Chirp! Chirp! Chirp!
Suara merdu burung di pagi ini membangunkan Joon dari tidur lelapnya. Sangat lelap hingga dokter memvonis dia koma selama ini.
"Joon! Joon-chan! Bangun, woy! Kau sudah tidur puluhan tahun, masak belum mau bangun juga?!"
Joon mengerjapkan matanya, samar-samar ia melihat tiga malaikat tampan mengelilinginya. Apa ia sudah berada di surga?
"Siapa kalian, ngg?" lenguh Joon.
"Aku siapa? Ini di mana?" lanjut Joon sambil menekan kepalanya.
Ketiga lelaki yang mengelilingi terlonjak, namun tidak dengan lelaki berambut gondrong dengan kumis tipis di bawah hidungnya.
Ia malah menjitak Joon dengan kejamnya. Ya, dia adalah Jaya.
"Si kunyuk ini amnesia, Tek. Jadi, kita tinggalin saja dia di sini!" ucap Jaya santai yang ditanggapi oleh Takeyuki dengan raut muka paniknya. Takeyuki yang sungguh naif.
"Kalau di drama yang kutonton, biasanya orang yang amnesia itu dipukul kepalanya agar ingat, Jay." Kenichi menyeringai, sudah ada vas bunga di tangannya.