Memasuki halaman gedung yang sangat luas, Anna semakin mempercepat langkahnya, mengikuti orang-orang memasuki gedung tinggi itu. Ia tidak menyadari bahwa beberapa pasang mata sesekali melirik ke arahnya dan memperhatikannya dengan sangat jelas.
Mungkin karena saat ini, hanya dirinya seorang yang mengenaikan pakaian standar hitam putih, dan nampak sangat mencolok.
Mendekati pintu masuk, Anna berusaha serileks mungkin dan melangkah dengan santai.
"Hei kau.." tiba-tiba suara seseorang wanita mencapai pendengaran Anna.
"Apa kau tidak punya telinga? Hei anak baru."
Merasa seseorang sedang mengajaknya bicara, Anna menoleh kiri kanan mencari asal suara.
"Aku disini."
"Anda mengajak saya bicara?"
"Memangnya siapa lagi anak baru di sini?"
"Apa ada yang bisa saya bantu?" segera Anna mendekat pada wanita bertubuh tinggi itu. 'Clarissa', begitu nama yang tertulis pada nametag yang tergantung di dadanya.
"Aku melupakan sesuatu dirumahku, bisa kamu bantu ambilkan?"
"Eh? Ta-tapi…"
"Aku memiliki pekerjaan yang harus di selesaikan sekarang, dan tidak memiliki waktu yang cukup jika aku harus kembali mengambilnya," potong Clarissa cepat sembari menyodorkan sebuah kertas bertuliskan alamat rumahnya kepada Anna.
"Ma-maaf, tapi ini adalah hari pertama saya …."
"Sudah, jangan menolak. Berkas itu sangat penting, dan aku tidak memiliki orang lain yang bisa aku suruh, kau mengertilah," ucap Clarissa lagi memotong ucapan Anna sembari melirik jam di pergelangan tangannya.
"Ah iya, kau bekerja di bagian apa?"
"A-aku di bagian kebersihan, Nona."
"Oh hanya Cleaning service? Ya sudah, kamu cepatlah. Ah iya siapa namamu?"
"Anna."
"Oke, baiklah Anna. Aku mempercayakan ini padamu. Kamu cepatlah, sebentar lagi Pemimpin akan datang. Kau bisa mencariku nanti di lantai lima."
"Ah iya, aku akan menyampaikan hal ini kepada bosmu," ucap Clarissa lagi kemudian berlalu meninggalkan seorang Anna yang berdiri linglung.
Melirik alamat yang diberikan wanita itu, helaan napas kasar terdengar lolos dari bibirnya, dari posisinya sekarang ke rumah wanita itu, membutuhkan waktu setidaknya dua puluh menit, itupun jika tidak macet.
Ia sendiri tidak pernah menduga akan mengalami hal seperti ini di hari pertamanya bekerja.
Dengan langkah bingung disertai ekspresi linglung, Anna berbalik. Menuju ke alamat wanita bernama Clarissa itu.
Setidaknya wanita itu akan menyampaikan hal ini kepada bosnya, jadi ia tidak perlu terlalu khawatir.
Ternyata melalui perjalanan tidak sesingkat perkiraannya. Bus yang ditumpanginya berhenti beberapa menit di perjalanan karena terjadi sebuah kecelakan yang melibatkan dua mobil dan beberapa pengendara bermotor. Akhirnya bus itu memutar arah dan mencari jalur lain yang bisa dilewati.
Butuh waktu kurang lebih satu jam, Anna baru sampai di tempat yang dituju. Beruntung ada maid di rumah itu, jadi ia bisa dengan mudah memasuki rumah dan mencari berkas yang dimaksud wanita yang ia ketahui namanya adalah Clarissa.
Setelah menemukannya, ia segera bergegas meninggalkan rumah itu dengan menggunakan taksi, tentu saja memakai uang pribadinya sendiri, itu adalah uang makan dan juga uang sewa busnya untuk pulang. Berpikir bahwa Clarissa akan mengembalikan uangnya karena ia telah membantu wanita itu, jadi ia tidak segan-segan menggunakannya.
Hanya berselang beberapa menit kemudian, ia sudah sampai di kantor, dan segera menuju ke lantai lima seperti yang dikatakan oleh wanita itu sebelumnya.
Saat ini waktu sudah memasuki pukul Sembilan lewat beberapa menit, keluar dari lift ia menginjakkan kaki di lantai lima.
"Kenapa lama sekali?"
"Tadi ada kecelakaan sehingga jalanan macet," jawab Anna.
"Baiklah, sini. Kemarikan itu," ucap Clarissa sembari mengambil berkas yang ada di tangan Anna.
Hanya saja ketika Clarissa berada dalam jarak sedekat itu, Anna bisa mencium aroma alkohol yang samar dari mulutnya.
"Sekarang kamu bantu aku lagi," ucap Clarissa meletakkan berkas di tangannya ke atas meja kerjanya yang nampak sangat berantakan.
"Ta-tapi…"
"Kamu adalah Cleaning service di sini, bukan? Kamu masuklah dan bereskan ruangan di dalam sebelum Pemimpin datang," ucap Clarissa lagi sembari menunjuk ruangan yang ada di belakang Anna.
"Ini sudah tugasmu, sekarang masuklah," sambungnya lagi mendorong tubuh Anna, tak pernah sekalipun Clarissa membiarkan Anna menyelesaikan ucapannya.
"Ah iya, hanya bersihkan ruangannya, dan jangan menyentuh apapun yang berada di atas meja," ucapnya lagi membuka pintu ruangan itu sembari mendorong Anna masuk dan menutup pintunya dari luar. Langkahnya sedikit terhuyung, ini akibat terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol semalam bersama kekasihnya. Akhirnya, ia tidak menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan semalam, bangun kesiangan dan bahkan juga lupa membawa berkas yang sangat penting. Dan hal itulah yang membuatnya kelabakan seperti ini. Beruntung ia bertemu dengan cleaning service itu, setidaknya ada yang membantunya walau tidak seberapa.
Sementara di sisi lain, untuk beberapa detik Anna mematung seperti orang bodoh di tempat. Ia baru saja selesai berlomba dengan waktu, dan kini ia harus melakukan pekerjaan lain lagi. Padahal ia belum menemui bosnya hari ini.
Menarik napas dalam-dalam, ia kemudian berbalik dan memegang gagang pintu lalu membukanya.
"Ada apa?" Padahal Anna belum melangkah satu inchi pun, dan suara Clarissa sudah kembali terdengar.
"Biarkan aku ke bagian kebersihan dulu untuk mengfirmasi kehadiranku, Nona. Lalu akan kemb…" ucap Anna.
"Dia sebentar lagi akan datang, dan aku masih belum menyelesaikan ini. Tanganku hanya dua, meskipun membersihkan ruangan pemimpin adalah tugasku, tapi pengecualian untuk hari ini karena aku sangat sibuk." balas Clarissa sembari mengetukkan telunjuknya pada berkas yang ada di hadapannya.
"Sudah, tidak banyak waktu lagi, kamu masuklah," ucap Clarissa.
"Kamu bisa pergi setelah membersihkan ruangan itu."