"U-untuk apa darahku itu, Mir? Ka-kau tidak berniat jahat, 'kan?" tanya Joon, terbata. Saking syoknya melihat darahnya mengucur, Joon sampai tergagap saat ini.
Setelah mengambil darah Joon sekitar 10 ml, Miryu menutup botol kecil itu. Ia menyimpannya kembali di balik jubahnya.
"Ka-kau! Apa kau punya dendam kesumat padaku, Mir? Kenapa melukai tanganku seperti itu, huh?!" bentak Joon, kesal. Benar 'kan apa yang dipikirkannya di awal tadi. Miryu itu tidak mengajak Joon berpetualang dengan sia-sia. Miryu memang membutuhkan darah Joon dalam petualangan kali ini. Makanya, Joon diajak hingga ke Dunia Bawah ini.
"Aku mengambil darahmu hanya beberapa mili, Joon. Kau tidak akan mati dengan kehilangan beberapa mili darah, Bodoh!" sungut Miryu, kesal.
"Tetap saja! Ini sakit, Mir!" gerutu Joon sambil meniupi telapak tangan kirinya.
Miryu menyobek sedikit ujung baju yang dipakai Joon. Setelah itu, ia gunakan sobekan kain itu untuk membebat luka yang berada di telapak tangan Joon.