"Dimana Hope?" Kace membuka pintu dan mengerutkan dahinya ketika ia merasakan aroma Hope yang lemah di dalam ruangan ini.
Ia hanya melihat Raphael dan Lana, yang sedang duduk di sofa bersama dengan Lilac dan Riane, yang sedang tidur di atas tempat tidur.
"Calleb membawa Hope kepada keluarga Sterling untuk bertemu dengan pasangannya." Lana berkata. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Raphael dan menatap ke arah Kace.
"Apa?" Kace menggeram dengan dalam, namun kemudian Lana menyuruhnya diam dengan menempatkan jari telunjuknya di hadapan bibir dan melirik ke arah Raine dan Lilac yang berada di atas tempat tidur. "Kau akan membangunkan mereka." Ia berkata, mengerutkan dahinya.
Karena Lana sudah bertemu dengan Raphael, ia sangat jatuh cinta kepada pasangannya, melupakan semua yang ia rasakan terhadap Kace saat itu, seakan ia tidak pernah memiliki perasaan untuk Kace sejak awal.
Namun, semuanya menjadi lebih mudah seperti ini, karena mereka sungguh bisa berinteraksi satu sama lain dengan baik tanpa adanya rasa takut untuk melukai perasaan masing-masing.
"Dan kau membiarkannya membawa pasanganku pergi?" Kace bertanya dengan tidak percaya, namun ia berkata dengan suara yang pelan. "Kau seharusnya menghentikan Calleb."
"Menghentikan 'Hope', maksudmu?" Lana membenarkan kalimat Kace.
Dan itu memberikan Kace mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi. Mungkin saja, Calleb sudah memohon kepada Hope untuk mau membantunya, tapi Gamma itu tidak akan melakukan apapun, atau bahkan bisa membawa Hope pergi jika Hope tidak merasa setuju dengannya.
Itu pasti Hope, yang ingin pergi ke tempat yang mereka tuju sekarang.
Gadis yang suka menyibukkan diri itu! Ia sangat suka untuk terlibat dalam masalah semacam ini! Kace berpikir dengan frustasi. Ia seharusnya mengerti bagaimana pasangannya.
Hope pasti memiliki ribuan ide konyol di dalam kepalanya untuk membuat Calleb bisa bersama dengan Rosie, namun pada akhirnya, ia hanya akan menempatkan Kace ke dalam masalah lain dengan Sterling dan Sophia.
"Ugh!" Kace mengerang dan memutar balik tubuhnya untuk mencari keberadaan pasangannya yang nakal itu.
"Jangan terlalu kasar kepadanya, dia hanya ingin membantu Calleb." Lana berkata dari balik tubuh Kace, itu terdengar seperti seorang kakak yang sedang saudaranya untuk tidak berkelahi satu sama lain.
"Jangan khawatir, aku hanya akan bicara padanya dengan 'lembut'," Kace menekankan kalimat terakhirnya, dengan cara yang bisa membuat seseorang yang mendengarnya merasa ragu dengan apa yang ia katakan.
***
"Tapi, aku memiliki sebuah syarat untukmu dan aku akan membiarkan semua centarus itu hidup, selain Chiron dan Carina." Jedrek berkata kepada Zarrn.
Dari yang bisa dilihat dari ekspresi wajah sang Raja Alpha, Zarrn dapat merasakan rasa dingin dari apapun hal yang akan ia dengar dari Jedrek.
"Apa yang kau inginkan untuk aku lakukan?" Suara Zarrn terdengar sangat berat, seakan ia sedang mencoba untuk menahan perasaan yang ia rasakan yang mungkin akan meledak kapan saja.
"Bukan sebuah tugas yang sulit." Jedrek berkata. "Sama sepertimu, aku tidak ingin ada darah dari orang yang tidak berdosa bertumpahan."
"Aku ragu jika itu datang darimu," Zarrn berkata, namun masih ingin mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Jedrek. Terlebih lagi, jika ia bisa melakukan sesuatu untuk menyelamatkan kaumnya dari harus menanggung kesalahan Chiron, ia pasti akan melakukannya.
Namun, hatinya masih merasa sulit dengan fakta bawha Jedrek tidak akan membiarkan Chiron dan Carina untuk tetap hidup.
