Satu minggu berlalu ....
Saat lagi, Bryana duduk termenung di kursi teras depan rumahnya. Hal itu nyaris menjadi kebiasaan nya semenjak Dean pergi tanpa ada kabar samasekali. Wanita hamil itu menyentuh perutnya yang sudah semakin terasa berat, bahkan untuk sekedar naik ke tangga menuju kamar pun dia sangat keberatan.
'Dean, kenapa kamu tidak juga kembali. Apa kamu tidak merindukan ku, anak-anak, dan calon anak kita. Biasanya kamu selalu menciumnya, memperhatikan nya, menyentuhnya hanya untuk sekedar merasakan gerakannya.' Bryana berkata dalam hati, dalam bayangan saat Dean selalu memberikan French Kiss untuknya setiap pagi, mencium dan mengelus perutnya, membantunya mengurus anak-anak yang akan ke sekolah, semua itu sangat melekat dalam ingatannya, membuat rasa rindu yang terasa begitu menyayat hatinya.