Chereads / Si Cuek dan Si Bobrok / Chapter 1 - episode 1

Si Cuek dan Si Bobrok

amerauli
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 16.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - episode 1

Hari ini adalah hari istirahat sejenak yang diberikan oleh pihak kampus pada mahasiswanya, yah kami sudah mendapatkan liburan semester kami mulai hari ini, aku sudah berhasil melewati 2 semester dari perkuliahanku, aku rasa hari-hari berikutnya akan jauh lebih berat lagi, hingga ku putuskan untuk menyiapkan mental dari hari ini untuk pembelajaran semester depan. Kami mendapatkan libur selama 1 bulan penuh, menurutku liburannya juga tidak terlalu pendek tapi aku berharap masih ada tambahan liburan setelah itu. Ku putuskan hari ini untuk berkemas-kemas kosan ku yang akan ku tinggal selama sebulan itu, ku bersihkan semuanya hingga tak ada lagi debu yang tersisa, hingga waktu seharian penuh ku habiskan untuk berbenah kosan, setelah lelah dengan hari ini aku pun memilih untuk makan dan beristirahat hingga pagi.

Esoknya aku merasa badanku pegal-pegal karena seharian membersihkan kosan kemaren, oh iya hari ini aku memutuskan untuk mengemasi barang-barang ku agar besok aku bisa pulang ke rumah, kangen banget main sama anak sepupuku dan kangen juga sama suapan Mama, eits jangan salah ya, walaupun udah kuliah aku masih disuapin mama waktu makan, karena suapan mama terasa lebih nikmat, waktu sudah menunjukkan pukul 09.00, sudah saatnya untukku merapihkan barang-barang ku, 3 jam berlalu dan semuanya sudah dikemas dengan rapi, saatnya untuk aku mengisi tenagaku. Untuk makan siang kali ini aku akan membeli 2 pcs ayam goreng dan 2 kotak susu, tidak lupa dengan nasi dan sambelnya agar makanku menjadi lebih nikmat. Selesai makan aku pun mandi dan bersiap untuk ke rumah sepupu yang tidak terlalu jauh dari kosan ku, hanya berjarak 3 km, jangan tanyakan kenapa aku malah tinggal di kosan bukan di rumah sepupuku, karena jawabannya "Aku tidak suka merepotkan".

Kini aku sudah hampir sampai di depan rumah sepupu ku, yah rumahnya melewati beberapa gang, karena aku naik angkot ya aku harus jalan kaki agar sampai di rumah sepupuku, walaupun gang nya sepi aku trobos aja lah daripada harus naik ojek, lagi pula tidak terlalu jauh kok, sesampai aku disana dari luar aku mendengar suara sepupuku yang menangis dan terus berkata tidak, aku pun tidak berani untuk masuk dalam kondisi seperti ini, ku dengar ada suara laki-laki yang sedang marah pada sepupuku, aku dengar dari kata-katanya bahwa sepupuku berselingkuh dengan orang lain, aku pun terdiam dan tak berkutik saat itu, hingga keluar lagi kata-kata dari mulut lelaki itu bahwa "Gue tau lo selingkuh, lo ngga usah pura-pura lagi di depan gue, dasar perempuan murahan" dan bersamaan dengan itu sepupu ku pun terjatuh ke arah pintu masuk, dimana tempat aku sedang berdiri sambil mencerna permasalahan yang mereka hadapi, aku membantu sepupuku untuk berdiri, sementara lelaki itu melihatku sejenak lalu kembali menatap sepupuku kemudian pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku memeluk sepupuku yang menangis sesenggukan itu, ku peluk ia erat sambil merasakan bagaimana penderitaan yang ia alami, aku pun menuntun sepupuku untuk masuk ke dalam rumah dan mendudukkannya di sofa.

Setelah ku berikan minum, dan tangisnya sudah mereda, ku tanya dia perlahan mengenai kejadian ini, ku minta dia untuk menjelaskannya, dia pun bercerita dan inti dari ceritanya adalah dia sedang pergi dengan sepupu kami yang lainnya bernama Ghivan dan pacarnya itu menuduhnya berselingkuh hanya karena ia pergi menemani Ghivan membeli hadiah ulang tahun untuk ibunya yang merupakan tante kami, sudah berkali-kali sepupuku Gita ini menjelaskannya tapi pacarnya itu tetap tidak percaya, benar-benar posesif, aku sih menganggapnya toxic people, karena dia memilih berpacaran dengan Gita tapi tidak mempercayai Gita sama sekali, dia benar-benar menyebalkan aku berniat untuk memberinya sedikit pelajaran agar dia tidak menyia-nyiakan Gita lagi, dan akan ku pastikan dia menyesal dengan apa yang telah dia lakukan. Aku sampai lupa bahwa tujuan ku kesini adalah untuk mengajak Gita pulang ke rumah ku besok, karena nenek kami meminta kami semua untuk berkumpul di rumah, Gita mengiyakan dan mengajakku menginap di rumahnya untuk semalam saja sekalian membantunya untuk berkemas untuk pergi besok pagi.

