Chereads / Suami Pungutan Mama / Chapter 61 - Mempresentasikan

Chapter 61 - Mempresentasikan

Di kantor.

Khaibar dan papa Kendrick kini sudah berada di ruang meeting. Semua menyaksikan pihak perusahaan lain mempresentasikan miliknya sendiri. Sementara Khaibar dia meremas-remas jari-jemarinya yang sedari tadi berada di bawah meja. Keringat dinginnya sedikit bercucuran di dahi. Sangat gugup dan takut kalau akan membuat malu papa Kendrick. Apalagi dia belum pernah presentasi di depan perusahaan besar seperti ini, meskipun dia sudah pernah bekerja di perusahaan, tapi perusahaannya itu sangatlah berbeda, cara tatanannya, aturannya, juga struktur pasti berbeda, entah karena saking gugupnya jadi menurut Khaibar seperti itu, padahal sama saja, yang membedakan hanyalah besar kecilnya dan maju kembangnya saja.

Kendrick yang melihat menantunya sedikit bergetar, tangannya langsung ke arah Khaibar dan menepuk-nepuk bahunya. Sehingga Khaibar terjingkat dan mengelus-elus dadanya.

"Kamu kenapa, Khai? Apa gugup? Bukankah kamu katanya sudah pernah bekerja? Sudah jangan gugup! Agar semuanya tidak kacau! Anggap saja semua yang ada di dalam ruangan ini batu, biar kamu lancar mempresentasikannya," ucapan papa Kendrick itu membuat Khaibar tersentuh. Ia teringat ibunya yang pernah bilang kata yang sama persis seperti yang papa Kendrick ucapkan, sehingga Khaibar tanpa disengaja mengeluarkan air matanya.

"Lah, kenapa malah menangis?" lanjut papa Kendrick, melihat Khaibar yang seperti itu. Takutnya Kendrick salah berbicara, jadi memberikan sedikit perhatian.

"Enggak apa-apa, Pa, Khaibar hanya kelilipan, pasti Khaibar akan bersungguh-sungguh, dan tidak akan mengecewakan Papa, tunggu dan lihat saja!" Khaibar mengucapkan kalimat itu dengan sangat tegas. Kendrick hanya mengangguk. Berusaha untuk memegang kata-kata Khaibar.

Setelah mengucapkan kata itu, Khaibar mengusap air mata yang sedikit menetes itu, ia juga membatin, untuk mencoba menyemangati dirinya sendiri, juga untuk menghilangkan nervous-nya. 'Aku harus berhasil membuat semua yang ada di ruangan ini tertegun, pokoknya wajib, kalau aku gagal bisa-bisa dipecat oleh papa. Bahkan dipecat juga menjadi menantunya, kan aku enggak mau berpisah dengan Kimberly.'

"Begitulah presentasi dari kami, kurang lebihnya seperti itu, harap ada masukan berupa kritik dan saran," ucap pihak perusahaan lain dengan bangganya karena sudah menyelesaikan presentasi dengan matang dan membuat semua orang tertegun. Khaibar hanya menelan salivanya dengan susah payah. Kali ini dia benar-benar takut. Yang ternyata lawannya bukan orang sembarangan. Melainkan campuran dari luar negeri dan ada yang blasteran turunan luar negeri- Indonesia.

Semua orang saling bertanya dan memberikan kritik dan sarannya, pihak perusahan J itu benar-benar sangat memuaskan dan semua bertepuk tangan kepada mereka dengan sangat riuh.

Beberapa menit kemudian. Lalu giliran Khaibar untuk mempresentasikan apa yang sudah ia buat. Tapi sebelum Khaibar mempresentasikannya dia melirik ke arah papa Kendrick terlebih dahulu. Papa Kendrick hanya mengangkat kedua alisnya dan dimainkannya. Tangannya mengepal di atas meja ditinggikan sedikit agar Khaibar dapat melihatnya. Sebagai tanda penyemangat untuk Khaibar. Khaibar sedikit lega ketika papa Kendrick ternyata perhatian kepadanya, meskipun wajahnya selalu datar, tapi Khaibar sebenarnya tau kalau papa Kendrick adalah seorang yang penyayang. Hanya saja kesombongannya yang membuat dia lupa akan daratan.

Khaibar pun memulai presentasinya dengan berdehem terlebih dahulu seraya menghela nafas panjangnya. Tangannya diarahkan ke layar touchscreen laptop Kimberly yang ia bawa. Menyentuh touchscreen itu dan mencari file yang ada di dalamnya yang sudah Khaibar simpan kemarin di dalam laptop. Remote proyektor juga ditekan setelah sudah menemukan file itu dan muncullah power point yang sudah ia buat.

