Chereads / My Bipolar Boyfriend / Chapter 11 - Eleven

Chapter 11 - Eleven

Keysha langsung memasuki kamar Alvin kemudian ia langsung menguncinya. Untuk saat ini ia tidak mau melihat wajah Alvin dulu, ia sangat malu dengan kejadian tadi. Ia pun berjalan menuju ranjang Alvin dan membaringkan tubuhnya. Dengan perlahan ia memejamkan matanya, melupakan semua yang terjadi hari ini. Tak perlu waktu lama Keysha pun sudah terlelap dan terbawa ke alam mimpi.

Setelah puas tertawa, Alvin pun lantas menyusul Keysha ke kamarnya. Ia menaiki satu persatu tangga rumahnya dan kemudian hanya perlu berjalan sebentar, ia pun sampai di dpn pintu kamarnya. Ketika ia membuka pintu kamarnya, pintunya terkunci. Alhasil ia pun bergegas mencari kunci cadangan. Alvin tidak mau tidur sendirian. Toh sekarang sudah ada Keysha yang akan selalu menemaninya, pikirnya. Keysha harus selalu berada dipelukannya ketika ia terlelap. Setelah mendapatkan kunci cadangan, ia pun membuka pintunya. Ketika pintu terbuka, ia melihat gadisnya sudah tertidur pulas di ranjangnya. Ia pun langsung segara menaiki ranjang agar bisa tidur bersama dengan gadisnya. Ia menarik Keysha mendekat dan mengecup bibir Keysha sekilas sebagai ucapan selamat tidur. Kemudian ia pun menyusul Keysha ke alam mimpi.

Keysha terbangun dikarenakan napasnya yang sedikit sesak dikarenakan kurangnya udara yang ia dapatkan. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah baju biru yang ternyata adalah baju seorang laki-laki. Ia terus mengerjapkan matanya dan perlahan ia pun tersadar bahwa itu adalah Alvin dan sekarang ia berada dipelukan Alvin. Bukankah semalam ia sudah mengunci pintu kamar? Bagaimana Alvin bisa masuk? Ia melihat ke arah pintu dan pintunya masih baik-baik saja.

"Pasti pake kunci cadangan." pikirnya. Bodohnya Keysha tidak sampai memikirkan kunci cadangan. Ini kan rumah Alvin, pasti ia sudah tau seluk beluk tentang rumahnya.

"Hoamm.." Keysha menguap yang mengartikan bahwa dirinya masih ngantuk. Ia pun ingin melanjutkan tidur, tapi tiba-tiba ia langsung tersadar dan melihat jam di nakas. Jam menunjukkan pukul 5 pagi dan ia melihat Alvin masih terlelap. Ia pun melepaskan tangan Alvin yang berada di pinggangnya dengan perlahan. Setelah memastikan Alvin tidak terbangun, ia pun langsung beranjak dari ranjang menuju ke kamar mandi. Ia langsung cepat-cepat mencuci mukanya dan....

"Eh, perasaan semalem aku bukan pake baju ini deh." sambil melihat ke arah bajunya yang juga berwarna biru seperti baju Alvin.

"Jangan-jangan si Alvin lagi yang ganti baju gue? Yang bener aja?" ucap Keysha sambil sedikit berteriak, ia pun langsung menutup mulutnya dan langsung mengeluarkan sedikit kepalanya dari pintu kamar mandi untuk melihat keadaan Alvin. Ia lega bahwa Alvin tidak terbangun. Untung saja ia masih terlelap. Dengan perlahan ia segera bergegas keluar mandi menuju ke pintu kamar. Ia berniat untuk keluar dan pergi menjenguk Jesslyn, sahabatnya. Namun saat ia memegang knop pintu, tiba-tiba terdengar suara Alvin yang memanggil namanya.

"Key...."

Dengan perlahan ia menoleh ke belakang dan ia bersyukur bahwa Alvin hanya mengigau saja. Ia pun membuka pintunya, namun ternyata pintunya terkunci.

"Apa-apaan si Alvin. Kayak tau aja aku bakal kabur."

Ia pun mengingat bahwa kunci kamarnya semalam ia masukkan ke kantong celananya. Dengan segera ia kembali lagi ke kamar mandi, tapi ia tidak menemukan baju maupun celananya.

