'Sial. Aku kira Mama mertua biasa saja sama Khaibar, dan akan berubah setelah aku memberi bumbu kesalahan kepada Khaibar, tapi ternyata Mama juga sangat menyayanginya, aku jadi semakin membencinya, bahkan kebencianku semakin menjadi-jadi, tak akan pernah padam selama status Kanha masih di bawah dia, benar-benar kurang ajar si Karto itu, bahkan anaknya sendiri kalah dengan anak bersama wanita sialan itu, cihhh. Sudah mati masih mengganggu ketenangan dengan hartanya yang dibagi dengan tidak adilnya itu, kenapa tidak dari dulu saja aku ambil seluruh hartanya, karena aku mengira sudah mati beneran anak wanita sialan itu, bodohnya aku, tak berfikir sejauh itu dulu.' Batin mama Kirana. Kedua tangannya mengepal erat dengan gigi yang digemerutukkan, tapi tak tampak kekesalannya karena ditahannya. Dia pun langsung duduk di kursi tunggu tanpa menunggu semuanya duduk terlebih dahulu.