Dengan lincah Khaibar menjelaskannya tanpa keraguan sedikit pun. Menggerakkan tangannya dengan leluasa. Suaranya sangat lantang. Tubuhnya sangat oke dan terlihat sangat tampan, membuat cewek-cewek yang juga ikut meeting sebagian terpana oleh ketampanannya.

Malahan semua saling berbisik memperbincangkan Khaibar. Bukan memperbincangkan tentang presentasinya, tapi tentang proporsional tubuhnya dan ketampanannya, saling bertaruh untuk memperebutkan Khaibar, tanpa perduli dan masa bodoh dengan Khaibar yang sudah menikah.

Kendrick yang sesekali mendengar bisikan mereka, ia pun berdehem dengan keras agar mereka menghentikan menggosip di ruang meeting. Matanya melotot dengan ganas, membuat semua yang sedari bersemangat untuk menggosip nyalinya menciut dan mereka pun akhirnya fokus dengan presentasi Khaibar saja.

"Emmmm bagaimana? Apa ada yang dipertanyakan? Kritik dan sarannya langsung saja dibuka," ucap Khaibar yang sudah selesai menjelaskannya. Kendrick tersenyum ke arah Khaibar dan mengangkat jari jempolnya. Khaibar senang dan dia mengedipkan matanya, merasa puas karena mendapatkan pujian dari mertuanya.

'Jadi ... Papa puas? Horeeee aku sangat senang. Kimberly yang mendengarnya juga pasti senang, dan aku pasti akan diberi hadiah malam panjang lagi, yeee haha senangnya hati ini.' Batin Khaibar. Sejenak dia melamun lalu sedikit tersentak mendengar suara orang-orang memberikan masukan kepadanya. Ia pun mencatat semua masukan itu di laptop dan menjelaskan apa yang tidak dimengerti oleh mereka.

Hingga waktu meeting habis. Dan Khaibar lalu menyudahi presentasinya. "Sekian presentasi dari saya, kurang lebihnya saya minta maaf," ucap Khaibar tanpa mengucap salam. Ia tahu kalau di ruang meeting bermacam-macam orang luar negeri. Jadi banyak yang non muslim, Khaibar hanya bisa mengucapkan salam di dalam hati saja.

Mereka yang sangat puas bertepuk tangan dan mengangkat jari jempolnya. Menepuk bahu Khaibar dengan bergantian dan memuji Khaibar juga papa Kendrick dengan senyuman yang sangat lebar.

"Congrats, you are amazing," ucap lelaki paruh baya yang kepalanya botak dan berwarga negara Amerika. Tangannya menjabat Khaibar dan menaikturunkannya dengan lembut, Khaibar tersenyum dan mengangguk. "Thank you, you are the best too, happy to work with you," lalu lelaki itu melepaskan tangan Khaibar dengan ikut mengangguk-angguk dan bergantian menjabat tangan Kendrick.

"Who is he Mr.Kendrick? he's really very smart, it's not in vain that we work together," tanya lelaki itu yang terus memuji Khaibar. Kendrick hanya tersenyum. Dia tak menjawab ucapan lelaki itu, karena menurutnya dia tak pantas menjawab itu, dia takut kalau Khaibar tak selamanya jadi menantunya jadi akan selalu dirahasiakan oleh Kendrick terhadap orang-orang penting, agar tak terdengar hingga ke mancanegara.

Kendrick malah mengajak mereka pergi dan merangkulnya. Hanya pemuda botak itu yang sangat crewet dan terus bertanya, tak bisa mengucapkan bahasa Indonesia, sedangkan yang lainnya meskipun dari luar negeri, tapi bisa mengucapkan bahasa Indonesia, jadi mereka paham betul kalau misal ada yang bergosip dan mereka mendengarnya.

Maka-nya Kendrick terus mewanti-wanti karyawan-karyawannya sebelum meeting dilaksanakan jauh hari. Agar tak ada yang menggosip, kalau sampai ada satu saja yang menggosip, dia tidak akan segan-segan memecatnya, bahkan akan membasmi dan menghancurkan siapa saja yang melawannya. Di ruang meeting saling berbisik tadi saja dia sudah sedikit kesal, apalagi bergosip yang tidak-tidak, bisa-bisa dikuliti oleh Kendrick.

Khaibar juga ikut mengikuti langkah mertuanya. Dia bingung harus berbuat apa di kantor yang menurutnya baru, jadi dia hanya mengekor saja layaknya anak ayam yang terus bersama induknya.

"Apa maksud, Papa tadi? Kenapa aku tak diperkenalkan di depan orang penting tadi, malahan Papa mengalihkan pembicaraan dengan mengajak mereka keluar, apa Papa masih belum ikhlas Kimberly bersamaku? Entahlah, hmmmm," lirih Khaibar dengan menatap sedih punggung papa Kendrick.