"Khaibar? Kanha?" panggil kakek Kusumo dengan nada yang sangat tegas, tapi agak sedikit meninggi, suaranya itu seperti biasa, suara khas orang tua, serak dan sendu, tapi sungguh merdu bagi orang-orang yang mendengarnya. Kini jari-jemari kakek Kusumo sudah mengetuk-ketuk di jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, sembari alisnya dinaikturunkan. Itu artinya beliau tidak main-main dan B
Beliau pun melanjutkan kata-katanya kembali.
"Jelaskan!" Ucapan kakek itu hanya sepatah kata saja, tapi terdengar dingin dan membeku, bagaimana tidak? Wajah kakek yang biasanya kadang tersenyum kepada kedua cucunya itu. Namun, sekarang datar dan menatap mereka dengan tajam. Sedangkan Kimberly dan nenek hanya ikut bersedekap, mereka juga menunggu jawaban dari keduanya. Bahkan nenek Khamidah hanya memberi isyarat kepada Khaibar dan Kanha supaya menyerah saja kepada kakeknya, dan cepat mengaku saja, agar semuanya tidak berlarut-larut.