"Bukankah dia orangnya? Dari yang aku dengar dari MC tadi rambutnya agak panjang juga memakai topi, Jangan-jangan beneran dia orangnya," ucap seorang perempuan yang sangat semangat mengikuti sayembara itu, dia menunjuk ke arah lelaki yang sedari tadi duduk berjongkok yang mengintip ke arah acara itu dengan berceloteh sendiri secara tak jelas.
Lelaki itu yang tahu kalau dirinya diperhatikan dengan orang-orang di sekitarnya dia merasa terancam. Dia melirik ke sana ke mari dan bersiap untuk kabur. Akhirnya dia berlari dengan secepat kilat untuk menghindari semua orang yang memburunya. "Gawat, bisa-bisa aku tertangkap, enggak akan bisa, enggak boleh pokoknya!" gumamnya sambil masih berlari dengan seluruh tenaganya yang ada.
Semua orang sudah sangat riuh karena melihat lelaki yang disebutkan di dalam sayembara itu berusaha untuk kabur dan terus berlari, orang-orang saling menunjuk ke arahnya dengan gemas, saling berhamburan mengejarnya demi uang 10 juta.
"Heeeey iya, itu diaaaa, ayo cepat tangkaaaap!" Mereka saling bersorak dan sangat heboh, rasanya pesta pernikahan Kimberly benar-benar heboh gara-gara itu dan kini mereka semua bukan fokus kepada Kimberly dan Khaibar sebagai pemgantinnya, tetapi fokus dengan lelaki itu rasanya yang kini menjadi pemeran utamanya.
Kimberly yang merasa tidak diperhatikan oleh para tamu, dia sungguh jengkel dan langsung bangkit dari pelaminan. Kimberly sangat kesal hingga rambutnya diacak-acak dan pergi begitu saja ke kamarnya tanpa menoleh kepada Khaibar yang berteriak memanggil namanya.
"Kim, mau ke mana? Acara kan belum selesai Kim? Kim ..." Tetap tiada jawaban. Dengan begitu Khaibar berfikir keras dan tersenyum menyeringai. Akhirnya dia mempunyai inisiatif untuk mencari biang kerok itu yang membuat gempar seisi acara, dari pada Kimberly juga tak jelas dan tak mengajak dia untuk masuk, lebih baik ikut sayembara saja, barangkali beruntung dan lumayan uangnya untuk dijadikan tabungan. Begitu pikir Khaibar
Khaibar sungguh sangat bersemangat. Berlari ke arah luar tanpa berganti baju terlebih dahulu. Masih dengan memakai baju pengantin yang terbuat dari sutra dan berwarna putih segar dan mencolok coraknya. Dia yang tak berhati-hati berlari menabrak seseorang dengan sangat keras, bahkan seseorang itu jatuh terjerembah.
"Auh sakitnya ... kalau lewat pakai mata dong bukan pakai lutut ... paham?" Seseorang itu adalah tamu yang diundang oleh Kimberly, ya dia adalah teman Kimberly, sungguh sexy juga. Dia awalnya ingin mengomel terus Khaibar karena sangat kesal, tapi karena ketampanan Khaibar dia mengurungkannya dan malah tersenyum genit ke arah Khaibar.
Dia tahu kalau Khaibar adalah suami Kimberly, tapi begitulah semua teman Kimberly sangat nakal dan tak perduli itu milik siapa, situasinya di mana dan bagaimana mereka selalu hanya memperdulikan penampilan sendiri-sendiri dan suka menggoda para lelaki.
Setelah ia bangkit dengan bantuan Khaibar yang mengulurkan tangannya. Tangan wanita yang bernama Kelly itu bergelayut manja ke arah Khaibar dengan mata yang dikedipkan dengan penuh godaan. Bahkan bibirnya digigit dan sesekali diusap bibir itu dengan lidahnya membuat Khaibar gugup dan tak bisa berkutik. "Ma—maafkan aku telah menabrakmu!" ucap Khaibar penuh penyesalan, tapi ucapannya terbata karena grogi melihat bra yang sangat mencolok dan dada wanita itu begitu besar, seperti pamer kepada Khaibar.
"Tak apa, aku juga maaf mungkin tak melihat jalan," balas Kelly dengan genitnya. Dia paham Khaibar tegang gara-gara ke sexy-annya. Malah Kelly semakin menggila berusaha menarik tangan Khaibar agar menyentuh dadanya. Khaibar berusaha menolak, tapi telat karena Kelly sungguh sangat pemaksa, menarik terus tangan Khaibar hingga kini tangan Khaibar sudah menyentuhnya.
"Ehhhh."
Mereka tersentak saat mendengar deheman keras dari arah yang berlawanan. Seketika mata Khaibar dan Kelly membelalak sempurna, yang ternyata deheman itu berasal dari Kimberly beserta mama dan papanya yang bersamaan. Membuat Kelly mau tidak mau langsung melepaskan gelayutan manjanya dan Khaibar langsung melepaskan diri dari Kelly. Khaibar menunduk sedangkan Kelly memasang wajah yang memelas.
Tangan Kelly terulur ke arah Kimberly mencoba untuk merayu sahabatnya itu. Namun, Kimberly yang sangat marah terhadapnya karena menganggu suaminya, tangannya langsung saja menepis cepat tangan Kelly. Mata Kimberly melotot dengan sempurna ke arahnya. Kimberly sudah siap bertempur kepada Kelly tapi diurungkannya karena terjingkat dengan suara tamparan yang dilakukan oleh papa Kendrick ke pipi mulus Khaibar.
