Pagi menjelang tak menyurutkan seorang lelaki yang masih bergelung indah didalam selimutnya. Mencari kenyamanan untuk terus memejamkan matanya. Entahlah, hari ini ia sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur yang kini sedang memeluknya dengan erat ini, padahal jam menunjukan sudah pukul 6:15 yang artinya sebentar lagi pasti akan terdengar suara halilintar yang membangunkan lelaki itu.
"LINTANG ANDRIAKSA BAGASKARA bangunnnnnn, atau uang jajan kamu mommy potong" Terdengarlah suara yang ditunggunya sejak tadi yang membuatnya langsung beranjak karena takut ancaman itu akan menjadi ancaman.
"Iya Mommy ini Lintang udah bangun kok" Teriak Lintang tak kalah lantang suaranya.
***
Setelah selesai mandi, Lintang segera bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. Sebelum itu dia menghampiri salah satu rumah di komplek yang sering ia lewati. Menunggu sang bidadari muncul walaupun hanya bisa melihat dari jauh. Maklum sebagai asupan nutrisi paginya.
Sebuah mobil Rolls Royce hitam pun melewati motornya dengan menampakkan wajah cantik seseorang sebelum kaca jendela itu tertutup rapat kembali.
Sesampainya disekolah, Lintang mulai memasang wajah datarnya dihadapan semua orang. Para gadis yang tergila gila pada Lintang menjerit histeris, meskipun tampangnya tidak mempunyai ekspresi namun masih tetap terlihat tampan dan menawan.
Memasuki ruang kelas yang bertuliskan XII IPA 1, Lintang bersiul gembira karena hanya ada dirinya dan seseorang diujung sana yang sedang menundukan kepalanya karena buku yang sedang ia baca.
"Hai, Babe, Ngapain pagi-pagi udah baca novel aja mending sarapan dulu" Sapa Lintang menghampiri bangku yang sedang ditempati oleh gadis itu yang tak lain itu adalah Senja. Wanita yang sedang ia perjuangkan saat ini.
"Kamu daripada pagi-pagi ngomong ga jelas mending diem ga usah banyak bacot lu" Jawab Senja dengan khas gaya gasnya.
"huss, jangan kaya gitu sama calon suami. Gak baik loh asal ngomong kenceng kaya gitu" Goda Lintang menaik turunkan alisnya sembari tersenyum jenaka.
"Siapa juga yang mau sama orang kaya lu yang ga punya akhlak ini" Ujar Senja memutar bola matanya malas.
"Awas jangan terlalu benci loh, nanti takut jatuh cinta" Lintang berlalu pergi menuju bangkunya yang terletak tepat dibelakang senja.
Senja yang mendengar perkataan itu seketika jantungnya berdetak dengan keras berusaha menormalkannya kembali.
Gua emang udah jatuh cinta sama lu Andri, namun sayang gua ga mau jatuh lagi untuk kesekian kalinya karena perbedaan jelas diantara kita, batin Senja.
Bel berbunyi menyandarkan Senja dari lamunannya. Karena sebentar lagi pelajaran akan dimulai.
***
Jam istirahat telah tiba kini semua murid berhamburan keluar intuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Begitu pula dengan Senja, Acha dan Lyodra mereka berhamburan keluar kelas menuju kantin.
"Gila Bu Ani ga tanggung-tanggung yah kalau ngasih tugas, udah mah mepet banget keluarnya" Lyodra terus mendumel karena guru pelajaran Matematika killernya minta ampun.
"Udahlah, yang penting kita bisa keluar kelas berkat Senja sama si babang tampan itu si Lintang yang ngerjain soal dipapan tulis tanpa ragu" Timpal Acha yang sudah lelah mendengar celotehan dari Lyodra yang tak hentinya.
Sesampainya dikantin bangku penuh sesak dengan para mahasiswa yang sudah mengantri makanan di stand yang tersedia, Senja mengerlingkan matanya mencari bangku kosong.
Haisshh, sial kenapa harus bangku Andri yang kosong, batinnya.
Dengan terpaksa Senja dan kedua temannya berjalan menuju bangku Lintang yang masih kosong itu. Kalau bisa dijelaskan sih sebenarnya mereka seperti anjing dang kucing yang tak pernah akur dan selalu adu mulut. Meski Lintang terkenal dingin pada semua orang tapi tidak teruntuk ketiga cewek ini yang selalu diejek dan digoda oleh Lintang maupun teman-temannya.
"Whatsaappp guys, tumben nih ciwi ciwi nyamperin bangku ini " Ujar Reno dengan hebohnya.
"Diam lu, kita ga kebagi tempat jadi shut up your dirty mounth, gua lapar " Jawab Acha dengan muka kesalnya.
"Santai dong ga usah ngegas gitu kali" Kesal Reno dengan mulut penuh makanan.
"Itu makanan yang dimulut abisin dulu, jorok tahu" Ucap Senja dengan nada jijik mamutar bola matanya jengah.
"Eh Nyonya Mamih, mau pesen apa nyonya mamih nanti gua pesenin biar Tuan papih nemenin nyonya mamih disini " Ujar Rendy cengengesan melihat ekspresi senja yang selalu dipanggil nyonya mamih itu.
"Ga usah sok baik lu yang ujungnya makanan tetep gua yang bayar"Jawab Senja ketus.
Setelah perdebatan yang sangat panjang, akhirnya makanan yang cewek cewek pesan datang dengan dibawakan oleh Lyodra dan mang Asep penjual bakso Favorit SMA Baskara.
Sedari tadi ada yang aneh dirasakan Senja. Karena seseorang yang selalu ingin berdebat dengannya malah terlihat diam tanpa mau menatap Senja dan beradu mulut dengannya.
Bersambunggg
#Tbc