Di rumah ini Gita tinggal bersama kedua orang tuanya dan juga adik kembarnya yang berjenis kelamin laki-laki, tapi kulihat tidak ada seorang pun di rumah ini selain Gita, akhirnya aku pun menanyakan mereka dan Gita menjawab bahwa orang tuanya sudah sampai di rumah besar kami sedangkan kedua adiknya itu pergi sekolah tapi sampai sore ini mereka belum juga pulang, aku pun menelfon si kembar itu untuk menanyakan keberadaannya dan taunya mereka sedang berada di warnet dekat sekolah mereka, mereka hanya beda 2 tahun dari ku sedangkan Gita 1 tahun di atasku. Karena hari sudah menunjukkan pukul 5 sore, aku pun memutuskan untuk menjemput kedua kembaran itu, aku menaiki angkot seperti biasanya dan turun di gang sekolah mereka, kulihat satu persatu warnet yang ada di dekat sekolah itu dan benar saja mereka berada di warnet yang dekat sekali dengan sekolah, ku hampiri mereka yang masih sibuk bermain game dan ku paksa mereka untuk pulang, meski pun marah mereka tidak pernah mengacuhkan ku karena jika mereka berani, mereka lah yang akan di hajar abis-abisan oleh ku, mereka menarik nafas panjang dan meninggalkan permainan mereka itu, mereka adalah Abhimata Sofida dan Abiandra Sofida, panggil saja mereka Bhima dan Andra. Di perjalanan pulang tak lupa ku beli makanan untuk kami makan ketika di rumah nanti, karena ku akui perutku saat ini sudah kembali lapar, aku membeli 2 bungkus lotek sebagai sayur, 2 ayam bumbu dan 2 ayam bakar madu yang sungguh menggugah seleraku, untuk snack aku membeli 2 bungkus jamur krispi dan 1 bungkus pisang nugget, setelah itu aku membawa kedua anak ini pulang bersama ku.

Sesampai di rumah, aku melihat Gita yang sedang duduk di depan televisi, dia sedang menonton film kartun sambil memakan kerupuk, ku suruh anak kembar itu untuk mandi dan mengemasi barang-barangnya untuk besok, awalnya mereka bingung karena aku menyuruh mereka untuk mengemasi barang-barang, tapi setelah ku jelaskan mereka pun mengerti dan mematuhi perintahku, aku pun meminta Gita menulis surat izin untuk kedua adiknya itu, Gita menulis 4 surat karena Bhima dan Andra direncanakan libur selama 2 hari dan 2 hari lagi adalah hari libur untuk umum, jika diperkirakan kami akan berada di rumah besar selama 4 hari dan kemudian akan kembali ke aktifitas seperti biasanya. Esok harinya, aku bangun pagi-pagi untuk mengantarkan surat si kembar ini dan kemudian kembali kosan ku untuk mengambil barang-barang, setelah itu aku memesan taxi online untuk membawa kami ke stasiun kereta api, aku memesan taxi dari kosan lalu mampir ke rumah Gita dan kemudian barulah kami berangkat ke stasiun, di stasiun aku memesankan 4 tiket dan waktu keberangkatannya adalah pukul 10 pagi, ku lihat jam saat ini masih pukul 9 pagi, aku pun memutuskan untuk menghubungi mama terlebih dahulu agar nantinya ada yang menjemput kami di stasiun menuju rumah besar.

Setelah menunggu cukup lama waktu keberangkatan pun tiba dan kami pun memasuki kereta itu, 2 setengah jam berlalu kami pun sampai di stasiun dan tentunya sudah ada bang Oken yang menjemput kami, bang Oken adalah anak dari anak nenek yang pertama yaitu tante Irma, bang Oken usianya adalah 5 tahun di atasku, bang Oken membantu kami untuk meletakkan barang-barang kami dalam mobilnya, karena cukup lelah aku pun tertidur di mobil dan melewatkan perjalanan begitu saja