Kimberly yang benar-benar tak tega kepada Khaibar dia langsung membuka suaranya. "Papa! Papa apa-apaan? Kenapa menampar Khaibar?"
Keysa langsung mencolek Kimberly, dia sungguh takut Kendrick murka terhadap Kimberly jadinya dia melindungi anaknya dengan cepat. Kepalanya digelengkan agar Kimberly tak melakukan hal aneh dan membiarkan Kendrick memarahi Khaibar. Tapi Kimberly yang benar-benar ingin menyelamatkan Khaibar dari kesalahpahaman dia hanya tersenyum tipis ke arah mamanya dengan tangan yang dikatupkan tanda minta maaf tidak bisa mematuhi perintah mamanya.
"Kenapa Papa tak boleh menamparnya? Bukankah dia selingkuh kembali? Dia benar-benar lelaki biadap, selalu menyakitimu Nak, jangan kamu pertahankan lagi, buang saja dia!" Suara Kendrick terdengar melengking. Matanya sungguh memerah dan siap menghajar siapapun yang membuat keluarga Kendrick malu. Meskipun Kimberly sekalipun akan tetap diadili kalau apabila dia melakukan suatu kesalahan.
Sebenarnya Kimberly takut dengan kemarahan Kendrick, tapi entah kenapa hatinya selalu percaya kalau Khaibar selalu baik dan tak akan menghianatinya, karena dia tahu Kelly orangnya seperti apa, karena memang teman Kimberly ratu buaya semua.
Kimberly menatapi Kelly dengan tatapan tajam berharap Kelly mengaku kalau dia bersalah, tapi Kelly malah tersenyum senang dan hanya memicingkan matanya. Dia yang sungguh sangat bosan di introgasi seperti itu akhirnya dia berlari dan kabur dari introgasi keluarga Kendrick.
"Kelly ... brengsek kau! Aku akan membuat perhitungan denganmu! Papa lihat sendiri kan dia berlari, dia yang bersalah terbukti karena tak bertanggung jawab, siiit aku sungguh sial mempunyai teman seperti dia, mulai sekarang aku akan memutuskan hubungan pertemananku dengannya," umpat Kimberly yang kali ini sungguh kesal. Sedangkan Kendrick hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia sungguh tak bisa berfikiran jernih semenjak kejadian itu berulang dan ada saja permasalahan yang menimpa anaknya itu.
Keysa yang tak mau kejadian semakin berlarut dan menambah kepanasan di hati dia langsung menarik Kendrick agar meninggalkan anak dan menantunya. Dia berbisik mesra ke telinga Kendrick. "Ayo kita pergi dan membuat adik untuk Kimberly saja bagaimana Pa?" Jurus itu selalu dapat diandalkan dan meluluhkan hati Kendrick. Dengan begitu tak akan menjadi masalah lagi untuk Khaibar karena masalah Kelly pun selesai.
Kimberly langsung menginjak kaki Khaibar dengan keras membuat Khaibar meringis kesakitan barulah Kimberly melepaskan injakannya. "Apa sakit? Lagian kamu ya tahu kalau dia menggodamu, kenapa kamu welcome dan diam saja? Apa kamu menikmatinya? Cih dasar buaya kampung!" Masih saja mengomel padahal katanya tadi percaya, tapi entahlah memang ciri khas Kimberly kalau tidak ribut tidak enak.
"Aku minta maaf, asli bukan aku yang menggodanya, tapi dadanya kenapa seram sekali yaaaa." Khaibar berucap seperti itu dengan menatap Kimberly disertai helaan nafas panjangnya.
"Lihat nanti saja aku memaafkanmu apa tidak, menyeramkan apanya, heleh bilang saja kamu menikmatinya, dasar lelaki!" Masih saja meributkan hal yang tidak jelas. Karena rasanya keduanya sudah merasa nyaman tapi selalu gengsi untuk mengakuinya.
Lama mereka saling diam setelah saling meributkan masalah Kelly tadi kini Khaibar memberikan masukan yang sungguh luar biasa, selain menyangkal tuduhannya itu dia juga mencari bukti dengan itu.
"Kim, kamu tak percaya padaku? Kalau kamu masih bimbang, bisakah kita melihat CCTV rumah? Bukankah di rumah ada CCTV-nya? Dengan begitu akan terlihat aku yang bukan buaya, dan bisa mencaritahu tentang siapa itu lelaki misterius," ucapan dan ide Khaibar masuk akal juga. Kimberly merasa senang karena ada setitik harapan. Dia mengangguk dan langsung menarik tangan Khaibar dan diajaknya Khaibar ke arah ruang CCTV yang tidak jauh dari ruang tamu tempat acara pesta berlangsung.
'Eh ... Khaibar jenius juga ya, padahal semua isi rumah melupakan tentang CCTV tapi dia kampungan kenapa sangat ingat dan hafal betul tentang itu semua? Benar-benar kepolosan yang luar biasa.' Batin Kimberly yang sudah berjalan terus dan sampailah ia dan Khaibar di ruangan CCTV.
Kimberly mulai membuka laptopnya dan mencari video di tanggal yang tertera. Dia langsung menekan itu saat sudah menemukan tepat di tanggal yang ia cari.
Dia pun syok hingga tangannya gemetaran saat menyaksikan CCTV itu, yang ternyata lelaki itu sepertinya begitu familiar dan sangat ia kenal.
"Di—dia adalah ... dia ... apa betul?"