"Kanha! Tunggu penjelasan, Kakak. Aaaaa." Khaibar rasanya sungguh bingung, pikirannya kalut dan mengacak rambutnya dengan kasar, dia benar-benar sungguh frustasi, semua bukti mengarahkan kepadanya, jadi bagaimana dia harus bisa menyangkalnya, karena satu-satunya saksi yaitu mama Kirana kini sudah meninggal, jadi dia tidak bisa bertanya kepada beliau, coba kalau mamanya itu meninggal setelah menjelaskan semuanya, pastinya akan sangat mudah dan tak membuat salah paham.
Khaibar juga berandai coba dia punya ilmu membelah raga dan sukma, pastinya sukmanya bisa mendatangi mamanya itu dan bertanya kepadanya, semua itu hanya bisa berandai dan membuat Khaibar menangis sekarang.
Ia berlari ke arah Kanha dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata, berharap bisa menyusul Kanha. Namun, Kanha yang benar-benar sudah membencinya, sudah tak perduli lagi dengan Khaibar, malahan kini Kanha langsung mengemudikan mobilnya dengan cepat ketika sudah memasukkan jasad mamanya itu ke dalam mobilnya.