"Jay! Sepertinya Joon sudah menurun penyakit kejiwaan dariku. Bagaimana ini, Jay? Apa kita perlu memasukkan dia ke lembaga rehabilitasi?" ucap Takeyuki panik.
Jaya yang baru saja naik ke lantai dua, tentu saja tidak mengetahui apa yang tengah diucapkan orang Jepang itu.
"Memang kenapa dengan Joon?"
"Joon terdengar aneh, Jay. Aku sudah berdiri dari beberapa puluh menit yang lalu di depan kamar Joon. Joon berteriak seperti orang kesetanan. Detik berikutnya, ia tertawa. Lalu beberapa menit kemudian, Joon menangis meraung, Jay." Takeyuki bercerita.
"Oh ...." Jaya hanya ber-oh ria, tanpa mempedulikan Takeyuki yang tengah dilanda kepanikan.
"Kenapa hanya seperti respons-mu, Jay? Kau tidak khawatir Joon mengalami gangguan kejiwaan atau apa gitu?" Takeyuki mengungkapkan apa yang berada di benaknya. Ia benar-benar takut saat ini. Tapi, setahunya penyakit kejiwaan itu jarang sekali ada yang diturunkan ke anak. Ah, mungkin saja ada, tapi sangat jarang terjadi.