Chereads / My Bipolar Boyfriend / Chapter 5 - Five

Chapter 5 - Five

"Al.. Alvin?" cicit Keysha dengan suara pelan.

"Iya Key. Ini aku Alvin."

"Jadi ternyata kamu yang dari kemarin masuk ke kamar aku diam-diam?"

"Iya Key."

Keysha menggeleng tidak percaya dengan sifat Alvin yang berubah drastis seperti ini.

"Jadi, ngapain kamu masuk ke kamar aku diam-diam?" tanya Keysha sambil berusaha melepaskan tangan Alvin dari pinggangnya.

"Karena aku ingin melihatmu setiap saat Key. Dan aku ingin kamu menjadi milik aku seutuhnya." jawab Alvin sambil mengeratkan tangannya di pinggang Keysha.

Keysha mulai takut dengan sifat Alvin yang seperti ini. Dan ia mulai waspada karena hanya ada ia sendirian dirumah ini. Keysha terus berusaha melepaskan tangan Alvin, tapi malah semakin erat dan malah tubuh Keysha dan Alvin menjadi semakin menempel karena Alvin menariknya semakin mendekat.

Tanpa aba-aba Keysha langsung menendang bagian bawah Alvin yang membuat Alvin kesakitan dan langsung melepaskan tangannya dari pinggang Keysha. Dan Keysha langsung berlari keluar dari kamarnya.

"Keysha. Jangan berani kabur kamu." teriak Alvin sambil turun dari ranjang untuk mengejar Keysha.

Keysha tidak menghiraukan ucapan Alvin dan langsung berlari menuruni tangga. Namun karena ketakutannya ia sampai tidak hati-hati lagi dan alhasil dia terjatuh dari tangga.

"Awwww..." Keysha merasakan sakit di kakinya ketika ia mencoba untuk bangun. Ia semakin ketakutan dan keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya ketika melihat Alvin sudah mulai menuruni tangga.

"Kamu nggak bakal bisa pergi dari aku Key." ucap Alvin sambil menyeringai dan menghampiri Keysha yang terduduk dibawah lantai.

"Vinn.. Kamu sebenarnya mau apa Vin? Apa aku ada salah sama kamu? Aku mohon jangan ganggu aku lagi." pinta Keysha sambil menangis karena air matanya tidak bisa ia bendung lagi.

"Aku cuma mau kamu menjadi milik aku selamanya Key. Dan salah kamu adalah membuat aku tertarik sama kamu. Kamu mau jadi pacar aku Key?" tanya Alvin sambil berjongkok dihadapan Keysha. Namun tidak ada jawaban apapun yang Alvind dapatkan selain isakan tangis Keysha yang semakin kencang.

"JAWAB AKU KEYYY. Apa kamu nggak punya mulut ha?" bentak Alvin sambil mencengkram kuat dagu Keysha kuat agar menatapnya.

"Hikss... Hikss... Lepas Vin. Sakit..."

"JAWAB DULU PERTANYAAN AKU KEY!" geram Alvin karena dari tadi ia tak mendapatkan jawaban yang ia inginkan dari pertanyaannya.

"Hiks.. Aku nggak bisa Vin. Lagian juga kita baru kenal." jawab Keysha sambil terisak-isak.

"APA? KAMU BILANG NGGAK BISA? Kalau masalah baru kenal, kita bisa kenal lebih lama lagi Key. Lagian kita juga satu sekolah dan satu kelas. Yang aku inginkan hanya kamu menjadi milikku. Apa itu sangat sulit untuk kamu terima?" bentak Alvin kecewa sambil melepaskan cengkraman tangannya dari dagu Keysha dan berpindah mencengkram kaki Keysha yang terkilir akibat jatuh dari tangga.

"Awwww... Sakit Vin. Ma...af Vin, aku nggak bisa. Hikss.. Hikksss." tangis Keysha semakin pecah karena merasakan sakit yang teramat saat Alvin mencengkram kakinya.

Alvin merasa bersalah karena ia sudah menyakiti wanita yang ia cintai. Ia pun langsung melepaskan cengkramannya di kaki Keysha. Dan ia langsung memukul dinding yang berada dibelakang Keysha untuk melampiaskan amarahnya karena telah menyakiti Keysha. Kemarahan Alvin pun semakin memuncak karena Keysha tetap tidak mau menerimanya. Ia terus menerus memukul dinding tersebut sampai tangannya mengeluarkan darah.

"Vin... Berhenti Vin. Apa yang kamu lakuin?"

"Aku nggak bakal berhenti sampai kamu mau menerima aku dan kamu mau menjadi milik aku seutuhnya."

Keysha menangis semakin kencang karena ia bingung harus apa sekarang. Apakah ia harus menolak Alvin dan membiarkan Alvin memukul dinding sampai tangannya remuk? Atau apakah Keysha harus menerimanya dan harus terjebak dengan hubungan ini?

