Chereads / Beautiful girl's love / Chapter 10 - pulang ke apartemen

Chapter 10 - pulang ke apartemen

Alia masih terbaring di ranjang nya, wajah nya tidak se sedih sebelum2 nya. Namun ia tetap merasa jika hidup nya tidak se mudah saat masih sendiri. Stiven terus menasehati nya untuk makan yang banyak dan bernutrisi agar janin dalam kandungan nya selalu sehat. Alia mengusap perut nya yang masih sangat rata seperti tidak ada apa2 di dalam nya, bagaimana tidak kecil, usia kandungan nya saja baru beberapa Minggu.

"Dede yang sehat ya jangan nakal di dalam, kita hanya berdua bertiga dengan om dokter yang ganteng tanpa ayah, Dede jangan rewel dan jangan nakal ya sayang" alia berbicara pada calon bayi di perut nya seraya mengelus2 ngelus nya, tak terasa air mata nya kembali menetes teringat nasib calon anak nya

****

Saat jam makan siang stiven berkunjung ke rumah sakit tempat alia di rawat, ia di sambut alia dengan antusias,

"kamu telah yang telah di izinkan pulang oleh pihak dokter,"kata stiven

Stiven membawa beberapa stel baju untuk alia beserta jilbab dan daleman nya, tentu saja stiven tidak memilih nya sendiri, ia menyuruh karyawan nya untuk membeli pakaian untuk alia.

"Pakai ini, kamu akan membayar nya saat kamu gajian nanti" ucap stiven. Ia sengaja mengatakan seperti itu supaya alia langsung mau menerima pemberian nya.

"Baik lah terima kasih" ucap alia, ia pun menerima pemberian stiven dengan senang hati karena akan menyicil nya nanti saat gajian.

Alia telah di nyatakan benar2 pulih dari sakit akibat percobaan bunuh diri yang di lakukan nya oleh dokter yang merawat nya. Lain kali kalau mau bunuh diri jangan tanggung2, ucap stiven membuat alia memonyongkan bibir nya yang membuat stiven gemes lalu mencubit pipi alia.

"Cepat bersiap lah ganti pakaian mu dengan yang tadi aku beli kan, aku meminta karyawan toko yang memilih semoga pas di kamu" ucap stiven, alia pun langsung ngambil satu stel baju beserta jilbab dan pakaian dalam nya dan memakai nya, alia sampai malu sendiri, bagaimana bisa ia di belikan pakaian dalam oleh seorang pria.

Di dalam kamar mandi ia berusaha mencari bandrol dari baju tersebut, alia ingin melihat harga dari baju yang aksn di pakai nya namun sudah tiada, ia ingin menghitung jumlah hutang nya pada stiven yang akan ia cicil dari gaji nya nanti, tapi kemungkinan stiven sengaja membuang nya. Tanpa menunggu lama, ia lalu memakai baju pemberian stiven ternyata sangat pas di badan nya, "bagaimana bisa seorang laki2 dengan pas memilih baju untuk nya dengan sempurna pas banget di badan nya. Alia tidak tahu jika gaji nya dalam sebulan tidak akan cukup untuk membeli satu s stel baju yang stiven berikan untuk nya. Alia terbiasa mbeli baju di pasar dengan harga 50 ribu sampai 100 ribu, tentu saja sangat berbeda, "ini di pakai terasa nyaman sekali, aku ingin tanya beli nya di pasar mana" pikir alia

Setelah beberapa saat di kamar mandi alia telah keluar dari kamar mandi denfan menggunakan baju dari stiven, ia terlihat begitu cantik begitu sempurna meskipun tanpa riasan mek,up. Kulit nya yang putih mulus tanpa cela, bibir merah, dan dagu lancip, hidung mancung, mata bulat membuat alia nampak sangat cantik dengan baju branded yang di kenakan nya. Stiven lupa membeli kan sepatu untuk alia sehingga ia tetap mengenakan sendal jepit.

Stiven dan alia keluar rumah sakit, tanpa membayar biaya rumah sakit tersebut, tentu saja tidak membayar karena rumah sakit tersebut milik ayah nya sendiri, dari hasil kerja nya pada sang ayah stive hanya baru bisa membeli sebuah klinik yaang ia beli belum lama.

Namun sekarang klinik stiven jadi cukup terkenal karena kasus percobaan bunuh diri yang di lakukan alia.

"Kakak nggak bayar tagihan rumah sakit? Mana boleh lihat tidak bukti pembayaran nya?aku ingi hitung jumlah hutang ku" tanya alia alia polos.

"Orang kantor yang membayar tagihan nya, nanti juga di kirim ke rumah. Jawab stiven, berbohong

Alia dan stiven berjalan keluar dari rumah sakit menuju tempat parkir , ini untuk pertama kali nya alia melihat stive di luar ruangan, ternyata wangat tampan, kulit nya putih mulus tanpa ada goresan sama sekali. Ia benar2 pria sempurna, dia bahkan sangat2 baik. Pikir alia dalam hati.

"Ayo masuk "suara seorang pria membuyar kan lamunan alia. Kamu itu banyakan melamun. 'Wanita hamil di larang melamun." Ucap stiven lagi seraya membuka kan pintu untuk alia.

Alia duduk di depan sebelah kemudi, sesekali stiven melirik ke arah alia,yang sudah tidak ada lagi kesedihan di wajah nya.

Mobil melaju memecah jalanan ibu kota yang lancar tidak terlihat kemacetan seperti biasa nya, namun bukan ibu kota nama nya jika sepi dari kendaraan bermotor dan lalu lalang orang ber aktifitas meskipun cuaca saat itu sangat panas, orang2 seakan tidap peduli dengan cuaca saat itu, saat matahari tepat berada di atas kepala nya tetap ramai orang2 berlalu lalang di jalanan ibu kota yang tak pernah sepi dari penduduk yang bekerja di luar karena memang sangat padat.

"Apa ada makanan yang tidak kamu sukai?" Tanya stive pada alia,

"Tidak ada, semua makanan aku suka" jawab alia singkat.

Setelah beberapa saat berjibaku di jalanan ibu kota mobil stive masuki sebuah restoran yang dekat dari apartemen nya. Mobil telah berhenti di depan sebuah restoran, stive membuka kan pintu untuk alia dan membimbing alia untuk turun, entah mengapa stive merasa ingin selalu melindungi alia.

Stive dan alia jl bersamaan masuk kedalam restoran, tanpa di sadari ada sepasang mata yang terus mengawasi nya.

Di dalam sebuah mobil yang baru saja terparkir tidak jauh dari mobil stive, rafa memperhatikan sosok wanita cantik berhijab nan polos, rafa sempat beberapa kali mengucek mata nya takit ia salah lihat,

"Yaa, itu adalah alia," ia segera terus berjalan mengikuti alia dan pria tersebut hingga masuk restoran kedalam restoran, rafa memilih duduk di pojokan masih menggunakan masker sehingga tidak ada yang mengenali nya.

Rafa masih belum yakin dengan yang di lihat nya, ia masih takut jika yang di lihat nya itu orang lain, bagaimana bisa alia bersama dengan pria tampan bermobil mewah, namun saat rafa melihat pergelangan tangan alia, ia yakin jika itu adalah alia mantan pengasuh anak nya yang kini sedang mengandung anak nya"siapa pria itu?" Gumam rafa

Dari tempat duduk nya rafa tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan, namun rafa dapat melihat dengan jelas alia dan pria itu sesekali tertawa, terlihat jelas kebahagiaan di wajah mereka berdua.