Setelah selesai mengumpat dan terasa lega dengan kekesalan yang sungguh luar biasa di sungai Nil. Khaibar pun bangkit kembali dari duduknya. Menghapus air mata yang masih sedikit basah di ujung kelopaknya. Ia tersenyum kecut sambil memandangi wajahnya di atas sungai Nil yang tak seberapa kentara itu. Tangannya melambai ke arah bayangan itu dengan kebingungan.
"Khai, coba kasih tau aku, apa yang harus aku lakukan, apa! Apa aku punya hati yang lapang untuk memaafkan seseorang? Ataukah yang ada di dalam hatiku hanya suatu kebencian saja? Ayo cepat katakan!" tanya Khaibar kepada bayangannya. Ia menunjuk ke arah bayangan itu dan yang ada hanya keheningan, tidak ada jawaban apapun, hanya ada gelombang air yang tertiup angin sehingga membuat bayangan itu bergerak dan semakin tak terlihat jelas, juga terdengar suara deruh nafas Khaibar yang menyembul keluar berulang-ulang kali karena rasa sakit di dadanya dan sengaja dimainkan ritmenya oleh Khaibar.