Chereads / Suami Pungutan Mama / Chapter 54 - Khaibar VS Papa Kendrick

Chapter 54 - Khaibar VS Papa Kendrick

Kini mereka semua sudah berada di ruang makan dan saling berhadap-hadapan. Mereka saling menyendok makanan dan melahap makanannya. Makanan itu sudah tersedia di atas piring masing-masing satu porsi karena Kimberly yang membagikannya, mereka makan dengan keheningan dan tanpa membuat suara sedikit pun. Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring. Karena memang kalau sedang makan mereka sudah membuat kesepakatan dari dahulu kalau sedang makan tidak boleh saling mengobrol. Selain tidak sopan, itu juga kadang membuat tersedak dan menyakitkan, tidak baik juga untuk kesehatan.

Sesekali Kimberly hanya berdehem, merasa serak dengan makanan yang terasa menyangkut di tenggorokan. Khaibar pun langsung mengambilkan air putih yang ada di dalam teko dan menuangkannya ke dalam gelas dengan cepat. Lalu menyodorkan ke arah Kimberly. Kimberly tersenyum dan menerima gelas itu hingga meneguk habis airnya.

"Terima kasih, Khai." Khaibar hanya mengangguk setelah Kimberly mengucapkan ucapan itu. Ia masih sibuk mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya. Makanya dia tidak membalas ucapan Kimberly sedikit pun.

Biasanya mereka malah makan bersama pada malam hari, tapi sekarang sudah dirubah menjadi sore hari, karena mengimbangi Kimberly yang tengah hamil saat ini, yang sangat suka makan dan lebih awal kali ini untuk makan. Jadi semuanya memaklumi tentang Kimberly dan merubah peraturan yang lama menjadi peraturan yang baru.

Sampai waktu pun berakhir dalam 30 menit, mereka pun akhirnya menyelesaikan makanannya masing-masing, karena bagi keluarga Kendrick waktu 30 menit itu sudah cukup untuk makan, tidak baik kalau melampaui dari batas waktu itu. Memang terdengar seperti peraturan aneh dalam keluarga Kendrick, tapi semua dalam keluarga itu sangat segan dan konsisten terhadap peraturan itu, karena waktu adalah uang, uang yang akan membuat orang yang suka menghina dibungkamnya. Jadi tidak boleh menyia-nyiakan waktu, begitulah peraturan dan dibuat sedemikian rupa oleh papa Kendrick selaku generasi baru, setelah generasi pertama sudah meninggal dan peraturan lama pun sudah tak berlaku lagi.

Setelah semuanya selesai menyeka bibirnya. Kendrick pun menaruh dagu di kedua tangannya sambil menatapi Khaibar dan siap untuk mengobrol kepada menantunya itu. Khaibar yang ditatap seperti itu rasanya sangat gugup, tapi langsung dibuat biasa saja olehnya, ia tersenyum canggung dan berdehem keras. Berpura-pura seperti tersedak, tangannya langsung meraih air putih yang ada di dalam gelas lalu meneguhnya sampai setengah.

"Khai, sudah selesai kamu makan dan minumnya?" Mendengar itu Khaibar langsung menaruh gelas yang sedari tadi dipegangnya. Ia siap untuk membalas ucapan papa Kendrick dengan mengetuk-ketukkan jari jemarinya agar tidak gugup.

"Sudah, Pa, Papa mau mengobrol dengan Khaibar? Atau apa dengan Kim? Lanjutkan saja, Pa! Kami akan menjawab semua pertanyaan, Papa." Ucapan Khaibar itu membuat Kendrick menganggukkan kepalanya, hatinya sedikit senang dan luluh dengan Khaibar yang sudah berubah sedikit tegas dan berani kepadanya, tak seperti dahulu yang sangat payah bagaikan anak perempuan saja.

Kendrick mencoba memulai pertanyaannya dengan berdehem terlebih dahulu. Tanpa berbasa-basi dia langsung membuka suaranya.

"Besok apa kamu sudah siap?" tanya Kendrick dengan nada yang datar. Dia tak suka berbasa-basi atau berbicara sok manis. Khaibar hanya diam, dia mencerna maksud papa Kendrick. Pasalnya dia agak tidak paham maksud papa Kendrick. Dalam pikirannya apa iya papa Kendrick bertanya tentang kesiapan ke kantor besok, atau bertanya tentang lainnya? Takutnya Khaibar salah menebak dan dia semakin malu.

