"Awas saja kau tak bisa menyelamatkan keponakanku itu, kupastikan kepalamu akan kupenggal, Lizen!" ancam Ryujin.
Jaya menangkis tangan Ryujin.
"Apa yang kau bicarakan, hah?! Kalau yang kau maksud keponakan itu adalah Joon, dia baik-baik saja saat ini. Dia berada di seko--"
Diessh!!
Kembali Ryujin melayangkan bogemnya pada wajah tampan Jaya.
"DIA ITU BUKAN JOON, BODOH!! BERAPA KALI LAGI KAU AKAN TERTIPU, HAH? DULU ANDROID SEKARANG IBLIS KEPARAT ITU TELAH MENIPUMU! DI MANA NALURIMU SEBAGAI AYAH, HAH??!"
Ryujin tak mampu menahan amarahnya. Setelah puas menghajar Jaya ia pergi begitu saja, meninggalkan Jaya yang masih tertegun.
***
Malam harinya, Jaya mengalami mimpi buruk. Keringat dingin mengucur dari seluruh tubuhnya. Ia seolah mandi keringat. Tangannya meremas selimut. Ia terlihat mengejang beberapa kali, berusaha untuk segera terbangun. Namun, alam mimpi itu seolah terus menahan Jaya, sampai Jaya menyaksikan sendiri arti dari mimpinya itu.