamar, kemudian melirik Bryana sambil meraih tangannya dari bibirnya. "Jangan menggodaku karena takut aku kecewa."
"Tidak. Aku tidak menggodamu karena takut kamu akan marah atau kecewa, tapi ...." Bryana tersipu malu dan mengigit bibir bagian bawahnya.
"Tapi apa?" tanya Dean dengan tatapan datarnya.
"Aku merasa sudah siap untuk membagi perhatian antara kamu dengan anak-anak. Aku menyadari akhir-akhir ini aku sibuk mengurus Aidyn, Calvin, dan Sofia hingga aku mengabaikan mu. Maafkan aku," jelas Bryana dengan menekuk wajahnya.