"Kemana lagi nih baju gue?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Gak usah mikirin baju gue lagi dah. Sekarang gue harus buruan cari tuh kunci." ia pun mencari dengan perlahan mulai dari laci-laci yang ada di kamar itu.

Sudah beberapa lama ia mencari, namun hasilnya nihil.

"Bisa jadi di kantong bajunya Alvin." kemudian ia langsung menaiki ranjang dan mendekat ke arah Alvin. Kini ia sudah berada dekat dengan Alvin, posisinya sama seperti waktu tidur tadi. Ia menenguk salivanya, ia takut nanti Alvin terbangun. Ia melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Alvin, dan tidak ada respon.

"Baguslah."

Keysha pun mulai menyentuh kantong baju Alvin, lalu ia memasukkan tangannya perlahan-lahan ke dalam kantong bajunya. Ia pun terkejut karena tiba-tiba Alvin memeluknya dan tangannya masih berada di kantong baju Alvin. Ia mendongakkan wajahnya keatas untuk memeriksa apakah Alvin terbangun atau tidak. Dan untunglah tidak. Ia pun meraba kantong baju Alvin dan tidak ada kuncinya disana. Ia pun ingin mengeluarkan tangannya namun agak kesulitan. Akhirnya ia berhasil mengeluarkan tangannya.

"Dimana sih kuncinya?" tanyanya dalam hati.

Ia pun melihat ternyata ada kantong juga di celana Alvin. Namun ia ragu untuk memeriksanya. Tidak mungkin juga ia harus memasukkan tangannya ke kantong celana Alvin. Keysha menggigit bibir bawahnya, ia bingung harus bagaimana. Ia pun mencoba memeriksa ditempat lain.

"Mungkin dibawah bantalnya kali ya.." pikirnya. Ia pun mencoba memasukkan tangannya ke bawah bantal.

"Semoga aja Alvin gak bangun." batinnya.

Ia meraba-raba namun tidak ada juga kuncinya disana. Satu-satunya yang tersisa hanya kantong celana Alvin. Tidak ada pilihan lain, pikirnya. Ia pun mencoba tapi masih ragu-ragu. Tangannya mengambang di udara. Tangannya bergerak naik turun di udara. Ia benar-benar ragu. Keringat dingin mengucur di dahinya.

"Semuanya demi Jesslyn." ia pun memejamkan matanya. Saat tangannya bergerak untuk mendekati kantong celana Alvin, tiba-tiba ada tangan yang memegang tangan Keysha. Keysha pun langsung membuka matanya dan melihat tangannya dipegang oleh Alvin. Ia mendongak keatas dan ternyata Alvin sudah bangun. Ia pun berdehem untuk menetralkan pikiran dan detak jantungnya. Saking gugupnya detak jantungnya sekarang tidak beraturan.

"Mau ngapain kamu, sayang?" tanya Alvin dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ooh.. Oh itu tadi ada nyamuk, jadi mau aku singkirin. Hehehe." jawab Keysha sambil tertawa garing.

"Oh." balas Alvin datar.

Alvin pun melepaskan tangan Keysha dan menarik dagu Keysha mendekat. Keysha berusaha untuk menjauh. Namun bukan Alvin namanya kalau langsung menyerah begitu. Ia tetap berusaha menarik dagu Keysha dan tangan satunya lagi menarik pinggang Keysha.

"Aku mau ke kamar mandi, Vin." Keysha berusaha melepaskan tangan Alvin dari dagu dan pinggangnya. Sebenarnya itu hanya alasannya saja.

"Ngapain?"

"Kira-kira menurut kamu ke kamar mandi ngapain? Ya mau pipislah." ucap Keysha sambil memutarkan bola matanya malas.

"Morning kissnya mana?"

"Aku udah kebelet, Vin."

"Kamu jangan bohong, Key. Aku gak suka sama cewek pembohong. Aku tau tadi kamu nyariin kunci kan?" tanya Alvin sambil menatap tajam Keysha.

"Ha? Mana ada." jawab Keysha sambil mengalihkan pandangannya.

"Tatap aku kalau lagi ngomong." perintah Alvin.

Keysha tahu Alvin tidak bisa dibantah, ia pun menuruti perintah Alvin untuk menatap matanya. Alvin menatap mata Keysha lekat-lekat.

"Udah terbukti kamu bohong. Aku tau yang mana yang bohong dan yang mana yang jujur."

