Zenkyo mengerjap. Gelap dan sunyi. Ia tak dapat melihat apa pun. Pergerakannya dibatasi. Dingin yang ia rasa. Mulutnya tak bisa bergerak.
Sesaat kemudian, ada cahaya lilin yang berpendar lemah mendekat ke arahnya. Semakin lama semakin dekat. Dalam samar, Zenkyo dapat melihat bayangan yang membawa lilin itu. Aroma ini ia kenal. Aroma yang selama ini berada di sisinya.
"Kau sudah sadar, eum?" ucap sosok itu. Ia duduk tak jauh dari Zenkyo berada.
"Hmmphh ... hmpphhh!"
Suara Zenkyo tertahan. Mulutnya dibekap selotip hitam.
Sosok tadi bangkit. Ia mendekatkan lilin tepat di pipi Zenkyo. Meniup pelan cuping telinga milik wanita bermata hitam kecoklatan itu.
"Hmmpphh!! Hhmmpphh!!" jerit Zenkyo tertahan. Ia meronta. Pergerakannya terbelenggu. Ia merasakan tangan dan kakinya terikat kuat oleh tali-tali yang Zenkyo perkirakan itu adalah kabel.