"Bener kata pepatah, kalo jodoh emang nggak kemana"
_Caca_
"Pokoknya yah bun, sekarang Caca mau mandiri. Caca ngrasa selama ini masih jadi anak manja, kan Caca udah dewasa," kata Caca pada ayah dan bundanya di ruang keluarga menjelang malam hari. Mereka sudah pulang dari villa 2 hari yang lalu untuk persiapan Caca yang akan masuk SMA, tepatnya besok adalah hari pertama Caca mengikuti MOS.
Saat ini mereka tengah berkumpul sambil menonton tv. Sedang Caca tengah lesehan dibawah sofa, sibuk menyiapkan peralatan tempurnya yang akan ia bawa buat besok.
"Halah gaya lo. Emang baru sadar kalo lo itu selama ini manja? Segala bilang mau dewasa, ngomong aja masih panggil nama sendiri kek anak TK," saut Danis sambil menikmati kacang goreng.
"Kan, Bang Danis kenapa sih ngikut-ngikut mulu? Caca nggak lagi ngomong sama Bang Danis ya. Jadi mending Bang Danis diem, atau kalo perlu Bang Danis wiritan deh biar waktu Bang Danis lebih berguna," Balas Caca jengah dengan kakak satu-satunya.
"Lah itu kan kata-kata gue njir, ngikut-ngikut mulu lo Bambang,"
"Biarin daripa-"
"Mau bunda siapin ring tinju nggak?" bunda mereka menyela, stres melihat anak-anaknya yang tak pernah berhenti ribut walau 1 detik. Sedangkan Danis hanya meringis, diikuti dengan Caca yang mengacungkan 2 jarinya.
"Lagian kamu yakin Ca mau naik motor sendiri? Ayah kok nggak yakin," tanya ayah Caca. Berkumpulnya mereka hari ini memang disponsori oleh Caca yang mengutarakan keinginannya untuk naik motor sendiri, alih-alih ingin belajar mandiri.
"Yakin dong yah, kan Caca udah diajari Kak Bram kemarin, katanya Caca juga udah bisa kok," saut Caca semangat. Memang selama liburan kemarin Caca meminta Bram untuk mengajarinya naik sepeda motor.
"Alah bisa apa, orang mau nyalain lampu sen aja masih suka kliru mencet klakson. Lo dijalan kayak gitu yang ada malah dilempar pake sendal Ca, yakin gue," Ucap Danis sewot. "gue masih inget ya Ca, lo kemarin nyaris nyemplung ke sawah orang gara-gara lo ceroboh." Lanjut Danis kembali mengingat-ingat kecerobohan Caca ketika belajar naik motor.
*****
"Dek nanti dibelokan itu kalem aja ya," ucap Bram mengingatkan.
"Siap 86! Ucap Caca yakin.
Tak lama ketika akan menuju belokan, dari arah lawan terdapat pick up bermuatan sayur. Caca yang masih takutpun berhenti agar mobil pick up nya lebih dulu jalan. Setelah mobil pick up itu berjalan Caca kembali mencoba menjalankan motor, namun motor tak mau berjalan lantaran Caca lupa melepas rem.
Bram yang mengetahui itu pun berucap, "Remnya lepas dulu dek, mana mau jalan motornya kalo kamu rem,"
Caca yang manut dengan bodohnya melepas rem dalam keadaan juga meng'gas kuat motor, menyebabkan seketika motor melaju dengan cepat. Nyaris mereka masuk kedalam sawah orang kalau saja Bram tak segera mengambil alih setir.
"Duh dek gimana sih, nyaris aja nyemplung ke sawah," kata Bramsyok, namun masih dengan nada lembut.
"Kak, bentar jangan marahin Caca dulu. Ini masih gemeter kak, tuh liat tangan Caca," keluh Caca yang juga syok dengan tangan bergetar.
Danis yang mengikuti dari belakang juga tampak syok, segera menghampiri mereka.
"Ca gimana sih kok bisa mau nyemplung? Lo ngegas nya kekencengan apa gimana?Udah dibilang kalem aja," omel Danis.
*****
"Kan namanya juga belajar Bang, kata orang belajar motor kalo belum jatuh itu nggak ajib," bela Caca yang juga mengingat kejadian ketika ia belajar motor. "Lagian itu kan emang masih pertama, sekarang udah bisa kok. Udah lancar malah," lanjutnya.
"Serah lo deh," cuek Danis sambil mengibaskan tangannya.