"Ak.. Aku jujur kok Vin."

"Udahlah Key. Karna kamu bohong kamu harus dapet hukuman."

"Apa??? Please, jangan Vin. Aku beneran gak bohong. Lagian masa pagi-pagi udah dapet hukuman?"

"Itu salah kamu sendiri. Pokoknya hari ini kamu gak usah ke sekolah. Diem aja disini."

"Gak lah Vin. Kamu gi-- eh kamu yang bener aja?" hampir saja Keysha mengatai Alvin gila. Bisa-bisa singa tambah ngamuk.

"Ya, pokoknya kamu hari ini izin dulu. Biar aku yang urus masalah izin kamu."

"Aku mau belajar, Vin." rengek Keysha.

"Sekali enggak tetep enggak, Key."

Keysha berpikir ia bisa mati kebosanan jika harus dirumah ini. Sekolah adalah salah satu cara dari banyaknya cara yang ia pilih untuk menjenguk Jesslyn.

"Yaudah, aku bakalan kasih morning kiss tapi aku dibolehin ke sekolah. Gimana Vin?"

"Hmm...." Alvin tidak menjawab, ia seperti sedang berpikir.

"Bodo amatlah. Yang penting bisa keluar dari rumah ini." pikir Keysha

Ia pun langsung mendekat untuk mengecup bibir Alvin. Alvin yang melihat Keysha mendekat pun tidak tinggal diam, ia langsung menarik kembali pinggang Keysha untuk mendekat. Kemudian ia langsung melumat bibir Keysha dengan lembut. Bibir yang menjadi candu baginya. Keysha terkejut, ia hanya bermaksud untuk mengecup bibir Alvin seperti semalam. Namun Alvin semakin mempererat pelukannya untuk memperdalam ciumannya.

Alvin pun langsung bergerak menindih Keysha. Sekarang ia berada diatas tubuh Keysha namun ia masih menopang berat badannya menggunakan kedua lututnya, ia tidak mau Keysha keberatan. Ia begitu gencar menciumi Keysha. Keysha berusaha untuk mendorong tubuh Alvin menjauh, namun semuanya percuma. Alvin malah melingkarkan satu tangannya ke belakang pinggang Keysha untuk menarik Keysha mendekat. Tak lama kemudian, Alvin pun melepaskan ciumannya.

"Yasudah aku mau mandi dulu, sayang." ucap Alvin sambil beranjak turun dari ranjangnya.

"Vin, jadi aku boleh kan ke sekolah?" tanya Keysha. Alvin hanya mengedikkan bahunya sambil berjalan menuju ke kamar mandi.

Keysha segera berdiri dan mengejar Alvin. Ia menahan pintu kamar mandi.

"Vin, jawab dong aku kan nanya."

"Lihat nanti dulu ya sayang. Aku mau mikir dulu." jawab Alvin sambil mengelus pipi Keysha.

"Gak ada lihat-lihat nanti Vin. Buruan jawab sekarang."

"Sayangku emang gak sabaran banget ya? Sekarang aku mau mandi sayang. Atau kamu mau ikut mandi untuk dengar jawaban aku sekarang?"

"Tinggal jawab aja susah banget ya?"

"Iyalah sayang, kan aku mau mikir dulu."

"Apaan sih mikir-mikir? Bukannya tadi udah sepakat?"

"Sepakat apa sayang?"

"Ohhh untuk morning kiss tadi, itu memang menjadi kewajiban kamu setiap pagi. Jadi tidak ada kata sepakat. Lagian juga tadi aku belum setuju dengan kesepakatan yang kamu berikan." sambung Alvin sambil menutup pintu kamar mandi.

"Vin... Kamu ngeselin banget ya." teriak Keysha sambil menggedor pintu kamar mandi.

"Mana kunci pintu kamar? Aku mau sarapan. Buruan Vin."

"Tunggu aku selesai mandi, baru kita sarapan sama-sama." jawab Alvin dari dalam kamar mandi.

Keysha pun semakin kesal mendengar jawaban dari Alvin. Ia pun menendang pintu kamar mandi kemudian berjalan menuju ke arah sofa sambil membuka tv. Ia sengaja membesarkan suara tv. Ia benar-benar kesal. Ternyata tidak semudah itu untuk merayu Alvin. Ia harus memikirkan cara lain untuk keluar dari rumah ini secepatnya.