"Kamu aneh," gumam Nadila ketika bibirnya terlepas.
"Kamu ada apa? Apa mau bilang sesuatu sama aku?" tanya Rivan yang merasa Nadila juga ada hal aneh.
Nadila mengangguk.
"Aku hamil!"
Rivan diam untuk sesaat. Dia masih berusaha untuk mencerna kalimat apa yang baru saja dikatakan oleh Nadila barusan.
"Kamu—hamil?" tanya Rivan tak percaya.
Terakhir dan pertama kali dia melakukannya adalah ketika tidur di rumah mertuanya waktu itu. dan kini Nadila mengatakan jika saat ini ia tengah hamil.
Kabar bahagia datang setelah Rivan mengalami kejadian buruk. Rivan bukannya tidak senang, hanya saja dia malah merasa bersalah pada Nadila.
"Kamu gak suka kalau aku hamil ya?" tanya Nadila. Dia bertanya seperti itu ketika Rivan tak memberikan reaksi yang seperti ada dalam bayangannya.
"Maaf, bukan begitu. Aku merasa bersalah sama kamu, karena ini," kata Rivan. "Kamu hamil dan aku malahan pulang pagi begini," kata Rivan menyesal.
"Aku tau pekerjaan kamu, jadi—jangan bilang begitu."