Chereads / Dear, Senja / Chapter 3 - Chapter 2

Chapter 3 - Chapter 2

Suasana hati Lintang saat ini sedang tidak menentu setelah mendengar perkataan para siswi yang dia dengar saat akan melewati lorong menuju toilet tadi.

Dia merasa uring uringan karena hal itu, Dia harus membicarakan hal ini kepada Mommy dan Daddynya jika dia tidak ingin kehilangan seseorang.

#flasback on

Langkah kaki Lintang terhenti di balik tembok saat salah satu siswi malah membicarakan tenatng cewek kesayangannya, siapa lagi jika bukan Senja.

"Eh, btw gua denger tadi pas mau masuk gerbang si Senja diantar sama seorang cowok. Ganteng tahu, gila kece beud" Ucap salah satu siswi itu.

"terus terus gimana ? " Tanya yang lain dengan nada kepo.

"Ya, engga gimana gimana. Cuma kalau di liat liat si cowok itu kayanya suka banget sama si Senja, terpancar jelas dari wajahnya gitu "

"Huh, andaikan si Lintang satu frekuensi sama si Senja, mungkin mereka sekarang udah jadiaan "

"Kasian juga yah si Lintang yang keliatan banget suka sama Senja tapi malah dipendam, Senjanya juga gak peka orangnya" Timpal Cewek yang sedang mengoleskan sedilit liptint di bibirnya.

"Babang Tamvan mending buat gue aja deh" Timpal salah satu cewek dengan genitnya.

"Yang jadi pertanyaannya, emangnya si Lintang mau sama lu " Skakmat. Setelah perbincangan itu mereka pun bergegas untuk segera ke kelas karena sebentar lagi bel akan berbunyi.

#Flashback off

Hanya percakapan sederhana. Namun, mematahkan semangatnya untuk lanjut mengejar sang pujaan hati.

Dia tahu, perbedaan mereka sangat terbentang luas dan takkan pernah berakhir. Jika salah satunya tidak mau mengalah.

***

Malam ini tak mendatangkan bintang sama sekali. Lintang hanya termenung di balkon kamarnya dengan angin yang setiap saat membelai wajahnya yang putih bersih itu.

Dia masih kalut, tentu saja. Pemikiran bodoh sempat terlintas di benaknya untuk memaksakan kehendaknya pada Senja. Namun, pemikiran itu sama sekali tidak memenangkan batinnya untuk melanjutkan rencana itu. Dia ingin hubungannya berjalan dengan baik, di awali dengan baik dan diakhiri dengan saling mencintai, menjaga dan melindungi sampai maut memisahkannya dengan sang kekasih.

"Hei, kenapa melamun disini ? Dingin sayang, Tubuh kamu tak bisa menahan dingin. Ayo masuk " Suara lembut itu menyentak alam bawah sadarnya. Sekarang Lintang tahu, kepada siapa kegundahan hatinya tersalurkan.

"Iya Mommy " Ujarnya lalu melangkahkan kakinya menuju kedalam kamar.

Pintu balkon di tutup oleh Mommy Andini, Ibunya Lintang. Lintang duduk di bagian sisi kasur dengan termenung, harus dari mana dulu dia menjelaskan kepada mommy nya.

"Sayang, kalau ada yang mau diceritakan ceritakanlah, mommy mendengarkanmu " Ucapnya lembut seakan mengerti akan kegundahan putranya.

Lintang tampak ragu untuk mengutarakan niatnya yang mungkin akan mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah sangat menyayanginya sedari kecil. Tapi dia tidak bisa melepaskan kesempatan ini untuk mengutarakan isi hatinya yang sesuangguhnya kepada Mommynya ini.

"Mom, maaf jika ini akan menyinggung perasaan mommy sama daddy, tapi Lintang tidak punya pilihan lain.." Ucapnya menarik nafas sebelum melanjutkannya kembali.

"Lintang mencintai seseorang yang menjadi teman sekelas Lintang. Tapi.." Katanya tak mampu lagi ia lanjutkan.

Andini mengerti bahwa dia harus meyakinkan putranya untuk berbicara secara jujur.

"Tapi apa ? ada masalah ? Jika kamu sangat mencintainya. Kejar dia nak jangan pernah menyerah, yakinlah Mommy sama Daddy akan selalu mendukungmu " Senyuman hangat itu terbit, meyakinkan Lintang untuk mengucapkan maksud hatinya.

