Tok! Tok! Tok!
Pintu kamar ini diketuk dari luar. Itu pasti Gilang, batin Jaya.
Joon melihat sekeliling dan baru menyadari jika dia masih berada di rumah sahabatnya. Joon melihat ke arah dekat jendela kaca yang dindingnya masih terlihat ada retakan. Itu dinding tepat tubuhnya terlempar kemarin. Jadi, benturan yang kemarin sangat keras hingga membuat retakan di dinding rumah kokoh Joon.
Ameri menyadari ke arah mana Joon melihat. Ia tersentak dan buru-buru mengarahkan telapak tangannya di dinding yang retak itu. Dinding itu langsung utuh kembali seperti semula karena mantra dari Ameri.
"Ah ... akhirnya kau sudah sadar, Tuan Kecil!" Ameri berteriak heboh, yang sebenarnya sangat terlambat.
Joon sudah sadar sejak tadi, tapi Ameri baru menyapa. Kentara sekali jika rasa simpati itu hanya dibuat-buat. Joon membatin.