"Kau ragu denganku?" Jedrek bertanya dengan tidak percaya. "Kau seharusnya mengetahui itu sekarang bawha aku serius dengan apapun yang aku ucapkan."
Zarrn menghela napas berat, ia mengepalkan telapak tangannya dan menatap Jedrek tepat ke arah kedua matanya ketika ia berkata lagi. "Apa kau ingin aku membunuh Chiron dan Carina dengan tanganku sendiri?" ia menebak.
Jedrek mendengus. "Kau tahu? Kau selalu menebak hal yang salah dan berasumsi hal yang terburuk." Ia berjalan mendekat dan ia harus mendongakkan lehernya untuk membuat mata mereka berada sejajar, namun itu tidak membuat Zarrn merasa kurang terintimidasi oleh Jedrek.
Di sisi lain, Torak terus mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan. Ia tidak tahu apa yang Jedrek inginkan dari Zaeen, tapi sedikit merasa lega bahwa Jedrek tidak akan memberikan perintah untuk membunuh semua centaurus saat ini juga.
Torak berasumsi, Zarrn akan melakukan apapun syarat yang telah dipilihkan Jedrek untuknya. Ia terlihat sangat mencintai rakyatnya lebih dari yang bisa terlihat pada Chiron.
"Aku sangat suka, ketika orang mulai memikirkan yang terburuk, namun jawabanmu adalah salah." Jedrek berkata dengan lambat, ia ingin kalimatnya dimengerti sepenuhnya oleh Zarrn. "Itu menjadi sebuah ide bagus yang kau sarankan kepadaku, namun sayangnya, aku memiliki yang lebih baik dari itu."
"Apa?" Zarrn bertanya dengan curiga.
"Aku akan membunuh mereka hidup-hidup." Jedrek berkata, menikmati tiap ketakutan dan keterkejutan yang muncul di ekspresi wajah Zarrn ketika ia mendengarnya. "Di hadapan publik, jadi semua orang akan berpikir ribuan kali sebelum mereka mengkhianatiku dan menyakit orang yang sangat aku cintai."
Situasinya telah mencapai ke titik ini, maka tidak ada gunanya bagi Jedrek untuk menyembunyikan apapun. Ya, Lilac adalah pasangannya dan ia sangat menyayangi Lilac, musuh mereka akan berpikir jika ingin mengancam atau melukainya, namun mereka juga harus tahu mengenai konsekuensi yang mengerikan akan menunggu mereka bahkan untuk memikirkan hal itu.
"Jika kau ingin membunuhnya, kau bisa memenggal kepalanya," Zarrn berkata, suaranya terdengar sedikit bergetar. Mati karena dibakar hidup-hidup adalah sebuah penghinaan, karena yang terhukum akan berteriak kesakitan dan menunjukkan kelemahan mereka saat mereka merasakan rasa sakit yang tak tertahankan.
"Jika aku ingin membunuhnya dengan cara seperti itu, aku tidak akan berada disini dan berbicara kepadamu." Jedrek berkata dengan sejujurnya.
Sementara, Torak menyipitkan kedua matanya, ia terlihat mulai mengerti apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh Jedrek kepada para centaurus itu.
Bibri Zarrn tertutup dengan rapat sehingga membentuk sebuah garis lurus, sambil menatap ke arah sang Raja dengan tatapan yang lebih tajam lagi. "Apa yang kau mau untuk aku lakukan?"
Jika Jedrek tidak ingin membunuh Chiron dan Carina dengan tangannya sendiri, maka apa lagi hal terburuk lain yang mungkin akan terjadi?
Namun, jawaban dari Jedrek membuat Zarrn merasa tercengang. Itu terdengar sangat jauh dari bayangannya.
"Aku ingin kau untuk membuat semua centaurus mengabdikan kesetiaan mereka kepadaku dan jika mereka sangat berani untuk mencoba mengkhianatiku lagi, aku akan membunuh mereka semua. Dan pada saat itu, tidak akan ada yang bisa menghentikanku lagi." Jedrek berkata dengan jelas.
"Membuat semua centaurus mengabdikan kesetiaan mereka kepadamu? Setelah kau membakar ketua mereka dalam keadaan hidup di hadapan mata mereka sendiri?!" Zarrn memekik dengan terkejut.