"Aaaaaa tidaaaak, jangaaaan, stooooop! Aku mohoooon!" teriak Kimberly dengan ketakutannya. Matanya terpejam karena tak mampu untuk melihati Khaibar yang akan tertindas oleh truk dengan sangat tragis seperti itu, bayangannya terus menari-nari di kepalanya, ia terus menangis dan menjerit dengan sangat kencang. "Tidaaaak, tolooooong, siapa pun tolooooong pacarkuuu, aku mohoooon, please!"
Kimberly sangat tau kalau semua itu pastinya rencana dari sang pembunuh yang terus mengechatnya dengan berbagai ancaman itu. Bahkan dalam hatinya terus mengumpat agar sang pembunuh segera terkena adzab kesambar petir atau mati tercebur selokan, sangat berharap seperti itu agar segera musnah dari muka bumi ini, tak perduli dia konglomerat atau tidak yang penting dirinya dan Khaibar sudah tak ada lagi yang mengganggu, tentram dan damai seperti dulu.