Tito datang tiba-tiba, dan bahkan Keluarga Talumepa tidak tahu sampai keesokan harinya.
"Kamu datang tadi malam? Kenapa kamu tidak bilang pada kami?" Pak Tono senang ketika dia melihat Tito.
"Winona sedang sibuk, jadi aku tidak ingin mengganggu secara tiba-tiba." Tito berbicara, lalu menoleh untuk melihat ke sisi lain, "Nenek."
"Aku senang bisa bertemu denganmu, memang agak telat, tapi ambil amplop merah ini." Ratih adalah orang yang sangat baik, terutama pada calon suami cucunya. Namun, melihat penampilan Tito ini, dia merasa agak kaget, "Kamu terlalu kurus, nak."
Pak Tono terbatuk, dan terus mengedipkan mata pada Pak Darmawan untuk membantu Tito menjawab. Pak Darmawan tidak pernah bergerak. Memangnya apa yang bisa dibantu? Pak Tono menjadi marah, jadi dia hanya menendangnya di betis sementara Tito tidak memperhatikan. Dia mengambil tongkat dan terus memukul kaki anaknya, tapi tidak ada respon.