"Lintang ingin pindah agama mom, Lintang ingin menjadi mualaf lalu langsung melamar Senja menjadi istri Lintang mom " Lintang tertunduk takut melihat ekspresi kecewa Mommynya.

Andini sangat terkejut dengan pemikiran putranya ini. Putranya telah dewasa dan memikirkan kesucian orang yang sangat disayanginya. Kecewa ? Kata itu tidak akan pernah ada dalam kamus hatinya jika putranya melakukan hal sebaik ini.

Lintang nampak menunggu dengan resah karena tidak ada jawaban dari Mommy nya itu.

"Mom, maafkan Lintang. Lintang tidak bermaksud membuat mommy kecewa seperti ini" Lintang akhirnya berlutut dibawah kaki Andini yang saat ini tengah merekahkan senyumannya.

"Sayang, Mommy tidak akan pernah kecewa dengan pemikiran kamu yang sedewasa ini. Tapi, satu yang mommy ingin tanyakan kepada kamu " Ucapnya terhenti.

"Apa kamu siap melanjutkan hidup kamu tanpa Mommy dan Daddy ? Karena setelah menikah kamu bukan lagi tanggung jawab kami. Kamu harus mandiri berdiri di kaki kamu sendiri agar kamu bisa dianggap bertanggung jawab. Lagi pula sebentar lagi kalian akan lulus, tinggal menghitung bulan. Apa kamu siap ,Nak ? Tanya Mommy Andini dengan mengusap surai hitam milik putranya itu.

Lintang yang sejak tadi tidak melihat wajah ibunya itu, lalu medongakkan kepalanya melihat keseriusan atas ucapan ibunya, dan terlihat tidak ada kekecewaan sama sekali. Malah disana terlihat wajah ibunya yang tersenyum hangat dengan rasa bangga karena memiliki anak sedewasa Lintang.

"Daddy juga setuju apa yang dikatakan Mommy, kamu sudah dewasa Lintang, kalau kamu mau Daddy akan memberikan pekerjaan untuk kamu setelah menikah" Ujar seseorang yang berjalan masuk menghampiri keduanya.

"Daddy dan Mommy setuju ?" Tanya Lintang tak percaya akan semudah itu meluluhkan kedua hati orang tuanya.

"Iya Daddy dan Mommy setuju kamu menjadi mualaf, karena sebenarnya, Daddy dan Mommy mu juga sekarang sudah menjadi seorang mualaf, tadinya kami berpikir kamu akan memilih jalan kamu sendiri jadi kami tidak memintamu untuk menjadi mualaf. Tapi sekarang Syukur Alhamdulillah kamu mau menjadi mualaf dengan keinginanmu sendiri" Fakta yang meluncur dari mulut Daddy nya membuat Lintang terperangah. Sejak kapan kedua orang tuanya menjadi mualaf. Ah.. banyak sekali yang ia lewatkan.

"Kami baru menjadi mualaf dua hari yang lalu sayang" Ucap sang Mommy menjelaskan.

"Baiklah setelah ini kita langsung menuju kerumah ustadz Salim yah" Ucap sang Daddy menepuk kepala Lintang yang masih bersimpuh dihadapan ibunya.

Setelah percakapan itu, akhirnya Lintang bisa bernafas lega dan sebentar lagi dia bisa meminang Senja.

Sebenarnya Lintang sudah lama ingin meminang Senja sejak berada dikelas dua, namun penghambat itu selalu ada dan kemudian dia hanya bisa menyisihkan uang jajan dari Daddy dan Mommynya untuk dia tabung dan membuka usaha kecil kecilan tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya itu. Sejak satu tahun yang lalu Lintang sudah membuka sebuah Distro disalah satu mall untuk ancang ancang jika nanti ada keadaan darurat yang menimpanya.

Syukur sekarang hal itu bisa berguna untuk Lintang. Dalam tidur hari ini Lintang tertidur nyenyak tanpa harus memikirkan pemikiran berat itu lagi. Kepalanya terasa ringan malam ini. Dia pun tertidur sembari tersenyum dengan senyuman menawan yang mampu meluluhkan hati kaum hawa.

***

Bersambung

untuk teman teman mohon bantuannya yah bisa vote sama komennya disini ๐Ÿ˜‰

bagaimana cerita yang aku buat ini, supaya aku bisa lebih baik lagi untuk memperbaiki kesalahan kesalahan yang mendasar ๐Ÿ™mohon bantuannya..