"Kamu ini! Kakak mengetuk pintu kenapa tak disahuti huh ... padahal kamu masih terbangun, dan ternyata kamu juga berada di depan pintu seperti ini, gimana sih kamu ini! Kamu sengaja ya ... tapi untung saja Kakak enggak kaget," tebak Khaibar dengan mengotot sebal, tapi sebetulnya dia menahan tawanya, tak bisa dia kalau benar-benar marah kepada adiknya itu.
"Iya memang aku sengaja, lalu Kakak mau apa memangnya, mau menghajarku? Atau membunuhku? Ya ayo langsung saja! Aku siap," balas Kanha yang sudah memejamkan matanya, bersiap menerima apapun yang dilakukan Khaibar kepadanya. Dia juga sedang menggoda Khaibar. Lama Kanha memejamkan matanya hingga Khaibar langsung merangkulnya saja, dan menyeretnya untuk masuk. Kanha yang sudah membuka matanya ia menatap Khaibar dengan heran, kenapa kakaknya itu malah masuk ke kamarnya, bukan menikmati kebersamaan bersama istrinya. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya.