Chereads / Suami Pungutan Mama / Chapter 59 - 2 Bodyguard

Chapter 59 - 2 Bodyguard

Sementara Kimberly dia saat ini sudah berada di mall besar dan penuh kemewahan. Ia pergi ke mall bersama mama Keysa beserta bodyguard-nya di belakang mengikutinya, yang berjumlah 2 orang. Sengaja papa Kendrick memberikan bodyguard untuk mereka, karena sudah mendengar cerita dari mereka kalau Kimberly dan istrinya hampir saja dilecehkan oleh sekelompok preman waktu itu, jadi begitulah sekarang, pastinya akan selalu ada bodyguard yang mengikuti mereka, meskipun dengan jarak beberapa meter saja.

Kimberly sesekali melirik ke arah kedua bodyguard-nya. Sebenarnya Kimberly sangat risih kalau diikuti seperti itu, tapi mau bagaimana lagi, papa Kendrick yang membuat aturan seperti itu, jadi mana berani Kimberly melawan titah dari sang raja keluarga yang menyeramkan apabila marah.

"Ma, aku muak dengan mereka yang terus ada di belakang kita, kesannya seperti kita sangat lemah, bagaimana kalau kita lari dan kabur agar tak diikuti lagi," usul Kimberly. Menunjuk ke arah kedua bodyguard dengan sikunya karena sedari tadi dia masih sibuk melirik ke arah mereka. Tapi ternyata langsung mendapatkan pelototan dari Keysa. Kali ini Keysa benar-benar ganas, ia tak mau ada kesalahan lagi, meskipun kesalahan itu mungkin hanya sedikit. Namun, akan menjadi fatal kalau sudah nekad dan bisa-bisa suaminya murka, tiada ampun lagi.

"Husss jangan berfikiran yang tidak-tidak, bisa-bisa kita dibunuh oleh papamu, karena tidak ada ampun lagi bagi dia untuk kita, kita juga sudah sering melanggar peraturan, jadi tidak akan ada tolerir lagi buat kita," tegur Keysa. Membuat Kimberly mengernyit. Aslinya dia juga sangat takut dengan papanya itu, tapi entah kenapa dia hari ini begitu ingin kabur dan jalan-jalan sendiri tanpa pengawal dan aturan, mungkin untuk menghilangkan kejenuhan dan suka sekali Kimberly membuat sensasi dari dulu.

"Hmmm baiklah, Ma, ayo kita ke tempat baju cowok saja! Aku mau membelikan baju dan celana buat Khaibar untuk bekerja, agar keren dan berbaju branded, tidak seperti tadi ke kantor bajunya sangat sederhana, tapi mungkin karena dia tampan kali ya ... jadi mau baju sederhana dan apapun bisa cocok dan keren buat dia," ajak Kimberly kepada mamanya, disertai pujian yang sangat menjengkelkan bagi Keysa. Benar-benar ya mungkin budak cinta akut jadi seperti itu, begitu pikir Keysa.

Tak suka dengan Kimberly yang terus-terusan memuji Khaibar. Keysa pun memprotes pujian Kimberly dengan ejekan. "Heleh, itu bukan karena tampan atau apa, tapi karena memang tubuhnya sudah cocok memakai pakaian gembel, jadi sudah klop menyatu dengan jiwanya." Mendengar itu, Kimberly hanya melirik, dia sudah malas berdebat dengan mamanya. Ia hanya berjalan saja ke arah toko baju yang sudah di depan mata, dalam hati dan pikiran Kimberly yang ada hanyalah kabur dan kabur.

Mereka pun akhirnya sudah berada di dalam toko. Memutar kedua bola matanya, menelusuri baju yang ada di dalam toko itu, memilah dan memilih yang bagus dan cocok buat Khaibar. Kimberly tersenyum saat memegangi kemeja yang ia bawa, yang menurutnya cocok buat Khaibar. Dia membayangkan kalau Khaibar yang sudah memakai kemeja itu di depannya. Jadinya senyum-senyum tidak jelas seperti itu.

"Haaaah pasti anak itu membayangkan Khaibar ada di depannya, terlihat senyum-senyum kayak orang gila, benar-benar deh Kimberly yang sekarang sungguh sangat membosankan," keluh mama Keysa yang berbicara sendiri. Agak berjauhan dengan Kimberly karena sedari mereka memutar mencari baju sendiri-sendiri agar cepat mendapatkan bajunya, tapi tak disangka malah saat sudah dekat dengan Kimberly dan melihatnya. Dia malah melamun, membuat mama Keysa tak habis pikir dengan perubahan anaknya yang sekarang dikarenakan cinta akut itu.

Keysa lalu semakin mendekat ke arah anaknya dan menggoyangkan bahu Kimberly. Kimberly yang tersadar. Tersentak dan terkekeh. Karena kaget baju yang dipegangnya terlepas begitu saja dari tangannya, tapi seorang pemuda dengan cepat menangkapnya.

"Ini bajunya, Nona, apa kamu baik-baik saja?" tanya seorang pemuda yang datang entah dari mana. Kimberly tak tahu, yang jelas pemuda itu datang begitu saja, mungkin shopping juga di tempat itu, tapi Kimberly tak memperhatikannya. Pemuda itu bertanya seperti itu, sedikit mengkhawatirkan Kimberly ya karena dia melihat Kimberly bergoyang dan sedikit bergetar gara-gara terkaget tadi.

"Ohhh aku tidak apa-apa, makasih sudah dibantu mengambilkan," balas Kimberly tanpa berbasa-basi terlebih dahulu. Keysa hanya melongo melihat Kimberly yang ramah kepada orang, biasanya dia sangat ketus, tapi kenapa sekarang ini dia sangat lembut dan juga mengucapkan terima kasih, biasanya boro-boro dia begitu, paling hanya menatapi orang yang menolongnya dan pergi begitu saja.

'Apa aku sedang bermimpi? Ya Tuhaaan, kenapa anakku berubah 360 derajat tak seperti biasa, apa inikah yang dinamakan sudah dibukakan pintu keberkahan di hati Kimberly? Ya sudah aku pasrah saja, yang penting Kimberly bahagia, mau berubah atau tidak yang penting dia tetap anakku, yang penting tidak durhaka saja kepadaku dan papanya.' Batin Keysa yang sungguh sangat benar-benar heran.

Keysa terus memandangi anaknya yang sibuk mengecek kemeja itu barangkali ada yang tidak sesuai dengan hatinya, mengambil kemeja yang lainnya lagi, hingga ada 5 kemeja yang dipegang Kimberly. Pemuda yang masih di samping Kimberly dan ternyata belum pergi, dia hanya tersenyum memandangi tingkah Kimberly. Menurutnya Kimberly sangat cantik, dia pun mencoba berbasa-basi kepada Kimberly agar semakin akrab.

"Baju buat Papamu ya? Semuanya keren pilihanmu." Kimberly sudah tak menjawab lagi ucapan pemuda itu, dia hanya sibuk dengan baju yang dipegangnya. Namun, Kimberly tersentak saat pemuda itu menyodorkan tangan kanannya, bermaksud untuk berkenalan dengan Kimberly.

"Nona, boleh aku tahu nama kamu siapa? Perkenalkan namaku—" ucapan pemuda yang tinggi dan agak tampan itu diabaikan oleh Kimberly, Kimberly tak membalas uluran tangannya, malah Kimberly pergi dengan menggandeng tangan mamanya.

"Permisi ... saya masih banyak urusan!" ujar Kimberly dengan ketusnya. Pergi ke arah di mana kasir berada.

"Haha ini baru anakku, aku kira kamu berubah 360 derajat beneran, tapi ternyata cuek dan ketusnya masih sama terhadap lelaki haha," tawa Keysa semakin pecah ketika mengucap itu dengan bangga, tapi malah Kimberly memanyunkan bibirnya.

"Siapa yang bilang aku berubah, aku masih tetap Kimberly anak Mama, ada-ada saja Mama ini, huh! Ya sudah Kimberly mau ke kasir, kalau Mama ikut ayo! Kalau tidak Mama di sini saja! Lagian dari tadi Mama berputar-putar mencari baju, tapi mana yang didapat? Tak ada, apa Mama segitu bencinya sama Khaibar? Ingat Ma, Khaibar sangat berjasa sekarang buatku dan keluarga kita," cerocos Kimberly yang tak terima mamanya masih saja memandang Khaibar. Keysa pun mengangguk malas, dia mengibaskan tangannya agar Kimberly segera ke kasir. Dan Keysa menunggu saja di ruang tunggu di tempat duduk yang disediakan oleh toko itu.

Kimberly pun berjalan ke arah kasir dan membayarnya cepat dengan kartu kredit, dia tersenyum saat mamanya sibuk berselfie ria. 'Mungkin ini kesempatanku untuk kabur sebentar, aku ingin mencari kebebasan sedikit di luar.' Batin Kimberly. Kakinya pun dilangkahkan dengan mengendap-endap. Lalu Kimberly pun menabrak seseorang saat dia tak hati-hati karena takut ketahuan oleh mamanya.

"Aduuuh! Kalau punya mata dipakai dong!"