Khaibar kini sudah berada di dalam kamarnya. Ia mondar-mandir tak tentu arah. Memikirkan bagaimana caranya untuk menangkap omnya itu, bagaimana cara dia untuk menjebaknya agar keluar dari lubang persembunyian. Padahal seharusnya dia tenang dan tak gelisah saat ini, karena sekarang sudah malam dan waktunya untuk malam pertama, tapi mengingat kakeknya yang hampir saja terkena syok jantung gara-gara kaburnya omnya itu, dia sungguh sedih dan tak ingin sesuatu terjadi kepada kakeknya. Jadi, dia harus bergegas secepat mungkin agar omnya itu tak sampai menyentuh keluarganya sedikit pun.
Kimberly yang melihat itu juga ikut bersedih, tapi kepalanya digelengkan pelan. Ia yang sehabis mandi dan masih melilitkan handuk di pinggangnya, mendekat ke arah Khaibar yang belum mandi juga. Suaranya dibuat selembut mungkin agar bisa menenangkan Khaibar.