Tak sempat meneruskan kata-katanya. Peluru sudah menembus dada kedua penggosip itu, hingga bersimbah darah dan terkapar di lantai. Kimberly yang masih tegang dia memperhatikan ke arah jendela yang terlihat berlubang bekas peluru yang menembus. Lalu menatapi kedua penggosip itu dengan seluruh tubuh yang bergetar. Ia terkulai lemah dan langsung terduduk dengan tangan yang disodorkan ke arah kedua penggosip itu, tapi Khaibar langsung menepisnya.
"Jangan dipegang! Nanti dikira kita yang membunuhnya, tunggu di sini sebentar, aku mau mengecek siapa yang membunuhnya." Khaibar yang semula ikut terduduk menemani Kimberly. Ia berdiri kembali dan berjalan cepat ke arah jendela itu dan mencari-cari siapa yang menembaknya.
"Siapa di sana? Pasti mau merusak bukti ya? Haaaais haaaaa siapaaaa kamuuuu." Teriakan Khaibar tidak ada gunanya sama sekali. Malahan Kimberly menangis kencang karena ketakutannya luar biasa.