Kakek Kusumo yang mendengarkan itu, ia menimang-nimang perkataan eyang Anderson dengan menaikturunkan alisnya, seperti agak ragu terhadapnya, jadinya kakek Kusumo harus banyak berfikir agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan. Tangannya yang sedari tadi dilipatkan ke dada, sekarang dialihkan ke atas meja dan jari-jemarinya diketuk-ketuk dengan ritme pelan. Meskipun pelan, tapi terdengar keras dan nyaring bunyinya. Itu membuat keluarga Anderson menelan salivanya dengan susah payah, takut tak dimaafkan oleh kakek Kusumo.
"Emmm apa jaminannya kalau aku bahkan Kanha bisa memafkan kalian? Coba jelaskan!" Ucapan kakek Kusumo benar-benar menggantung dan selalu serius, seperti tak rela memaafkan mereka, maka-nya beliau bertele-tele seperti itu.