Ciuman masih terus berlanjut hingga waktu yang lama dan semakin memanas. Tangan Khaibar sudah bergerilya, menyentuh leher Kimberly dan mengusapnya lembut, terus merambat ke arah gunung Kimberly yang sebelah kanan bergantian dengan gunung sebelah kiri dan terus meremasnya sembari bibirnya turun ke leher dan menyesapnya, suara Kimberly berubah menjadi pekikan merdu dan menggairahkan. Khaibar yang sangat tak tahan, ingin rasanya melahap semua tubuh Kimberly tanpa jeda sedikit pun dan tanpa sisa. Namun, teringat dia yang belum menikah kembali membuat Khaibar langsung melepaskan semuanya. Memundurkan langkahnya sedikit dengan rambut yang diacaknya.