Chereads / My Bipolar Boyfriend / Chapter 4 - Four

Chapter 4 - Four

Alvin langsung memarkirkan mobilnya ketika sudah sampai di sekolah dan ia pun turun dari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Keysha. Keysha pun langsung keluar dan ketika Alvin ingin memegang tangan Keysha, Keysha tau dan ia berusaha untuk menghindari Alvin.

"Jeslyn..." teriak Keysha sambil berlari menyusul Jeslyn meninggalkan Alvin sendirian di parkiran.

Tangan Alvin yang ingin memegang tangan Keysha tadi langsung ia kepalkan karena amarahnya yang mulai memuncak. Dan ia mulai menarik nafas untuk mengatur amarahnya agar tidak keluar. Alvin pun mulai berjalan dan menyusul Keysha dan Jeslyn.

"Eh Key, lo tumben diparkiran. Biasa juga di gerbang ketemunya. Bareng sama siapa lo? Hayoooo."

Baru Keysha akan menjawab, namun Alvin duluan yang menjawab pertanyaan dari Jeslyn.

"Keysha berangkat bareng gue Jes." jawab Alvin datar dan ia sudah berdiri disamping Keysha.

"Cieeee ada yang lagi PDKT nih." ledek Jeslyn sambil menyenggol bahu Keysha.

Ketika Keysha ingin menghindar dari senggolan tangan Jeslyn ia malah menabrak lengan Alvin. Sehingga dengan refleks ia menjauh. Alvin yang mengetahui itu langsung menarik pinggang Keysha untuk mendekat. Keysha terkejut dengan kelakuan Alvin yang benar-benar berubah. Ketika Keysha ingin melepaskan tangan Alvin, Jeslyn mulai lagi meledeknya.

"Cieee Key sama Alvin udah deket-deketan aja nih. Atau kalian udah jadian? PJnya mana nih." ucap Jeslyn sambil tersenyum penuh arti.

Keysha hanya memutarkan bola matanya malas. Ia tidak bisa melepaskan tangan Alvin dari pinggangnya. Semakin Keysha berusah melepaskan tangan Alvin, semakin Alvin mengeratkan tangannya yang membuat pinggang Keysha sedikit demi sedikit mulai sakit. Sehingga mau tak mau ia hanya bisa pasrah.

"Udah ah, gue duluan ya Key. Daripada disini jadi obat nyamuk. Entar kita ketemuan dikelas aja ya. Bye." ucap Jeslyn sambil berjalan menjauh dari Keysha dan Alvin.

"Eh Jes, tungguin." baru Keysha akan menyusul, namun ia ingat bahwa Alvin sedang menahannya saat ini.

"Vin? Bisa tolong lepasin tangan kamu? Aku mau masuk kelas Vin." pinta Keysha.

"Kelas kita kan sama, ya barengan aja Key." jawab Alvin santai sambil berjalan dan menarik pinggang Keysha mendekat.

"Tapi Vin, ini kan di sekolah. Malu tau diliatin orang-orang."

"Eitsssss, ada yang lagi PDKT nih." potong Billy sebelum Alvin menjawab ucapan dari Keysha.

"Eh Billy." ucap Keysha dengan senyum terpaksa sambil berusaha melepaskan tangan Alvin dari pinggangnya.

"Pagi Keysha." ucap Billy sambil tersenyum.

"Eh, pada ngapain berdiri disini?" tanya Devian yang baru saja sampai.

Keysha langsung menatap Devian dengan tatapan meminta tolong agar dilepaskan dari Alvin.

"Tolong gue Dev." ucap Keysha sambil menggerakkan mulutnya tanpa suara.

Untungnya Devian mengerti akan arti tatapan dan ucapan Keysha ketika ia melihat tangan Alvin berada di pinggang Keysha.

"Ehmm.. Vin, gue minjem Keysha sebentar ya? Gue ada urusan sama Keysha."

"Ada urusan apa sama Keysha? Ngomong aja langsung disini." jawab Alvin sambil menatap tajam Devian.

"Bentar aja kok Vin. Lagian entar dikelas kan bisa ketemu Keysha lagi." sahut Devian sambil menarik Keysha menjauh dari Alvin dan mengajak Keysha berjalan meninggalkan Alvin dan Billy.

Alvin pun hanya menggeram marah dan mengepalkan tangannya. Ia tidak bisa marah sekarang kepada Devian. Karena saat ini ia belum menjalin hubungan yang lebih dengan Keysha, sehingga ia menahannya untuk sementara.