Kimberly yang melihat Khaibar hanya diam dan menatap pandangan kosong ke sembarang arah, dia pun menginjak kaki Khaibar yang ada di bawah meja dengan sangat keras. Lalu terdengarlah bunyi Khaibar yang berteriak kesakitan.

"Aaaaaa sakit." Khaibar memandangi Kimberly, dia melotot dan menggeram kesal, tapi Kimberly tak perduli, matanya juga ikut melotot dan menggigit bibir bawahnya, sehingga terlihat wajah ia yang menggemaskan. Kimberly seperti itu memberi kode agar Khaibar segera menjawab ucapan papanya. Dagunya diangkat menunjuk ke arah papanya. Khaibar akhirnya paham dan langsung membalas papa Kendrick.

"Ehhh iya, Pa, Khaibar siap! Besok Khaibar masuk sangat pagi-pagi sekali." Mendengar itu Kimberly langsung membatin seraya menggelengkan kepalanya.

'Khaibar ini bagaimana, kenapa dia sering oon ya kalau menghadapi papa, padahal tadi dia menyerahkan flashdisk kan ya tentang kerja, masak menjawab begitu saja berfikir keras, memang dia kira papa bertanya apa lagi selain kerjaan, dan juga maksudnya berangkat pagi-pagi apa coba? Apa dia mau menjadi cleaning service, hmmm benar-benar ingin aku jitak agar kepolosannya tak membawa kepada kebodohan, hais!'

Keysa hanya tersenyum tipis mendengar ucapan menantunya itu, sementara Kendrick tetap dengan wajah datarnya. Malah ia bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan anak dan menantunya. Keysa lalu berceloteh sebelum ia pergi menyusul suaminya.

"Khaibar besok bekerja? Jangan lupa yang serius, jangan mengecewakan, Papa, kalau sampai kamu mengecewakan, kamu akan digantungnya, ingat itu! Oke Khai," ucap Keysa dengan sedikit menakutinya. Memang Keysa selalu seperti itu lidahnya sangat tajam, sama halnya dengan Kimberly waktu itu, tapi sekarang berbeda karena cintanya kepada Khaibar merubah segalanya.

Kimberly hanya menggeram, merasa Keysa sangat keterlaluan, bukannya menasehi malah menakutinya. Kimberly pun bertindak dengan bangkit berdiri dan mendekat ke arah mamanya. Ia pun berbisik kepada Keysa. "Ma, sudahlah jangan seperti itu, malah nyali Khaibar menciut tahu? Sudah Mama pergi saja sana! Temani Papa sana bikin adik, cih," usir Kimberly dengan mendorong mama Keysa. Keysa hanya melirik sebal kepada Kimberly. Ia pun kini benar-benar pergi, berlari mengejar papa Kendrick.

Dan sekarang hanya ada Khaibar dan Kimberly di ruang makanan itu. Khaibar meraih sekeranjang buah-buahan dan mengambil jeruk di dalamnya, lalu mengupasnya dan menyodorkan ke arah Kimberly. Menurut Khaibar itu adalah pencuci mulut dan penutup makanan yang berminyak tadi, apalagi buah bagus untuk orang hamil.

"Kenapa memberiku buah? Apa membuat pikiranmu tak tenang, Khai tentang besok? Jadi kamu menyogokku buah?" tuduh Kimberly dengan mata yang dimicingkan. Khaibar sampai tersedak karena ucapan Kimberly yang sangat menyepelekan dia itu. Padahal niat Khaibar untuk memberi nutrisi kepada Kimberly agar kehamilannya mendapat nutrisi terbaik, malah Kimberly menuduhnya seperti itu.

"Aku biasa saja kok, sudah jangan berfikiran yang tidak-tidak tentang aku, aku hanya berniat memberikan perhatian kepadamu agar anak yang dikandungmu sehat, tenang saja aku pasti akan bisa menjinakkan papa Kendrick, kamu jangan khawatir tentangku, aku kan cowok, Kim." Kali ini ucapan Khaibar itu membuat Kimberly tersentuh. Karena perhatiannya yang ternyata begitu besar itu. Keduanya pun saling berpelukan dan saling menyuapi buah yang sudah dikupas dan dipotong oleh Khaibar. Terlihat sangat romantis hingga para pembantu yang melihatnya merasa terpukau dan tersenyum senang.