Alvin masih tidak berhenti memukuli dinding tersebut. Sampai darahnya menempel di dinding itu dan mengalir mengenai lantai.

Keysha langsung menarik tangan Alvin agar berhenti. Namun semuanya sia-sia. Tenaga Keysha tidak sebanding dengan tenaga Alvin.

"Vin... Aku mohon kamu jangan sakiti diri kamu seperti ini Vin." Keysha terus berusaha menarik Alvin. Namun Alvin tak menghiraukan ucapan Keysha dan terus saja memukul dinding.

Dengan cepat Keysha langsung memeluk Alvin dari belakang dan menangis sejadi-jadinya dibelakang punggung Alvin karena ia sudah tidak tau lagi harus apa dengan kelakuan Alvin yang seperti ini. Ia tidak mau melihat tangan Alvin remuk karena terus-menerus memukul dinding.

"Berhenti Vin. Aku mohon."

Alvin langsung menghentikan aktivitasnya memukul dinding dan langsung berbalik menatap Keysha.

"Jadi kamu mau jadi pacar aku Key?" tanya Alvin lembut sambil mengusap air mata Keysha yang mulai berjatuhan.

Keysha hanya diam dan tak menjawab sambil terus menangis.

"Kalau kamu diam, berarti aku anggap kamu setuju bahwa kamu sudah menjadi pacar aku dan menjadi milik aku seutuhnya. Karena kamu sudah memutuskan untuk masuk ke dalam hidup aku, maka kamu tidak akan pernah bisa pergi dari hidup aku Key." jawab Alvin sambil tersenyum lebar dan kemudian ia langsung menarik Keysha ke dalam pelukannya. Keysha hanya bisa pasrah dan ia berpikir kehidupan barunya yang kacau akan dimulai dari sekarang.

Alvin langsung mengurai pelukannya. Dan ia melihat kaki Keysha yang sudah mulai agak membiru.

"Kaki kamu masih sakit sayang?"

Jantung Keysha langsung berdetak dnegan cepat ketika mendengar Alvin memanggilnya dengan sebutan sayang.

"Eng.. Enggak sakit lagi kok Vin." jawab Keysha gugup.

"Tangan kamu berdarah Vin. Aku obatin dulu ya tangan kamu?" sambung Keysha sambil berdiri untuk mengambil kotak P3K.

"Aww..." ringis Keysha karena merasakan sakit saat ia berusaha untuk bangun.

"Tuh kan kaki kamu masih sakit."

Dengan cepat Alvin langsung menggendong Keysha ala bridal style. Keysha pun yang terkejut langsung melingkarkan tangannya dileher Alvin.

"Tapi Vin tangan kamu kan berdarah."

"Udah nggak papa. Dimana kotak P3Knya?"

"Diruang tamu."

Alvin pun langsung berjalan menuju ruang tamu dan mendudukan Keysha dengan perlahan diatas sofa. Ia pun mulai mencari kotak P3K tersebut di laci-laci dekat TV. Ia pun menemukannya dan langsung berjalan menuju sofa.

"Mana sini kaki kamu." ucap Alvin sambil duduk dilantai dihadapan Keysha.

"Nggak usah Vin. Aku bisa ngobatin sendiri kok."

Tanpa menjawab ucapan dari Keysha, Alvin langsung menarik kaki Keysha dan meletakkannya di paha Alvin. Alvin mulai mengeluarkan bahan yang ia perlukan dari kotak P3K. Dengan telaten Alvin mengobati kaki Keysha. Ia pun tidak menyadari bahwa dari tadi Keysha sibuk menatapnya.

"Ternyata Alvin ganteng juga kalau dilihat dari deket." batin Keysha.

"Nahhh sudah selesai." ucap Alvin dan langsung meletakkan kaki Keysha perlahan dilantai. Alvin menatap Keysha yang saat itu Keysha juga sedang menatapnya.

"E.. Eh udah selesai ya?" tanya Keysha gugup.

"Iya, udah. Kamu kenapa ngeliatin aku sayang? Aku ganteng ya?" jawab Alvin sambil terkekeh geli.

"E.. En.. Enak aja. Jangan kepedean deh Vin." ucap Keysha sambil memalingkan wajahnya.

Alvin memegang dagu Keysha untuk menatapnya. Mata mereka pun saling bertemu pandang. Keysha semakin terpesona dengan ketampanan Alvin. Alvin yang tak kuasa melihat bibir ranum Keysha langsung memindahkan tangannya yang awalnya berada di dagu Keysha sekarang berada belakang kepala Keysha. Alvin langsung menarik tengkuk Keysha dan ia mulai menempelkan bibirnya perlahan dengan bibir Keysha.