"Tunggu sampai saatnya tiba." batin Alvin.

"Udahlah bro, nggak usah marah. Kalau Keysha emang jodoh lo juga kagak bakal kemana." ucap Billy sambil merangkul bahu Alvin.

"Walaupun dia bukan jodoh gue, gue bakalan tetep menjadikannya milik gue." jawab Alvin menyeringai.

"Iya iya. Yuk buruan masuk." ajak Billy mengajak Alvin berjalan.

"Lo duluan aja Bil. Entar gue nyusul."

"Okelah kalau gitu." Billy pun berjalan menuju ke kelasnya dan meninggalkan Alvin berdiri sendirian.

---

Devian mengajak Keysha ke taman belakang sekolah. Dan mereka pun duduk di salah satu bangku taman tersebut.

"Makasih bener ya Dev. Gue nggak tau harus gimana lagi kalau kagak ada lo."

"Santai aja Key. Lo sebenernya ada apa sih Key sama Alvin? Lo udah jadian ya sama Alvin ?" tanya Devian.

"Ya, nggak lah. Gue belum jadian sama Alvin. Gue nggak tau kenapa dia tiba-tiba jadi kayak gini." jawab Keysha.

"Gue takut Dev." sambung Keysha gemetar.

"Lo tenang aja Key. Gue selalu ada buat lo kalau lo butuh bantuan." ucap Devian menenangkan sambil menepuk pundak Keysha pelan.

Mereka tidak mengetahui bahwa dari tadi ada seseorang yang memperhatikan mereka sambil mengepalkan tangannya marah.

"Iya, makasih ya Dev. Btw, kemaren lo ya yang kasih tau Alvin alamat sama no hp gue?"

"Bukan gue kok Key."

"Jadi siapa? Jeslyn?"

"Nggak tau. Coba lo tanya dulu sama Jelsyn."

"Emang kenapa Key?" sambung Devian.

"Kemaren waktu Alvin nganter gue, gue belum kasih tau rumah gue dimana dan gue nggak kasih tau arah rumah gue ke Alvin. Tapi dia bisa tau dimana tepatnya rumah gue." ucap Keysha merasa heran.

"Bukannya apa ya Key, tapi gue rasa lo harus hati-hati sama Alvin. Gue merasa kayak ada sesuatu yang aneh aja. Gue nggak mau lo kenapa napa Key." ucap Devian merasa khawatir sambil memegang kedua tangan Keysha erat.

"Iya Dev. Makasih banget ya udah perhatian sama gue. Btw Dev, apa gue bolos aja ya hari ini? Soalnya gue kan duduk sebangku sama Alvin."

"Nggak papa Key. Lo jangan takut sama dia. Semakin lo takut, entar dia makin jadi."

"Hmm.. Ya udah deh kalau gitu."

"Ya udah. Yuk masuk. Udah bel nih." ucap Devian sambil menarik tangan Keysha mengajaknya untuk berjalan.

Seseorang yang memperhatikan mereka sedari tadi adalah Alvin. Alvin semakin kesal saat Devian memegang kedua tangan Keysha. Ia pun mengepalkan tangannya dan meninju tembok yang menjadi sasaran amarahnya. Lalu ia pun berlalu untuk memasukki kelas ketika melihat Devian dan Keysha berjalan menuju kelas.

Keysha dan Devian telah sampai dikelas. Mereka pun duduk ke tempat masing-masing. Keysha merasa takut saat ia mulai duduk disebelah Alvin. Namun ada yang aneh dengan Alvin. Dia hanya diam dan tak banyak berbicara. Biasanya Alvin selalu banyak bicara jika bersama dengan Keysha. Keysha pun duduk agak menjauh dari Alvin.

Pelajaran pun dimulai. Semuanya diawali dengan tenang. Sampai saat Alvin menarik pinggang Keysha mendekat kearahnya, tapi mata Alvin masih setia menatap guru yang menjelaskan. Hanya tangannya saja yang bergerak. Namun, itu membuat Keysha terkejut dan merasa tak nyaman saat sudah semakin dekat dengan Alvin.

"Vin.." panggil Keysha dengan surara kecil sambil menggoyangkan bahu Alvin. Namun Alvin tidak menjawab dan hanya tetap menatap ke depan.

Keysha memanggil Alvin berkali-kali. Namun tetap Alvin tidak mau menjawabnya.

