"Ah aku ngantuk," gumam Nadila sambil menguap. Sejak tadi dia sudah merasa bosan berada di bukan dunianya. Rasanya dia mau pulang saja terus rebahan di kasur empuknya daripada melihat pemandangan absurd yang ada di depannya.
Nadila sempat terbesit bayangan kalau kedua orang yang sedang bermain masak-masakan itu adalah Rivan dan anaknya nanti. Namun sesaat kemudian Nadila menggelengkan kepalanya.
"Bayangin apa sih," gumam Nadila. Dia kemudian membuka ponselnya. Rivan tampaknya masih sibuk. Tak ada pesan apapun dari lelaki itu sejak dia sampai di kantor.
Nadila merasa kalau suaminya itu sudah ada di tempat kerja pasti sudah tenggelam dalam dunianya.
Sama seperti waktu itu, ketika Nadila mengenal Rivan. Dia melihat lelaki itu tidak pernah tidak serius dalam bekerja. Bahkan dia jarang untuk membuka ponselnya. Mungkin hal itulah yang dulu membuat Evi merasa kehilangan lelaki itu.
Sama seperti yang Nadila rasakan saat ini. Kesepian jika Rivan sudah berada di kantor.