"Sampai kapan Otousan harus berdiri seperti ini, eum? Otousan juga ingin duduk, Joon!"
Takeyuki mengeluh. Sudah 30 menit ia disuruh berdiri bersandar ke dinding oleh putranya. Itu semua hanya semata-mata memenuhi keinginan Joon yang menjadikan Takeyuki sebagai model untuk ilustrasinya, tugas dari guru kesenian.
Joon meletakkan pensil dan kertasnya. Ia mengulurkan tangan ke arah Takeyuki.
Takeyuki tersenyum melihat sikap manja putranya. Ia berjalan ke arah Joon dan memeluknya. Ia menarik tubuh mungil Joon untuk duduk di pangkuannya, seperti biasa.
Dengan tubuh Joon yang kini kurus dan cebol, oke mungil maksudnya, membuat Takeyuki memperlakukan anaknya seperti anak SD bukannya sebagai remaja yang mengalami pubertas.
"Otousan?"
"Hmm?"
"Aku tidak suka tante yang bernama Mayumi itu. Sepertinya dia tertarik pada Otousan. Dan Joon tidak mau punya ibu tiri," keluh Joon. Kini ia bahkan sambil mengerucutkan bibirnya.