"Kenapa di belakang ribut-ribut?" tanya Ibu Yuni selaku guru yang mengajar saat ini.

Tidak ada yang menjawab, lantas Bu Yuni langsung melanjutkan pelajarannya. Keysha hanya bisa pasrah. Daripada nanti dia dimarahi Bu Yuni.

Pelajaran pun selesai dan saatnya istirahat. Keysha pun dengan cepat langsung melepaskan tangan Alvin dan langsung berjalan keluar kelas. Alvin merasa sangat marah akibat perbuatan Keysha yang melepaskan tangannya dengan kasar seperti itu.

Alvin pun segera keluar menyusul Keysha. Jeslyn yang heran karena Keysha tiba-tiba keluar menjadi bingung.

"Ada apa sebenarnya Dev antara Keysha dengan Alvin?" tanya Jeslyn.

"Nanti Keysha yang akan menjelaskannya padamu." jawab Devian sambil mengajak Billy berjalan menuju ke kantin.

"Kalian mau ke kantin ya?"

"Iya." jawab Devian dan Billy kompak.

"Ikutttttt." pinta Jeslyn sambil berjalan mengikuti langkah kaki Devian dan Billy.

Alvin masih mencari sosok Keysha yang sampai saat ini belum ia temukan. Ia sudah mencari kemana-mana, namun ia belum juga menemukan Keysha.

Sampai bel masuk berbunyi pun Alvin belum juga menemukan Keysha. Akhirnya ia pun kembali ke kelas dengan menahan amarahnya. Saat ia sampai di kelas, ia melihat Keysha sudah duduk dengan Jeslyn sambil mengobrol serius jika dilihat dari raut wajah mereka berdua. Ya, Keysha sedang menceritakan semuanya tentang apa yang terjadi kepada Jeslyn.

Jeslyn yang mengetahui adanya keberadaan Alvin langsung berdiri.

"Entar lagi aja ceritanya Key. Gue balik ke tempat duduk gue dulu ya." ucap Jeslyn sambil berjalan ke tempat duduknya.

Keysha yang mengetahui adanya Alvin pun langsung duduk menjauh. Alvin pun langsung duduk disamping Keysha dan langsung menarik tangan Keysha erat.

"Awww, sakit Vin." ucap Keysha pelan.

"Lain kali jangan kayak begitu lagi. Ngerti?" ucap Alvin sambil menatap Keysha tajam.

"Iya Vin. Maafin aku Vin."

Alvin pun langsung melepaskan tangan Keysha dan Keysha pun langsung mengelus tangannya yang merah akibat cengkraman tangan Alvin yang kuat.

"Masih sakit tangannya?" tanya Alvin sambil memegang tangan Keysha lembut.

"Udah nggak papa kok." jawab Keysha sambil terpaksa tersenyum. Ia tidak mau Alvin marah lagi.

Guru pun masuk ke kelas dan pelajaran pun dimulai dengan tenang. Alvin tetap memegang tangan Keysha sampai pelajaran berakhir. Dan sekarang saatnya pulang.

"Vin, kamu duluan aja. Nggak usah nunggu aku. Aku entar bisa pulang bareng Jeslyn kok. Iya kan Jes?"

"Eh, iya iya Key."

Alvin menatap Keysha dengan tatapan mengintimidasi. Dan ia yakin ada yang disembunyikan Keysha dari Alvin.

"Ya udah, kalau ada apa-apa langsung hubungin aku ya Key." ucap Alvin pura-pura mengiyakan.

"Oke Vin."

Keysha dan Jeslyn pun melenggang pergi keluar dari kelas.

"Gue duluan ya Bill." ucap Alvin datar sambil berjalan keluar kelas.

"Oke bro." jawab Billy.

Billy merasa ada yang aneh antara Alvin, Devian dan Keysha.

"Sebenernya kalian bertiga ada apa sih?" tanya Billy.

"Nggak ada apa-apa." jawab Devian sambil berlalu meninggalkan Billy sendirian di dalam kelas.

Billy pun hanya mengangkat bahunya karena tak tau apa yang sedang terjadi antara mereka bertiga. Billy pun langsung keluar kelas.

Sementara di tempat lain Keysha dan Jeslyn menunggu mobil Alvin keluar dari perkarangan sekolah. Mereka pun sangat senang ketika melihat mobil Alvin sudah keluar dari perkarangan sekolah. Lalu mereka berdua pun langsung menaikki mobil Jeslyn dan langsung melenggang pergi ke mall.

