Akhirnya sudah selesai semua. Dan kini tinggal Nadila menunggu hari H mereka menikah nanti. Hanya menghitung waktu. Rasanya Nadila masih tak percaya jika dia akan menjadi istri lelaki yang tak ia cintai.
Namun hal lain yang membuatnya lebih bersedih lagi adalah ketika dia harus menerima kenyataan jika Hiro tak akan bisa datang ke pernikahannya nanti.
"Bang Hiro gak bisa datang," gumam Nadila. Ia menatap langit-langit kamarnya. "Tapi kalo datang pasti sedih juga, kan?" Nadila lantas memejamkan matanya rapat-rapat. Mencoba menahan air mata yang sudah terkumpul dalam kelopak matanya.
"Kalau aja papa gak nikah sama mama, pasti—ah pasti aku gak bisa ketemu sama bang Hiro."
Nadila tersenyum getir. Sudah lebih dari satu dasawarsa dia bersama dengan lelaki itu dan kini sudah saatnya dia berpisah.
Andai dia tidak menyimpan perasaan itu untuk kakaknya mungkin semuanya tidak akan menjadi seperti ini.
Nadila menutupi wajahnya dengan tangannya. Rasanya ia masih tak percaya.
TOK TOK TOK