Mata Keysha melebar karena ia terkejut dengan kelakuan Alvin dan ia berusaha untuk menjauh dari Alvin. Ia memukul dada bidang Alvin agar Alvin melepaskannya. Namun nihil. Alvin tetap tidak melepaskan bibirnya dari bibir Keysha. Sehingga Keysha pun hanya bisa pasrah. Merasa tidak adanya perlawanan lagi dari Keysha, Alvin pun langsung menggerakkan dam memainkan bibirnya di bibir Keysha. Namun Keysha tak membalasnya dan hanya diam. Karena Keysha tak tau harus apa. Ini ciuman pertamanya.

"Apa ini ciuman pertama kamu sayang?" tanya Alvin sambil tersenyum dan menjauhkan wajahnya sedikit agar bisa melihat wajah Keysha.

"I... Iya." jawab Keysha sambil menunduk malu.

"Pantes aja nggak dibalas. Kamu nggak ngerti ya caranya berciuman?" Keysha hanya diam dan tak menjawab karena ia memang tak tau caranya berciuman.

"Kalau gitu biar aku ajarin."

Dengan cepat Alvin langsung menarik tengkuk Keysha kembali dan mulai memainkan bibirnya dengan penuh gairah di bibir Keysha. Ia menggigit bibir bawah Keysha.

"Aww.. Sakit Vin. Kamu apa-apaan sih gigit bibir aku?" tanya Keysha di sela-sela ciumannya.

"Buka mulut kamu sayang."

Keysha pun menuruti ucapan Alvin dan mulai membuka mulutnya. Alvin mulai memasukkan lidahnya ke dalam mulut Keysha.

"Apa ini yang namanya ciuman? Apakah harus seperti ini? Bukannya hanya menempelkan bibir saja?" tanya Keysha dalam hati.

Keysha merasa jijik karena ini baru pertama kali baginya. Dengan cara Alvin yang saling menyalurkan air liur begitu. Namun Keysha hanya bisa pasrah dan membiarkan Alvin menjelajahi mulutnya.

Keysha mulai memukul dada bidang Alvin. Karena ia merasa sudah kehabisan oksigen. Alvin pun langsung melepaskan ciumannya dan membiarkan dirinya dan Keysha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Kamu apaan sih Vin? Kira-kira dong kamu mau aku mati kehabisan nafas? Lagian kenapa ciuman kayak gitu? Bukannya cuma nempelin bibir aja?" tanya Keysha panjang lebar.

"Ya emang begitu sayang caranya. Coba sekarang kamu yang duluan cium aku."

"Enggak ah Vin. Aku jijik tau."

"Namanya juga baru pertama kali sayang. Entar lama-kelamaan juga udah biasa."

"Ayo dong sayang. Coba kamu duluan. Kan kamu lagi aku ajarin." sambung Alvin.

"Enggak lah Vin. Lagian udah malem nih kamu pulang gih. Nggak baik cewek sama cowok berduaan lama-lama."

"Ya, nggak papa lah sayang. Lagian juga nggak ada yang tau." jawab Alvin sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Udah ah. Aku ngantuk mau tidur." ucap Keysha sambil berlalu menaikki tangga menuju kamarnya dengan perlahan karena kondisi kakinya yang masih sakit.

"Sayang.... Tunggu." teriak Alvin sambil berlari mengejar Keysha.

Keysha yang tau itu pun langsung berjalan cepat menuju kamarnya sambil menahan sakit di kakinya untuk menghindari Alvin. Ia sebenarnya malu dengan ciuman mereka tadi walaupun ada jijiknya juga. Sesampainya di kamar Keysha langsung mengunci pintunya sambil berdiri dibalik pintu.

"Loh sayang kok dikunci?" tanya Alvin sambil mengedor-ngedor pintu.

Keysha memegang dada sebelah kirinya untuk merasakan jantungnya yang berpacu cepat akibat ciuman tadi. Keysha pun menempelkan telinganya dipintu untuk mendengar suara Alvin dari luar.

"Aku nggak suka ya kalau kamu kayak gini." tegas Alvin.

"Lebih baik kamu pulang Vin. Lagian ini udah malem."

"Kalau aku nggak mau, kamu mau apa?"

Keysha terdiam sejenak memikirkan ucapan Alvin.

"Apa si Alvin mau tidur disini? Nggak mungkin kan?" batin Keysha.

"Kamu nggak berniat untuk tidur disini kan Vin?"

Namun tidak ada jawaban yang Keysha dengar.

"Mungkin si Alvin sudah pergi kali ya? Bagus deh." ucap Keysha pada diri sendiri.

Ia pun membuka pintu secara perlahan dan melihat sekeliling. Ia menghembuskan nafas lega karena Alvin sudah pergi.

Degggg

Tiba-tiba Keysha menegang ditempat saat merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Ia yakin bahwa itu pasti Alvin.

"Kamu nyariin aku sayang?"