Sebenarnya hari ini mereka memang ada ekskul musik. Hanya saja mereka bolos dan pergi ke mall. Makanya Jeslyn membawa mobilnya sendiri hari ini dan memberi supirnya uang untuk pulang.

Sesampainya di mall, mereka pun jalan-jalan dan melihat barang-barang yang mereka ingin beli.

"Eh Key, jadi gimana lo sama Alvin?" tanya Jeslyn sambil memilih baju yang pas untuknya.

"Ya yang penting gue harus hati-hati dan waspada sama dia Jes."

"Iya, bener sih Key. Gue harap lo nggak kenapa-napa." ucap Jeslyn khawatir

Sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu mereka di mall. Sehingga tak terasa hari pun sudah mulai gelap. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. jeslyn pun mengantarkan Keysha kembali kerumahnya.

"Makasih ya Jes udah nganterin pulang."

"Iya, sama-sama Key. Ya udah gue pulang dulu ya. Udah malem soalnya." Jeslyn melambaikan tangan pada Keysha. Dan Keysha pun membalas lambaiannya.

Keysha langsung masuk ke dalam rumahnya ketika ia melihat mobil Jeslyn sudah tak terlihat lagi. Dan ia pun langsung menuju ke kamarnya untuk meletakkan barang belanjaannya yang ia beli. Keysha hanya membeli beberapa komik dan novel untuk dibaca berbeda dengan Jeslyn yang membeli baju, sepatu, dan lain-lain.

Setelah meletakkan barang belanjaannya, Keysha langsung mandi untuk membersihkan dirinya. Karena dari tadi ia sudah merasa sangat gerah dan badannya juga sudah sangat lengket. Selesai mandi Keysha langsung duduk diranjangnya karena ia sudah sangat lelah seharian berada di mall. Ia pun langsung cepat-cepat mengeringkan rambutnya dan langsung bergegas untuk tidur.

Ketika hendak tidur, Keysha mendengar ada suara yang berasal dari belakang punggungnya tepatnya itu suara yang berasal dari pintu balkonnya. Keysha langsung menegang seketika ketika ia merasakan ada seseorang yang menaikki ranjangnya. Sehingga Keysha memutuskan untuk pura-pura tidur agar ia mengetahui siapa gerangan yang mencoba masuk ke dalam kamarnya sejak kemarin malam.

Orang tersebut langsung menarik pinggang Keysha agar mendekat padanya. Ia mendekap Keysha dengan erat seperti tidak mau kehilangan Keysha dan seperti ada tersirat sedikit amarah dari caranya mengeratkan pelukannya dan suara geraman yang terdengar dari mulutnya. Bisa Keysha pastikan bahwa orang yang memeluknya saat ini adalah seorang pria.

Keysha memutar tubuhnya sambil tetap memejamkan matanya seperti orang yang tertidur. Dengan perlahan Keysha membuka matanya takut, terlihat seseorang yang memakai hoodie hitam dan memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Dan yang bisa Keysha lihat saat ini hanyalah bagian matanya. Walaupun saat ini keadaan kamar Keysha gelap, Keysha bisa melihat bahwa pria dihadapannya ini sedang tertidur dengan santai sambil memeluknya dengan erat.

Kesempatan ini tidak akan Keysha lewatkan. Ia akan menangkap basah orang yang memasuki kamarnya secara diam-diam. Dengan perlahan Keysha berusaha untuk melepaskan tangan pria tersebut dari pinggangnya. Namun si empunya tangan tiba-tiba terbangun karena merasa terganggu dengan apa yang Keysha lakukan. Keysha masih belum menyadari jika pria tersebut sudah bangun dari tidurnya, karena sedari tadi Keysha hanya fokus untuk melepaskan tangan pria tersebut dari pinggangnya.

Keysha malah merasa tangan tersebut semakin erat mendekapnya. Ia pun merasa aneh dan langsung menatap pria tersebut untuk memastikan bahwa pria tersebut masih tidur saat ini. Namun saat Keysha mendongak keatas, ia bertemu pandang dengan mata pria tersebut. Keysha terkejut dan terdiam sesaat sambil mengamati mata hitam milik pria tersebut. Keysha langsung membuka mulut dengan lebarnya karena tidak percaya bahwa pria tersebut adalah seseorang yang ia kenal.