"Bunda jadi ikut nggak yakin deh Ca, bukan apa-apa ya Ca. Cuman bunda lebih kasian sama yang kamu tabrak," ucap bunda Caca menimpali.
"Pokoknya Caca nggak mau tau, besok Caca berangkat pake motor. Fix no debat!" ucap Caca, setelahnya langsung mengemasi barang-barangnya dan masuk kedalam kamar.
"Ngambek tuh pasti," ucap Danis. Sedang ayahnya hanya menggelengkan kepala, diikuti dengan bundanya yang memijat pelipis.
*****
"Mau berangkat check!" ucap bunda Caca didepan Caca yang telah siap dengan perlengkapannya untuk pergi ke sekolah. "Helm, kaca mata anti debu, masker, sarung tangan, perlengkapan perang?" tanya bundanya mengecheck.
"Siap lengkap komandan," ucap Caca tegas dengan tangan hormat. Semua benda keselamatan yang ia pakai tak jauh dari tema lollipop. Mulai helm, masker dan sarung tangan.
"Puftt, bun itu Caca mau ke sekolah apa pergi perang? Ribet amat bawaaanya. Itu juga kaca mata hitam buat apa bun? Astaga kaya orang bintitan tau nggak?" ucap Danis tak mampu menahan tawa.
"Eitss.. dilarang komen. Ini juga buat keselamatan Caca. Yakan Ca?" tanya bundanya meminta persetujuan.
"Bener kok kata bunda. Caca mau berangkat dulu bye," pamit Caca menghampiri motor metic yang sudah dimodifikasi dengan tema lollipop.
"Lah Ca itu motor gue lo apain? Trus gue ke sekolah naik apa woi?" tanya Danis syok melihat keadaan motornya.
"No coment," pamit Caca berlalu dengan motornya.
*****
Hari masih dikatakan masih pagi, yaitu pukul 6.00 WIB. Caca menaiki motor dengan kecepatan 60 km/jam, emang dasar baru juga bisa naik motor udah songong aja. Tepat di jalan agak berkelok terdapat seekor induk ayam.
Mungkin karna kaget dengan motor yang lewat dengan agak cepat, induk ayam itu pun terbang tepat mengenai muka Caca yang alhasil menyebabkan Caca seketika oleng kehilangan kendali, dan Bruakkkk!!!!
Caca seketika terjatuh dari motor dengan keadaan tengkurap, untung motornya aman ;). Karena keadaan yang masih sepi, tidak ada orang yang dapat membantunya. Setelah beberapa detik, Caca mencoba duduk.
"Kan Caca jatoh, bunda sih nyuruhnya berangkat pagi-pagi. Caca masih idup nggak ya? Ya allah, Alhamdulillah masih utuh," ucap Caca bersyukur sambil meraba seluruh tubuhnya. Caca pun tengak-tengok mencoba mencari keberadaan ayam yang sudah menabraknya. Namun, lenyap.
"Duh mana tadi ayamnya, dasar ayam nggak tanggung jawab. Padahal udah nabrak Caca, bukannya minta maaf malah kabur. Nakal banget. Punya mata dua kanan kiri masih aja nggak tengok-tengok, malah main terbang aja," gerutu Caca masih tak terima.
"Lo gila? Ayam hewan juga lo salahin, yang ada tuh lo kalo naik motor jangan ngebut-ngebut!" sarkas seorang laki-laki berjaket coklat baru sampai dengan motor ninja hitamnya, niatnya sih bantu Caca. "Berdiri!" suruhnya sambil mengulurkan tangannya yang diterima oleh Caca, setelah sebelumnya melepas helm full facenya.
"Ka-" belum sempat Caca menyelesaikan kalimatnya, laki-laki itu sudah pergi kembali ke motornya dan meninggalkan Caca sendiri. Caca pun hanya bisa melongo lengkap dengan helm, kaca mata dan masker yang masih tepasang. Membuatnya seperti orang bodoh.
"I..i..itu kan pangeran Caca? Ba..batu, ayam, jatoh. Ya allah, Caca nggak jadi rabun kan ya gara-gara jatoh?" ucap Caca sedikit terbata-bata.
Caca yang sadar dari keterkejutannya pun segera menghampiri motornya yang tergeletak dan bergegas menuju sekolah.
��Emang bener kata pepatah, kalo jodoh nggak akan kemana. Hihihi" Ucap Caca sambil tekekeh. "Pangeran, Caca putri lollipop datang!!!!" teriaknya dijalan seperti orang bodoh, untung sepi.
*****