"Kakeeeeek," teriakan khaibar semakin pecah saat tak mendengar suara detak jantung sang kakek. Pikirannya melayang-layang di udara, membayangkan hal-hal yang terjadi secara tidak-tidak nanti. Ia pun bangkit dengan membopong kakeknya, sementara Kimberly sudah sibuk menelepon ambulance agar cepat datang dan menolong kakek.
Kanha yang juga sama khawatirnya, ia tak perduli dengan apa yang akan terjadi kepada om yang amat dia sayangi, baginya kesalahan omnya sangat fatal, hingga Kanha hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar, bersamaan dengan helaan nafas panjangnya, sungguh tak terima dengan logika kejadian seperti ini. Ia beraharap semua ini hanyalah mimpi, tapi apalah daya kalau ternyata semua ini adalah nyata.
Tangannya pun menggertak, mengusir ke arah semua bodyguard yang sudah mencekal erat dan memborgol tangan omnya itu, bersiap untuk membawa pergi Kasto dan biarlah mereka yang mengurus omnya. Mereka pun lalu membawa Kasto pergi setelah mendapat anggukan dari Kanha.